Krisis Ukraina, AS-Rusia Gagal Capai Kesepakatan

Reporter

Editor

S Tri P Bud

Kamis, 6 Maret 2014 11:05 WIB

John Kerry. (AP Photo/Carolyn Kaster)

TEMPO.CO, Paris - Upaya pertama Barat untuk membuat Moskow mundur dari Crimea menemui kegagalan. Hal ini membulatkan langkah Uni Eropa untuk memberlakukan sanksi terhadap Kremlin pada pertemuan puncak darurat pada hari Kamis.

Negosiasi di Paris antara Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry dan Menlu Rusia, Sergei Lavrov, berakhir tanpa kesepakatan pada Rabu. Eropa dan AS berharap Moskow membuka dialog dengan pemerintah baru di Kiev dan juga menarik pasukannya di Crimea ke pangkalan mereka dan mengizinkan pemantau internasional.

Keduanya diharapkan untuk melanjutkan perundingan di Roma pada Kamis setelah berkonsultasi dengan presiden masing-masing. "Pembicaraan telah bergerak dalam arah yang lebih baik," kata Laurent Fabius, Menteri Luar Negeri Prancis.

Lavrov mengatakan negara-negara Barat sejauh ini melakukan langkah-langkah yang tidak membantu menciptakan suasana dialog. Di lain pihak, Kerry berkeras dia tidak datang ke ibu kota Prancis untuk menemukan jawaban instan terkait krisis di Semenanjung Krim. Selain bertemu Lavrov, Kerry juga bertemu dengan Menteri Luar Negeri Ukraina, Andrij Deshchytsia.

"Semua pihak setuju bahwa adalah sangat penting untuk mengatasi masalah ini melalui dialog," kata Kerry. "Kami tidak akan membiarkan integritas dan kedaulatan Ukraina dilanggar."

Pertemuan antara Kerry dan Lavrov adalah kontak langsung AS-Rusia pertama sejak krisis Ukraina.

Sementara itu dari Kiev, dilaporkan Utusan Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa Robert Serry terpaksa mempersingkat kunjungannya ke Ukraina setelah mendapat ancaman dari sekelompok orang yang memaksanya segera meninggalkan negara itu.

Diplomat asal Belanda itu baru saja kembali dari kompleks militer Ukraina, Rabu, 5 Maret 2014. Begitu keluar dari kompleks militer, ia dihadang sekelompok orang berpakaian sipil yang berjumlah sekitar 100 sambil meneriakkan, "Rusia! Rusia!"

Serry kemudian dibawa ke satu kafe dan sempat ditahan oleh kelompok yang tak jelas identitasnya. Penerjemah Serry, Vadim Kastelli, mengatakan kelompok itu menahan Serry untuk tidak berkunjung ke Crimea. Ia digiring kembali dengan kawalan ketat menuju bandara di kota Simferopol tanpa diberi kesempatan kembali ke kamar hotel untuk mengambil tasnya.

Ia kemudian dipaksa terbang dengan pesawat menuju Istanbul. Serry tak berdaya meski berusaha menolak tuntutan kelompok yang diduga bersenjata . "Setidaknya satu di antara mereka bersenjata," kata Kastelli yang mendapat informasi dari jurnalis televisi ITN yang meliput insiden itu.

GUARDIAN | TRIP B

Berita terkait

Ukraina Buat Daftar Pria Tidak Bertanggung Jawab, Apa Maksudnya?

8 Februari 2018

Ukraina Buat Daftar Pria Tidak Bertanggung Jawab, Apa Maksudnya?

Ukraina membuat daftar elektronik nama-nama pria yang tidak bertanggung jawab menafkahi anaknya.

Baca Selengkapnya

Gudang Senjata Meledak di Ukraina, 30 Ribu Warga Dievakuasi

13 November 2017

Gudang Senjata Meledak di Ukraina, 30 Ribu Warga Dievakuasi

Gudang senjata di Ukraina meledak, menyebabkan satu orang perempuan cedera.

Baca Selengkapnya

Gudang Senjata Terbesar Ukraina Meledak, 30 Ribu Orang Dievakuasi

27 September 2017

Gudang Senjata Terbesar Ukraina Meledak, 30 Ribu Orang Dievakuasi

Sebelumnya, gudang senjata Ukraina juga meledak pada Maret lalu.

Baca Selengkapnya

Ukraina Jadi Tuan Rumah Kontes Lagu Eropa Eurovision-2017

8 Mei 2017

Ukraina Jadi Tuan Rumah Kontes Lagu Eropa Eurovision-2017

Menurut Kedutaan Besar Ukraina, negaranya tetap akan mengadakan kontes Eurovision-2017, di tengah perang "hibrid" dengan Rusia.

Baca Selengkapnya

Putri Pejabat Digigit Anjing Jadi Gunjingan di Media Sosial

8 Mei 2017

Putri Pejabat Digigit Anjing Jadi Gunjingan di Media Sosial

Putri seorang pejabat Ukraina berusia 6 tahun digigit anjing di wilayah Krimea, yang dicaplok Rusia.

Baca Selengkapnya

Anak Pejabat Ukraina Naik Helikopter ke Sekolah Dikritik Netizen  

21 Maret 2017

Anak Pejabat Ukraina Naik Helikopter ke Sekolah Dikritik Netizen  

Mantan pejabat tinggi di Kementerian Olahraga Ukraina menuai kritik di media sosial setelah mengantar anaknya ke sekolah menggunakan helikopter.

Baca Selengkapnya

Perang Ukraina Lawan Pemberontak, Warga Hidup tanpa Listrik  

5 Februari 2017

Perang Ukraina Lawan Pemberontak, Warga Hidup tanpa Listrik  

Bentrok senjata antara pasukan pemerintah dan pemberontak pro-Rusia mengakibatkan kerusakan infrastruktur.

Baca Selengkapnya

Presiden Ukraina Klaim 54 Persen Rakyat Ingin Gabung NATO  

2 Februari 2017

Presiden Ukraina Klaim 54 Persen Rakyat Ingin Gabung NATO  

Presiden Ukraina, Petro Poroshenko mengklaim 54 persen rakyatnya ingin Ukraina bergabung dengan NATO.

Baca Selengkapnya

Ukraina-Rusia Perang Terbuka, 13 Orang Tewas

2 Februari 2017

Ukraina-Rusia Perang Terbuka, 13 Orang Tewas

Ukraina dan Rusia terlibat perang terbuka di perbatasan, 13 orang tewas.

Baca Selengkapnya

Ukraina Sita Peluru Kendali Buatan Rusia untuk Iran

24 Januari 2017

Ukraina Sita Peluru Kendali Buatan Rusia untuk Iran

Ukraina menyita pesawat kargo berisi peluru kendali anti-tank buatan Rusia yang akan diterbangkan ke Iran.

Baca Selengkapnya