TEMPO.CO, Kuala Lumpur - Malaysia mengharamkan komik Ultraman, buku cerita bergambar soal kepahlawanan Jepang. Sebabnya, bacaan anak-anak ini menggunakan kata "Allah" dalam mendeskripsikan ceritanya.
Kementerian Dalam Negeri Malaysia dalam sebuah pernyataan, Jumat, 7 Maret 2014, mengatakan, Ultraman: The Ultra Power berisi beragam unsur yang dapat mengganggu keamanan publik dan moral masyarakat.
"Ultraman diidolakan anak-anak. Mereka menyamakan tokoh Ultraman King dengan Allah sehingga dapat membingungkan anak-anak muslim serta merusak keimanan mereka," bunyi pernyataan pemerintah seperti dikutip kantor berita Associated Press.
Allah dalam bahasa Arab artinya Tuhan. Umumnya, digunakan dalam bahasa Melayu untuk menyebut Tuhan. "Allah tidak bisa digunakan oleh pemeluk agama lain atau Kristen. Masyarakat mungkin tahu ada perbedaan, tetapi bagi anak-anak kami hal tersebut belum dimengerti," kata Rosli Ani, juru bicara LSM Muslim yang dikenal dengan Per3, kepada kantor berita AFP sebagaimana dilansir Al Jazeera, Jumat, 7 Maret 2014.
Pemerintah Malaysia mengatakan Allah adalah eksklusif hanya untuk umat muslim sebab penggunaannya oleh orang lain dianggap akan dapat membingungkan umat Islam dan menggoda mereka untuk murtad.
Dalam akun Twitter-nya, mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menulis "Harapan yang menggunung". Setelah melalui jalan panjang, akhirnya koalisi oposisi dideklarasikan secara resmi dengan logo bertulisan "HARAPAN", yang huruf "A" keempat berupa anak panah Arjuna- tokoh dalam kisah epik Mahabarata. Dengan pilihan ini, metamorfosis Pakatan Rakyat, partai oposisi Malaysia, membayangkan pemilihan umum yang akan datang sebagai arena perang melawan Karna, yakni Barisan Nasional- partai berkuasa sekarang.