Sejumlah anak berpakaian seperti prajuirt memberi hormat di depan foto almarhum Presiden Venezuela Hugo Chavez pada festival Karnaval di Caracas (4/3). Venezuela memperingati kematian pemimpin sosialis Hugo Chavez meskipun protes terus berlangsung. REUTERS/Carlos Garcia Rawlins
TEMPO.CO, Caracas - Presiden Venezuela, Nicholas Maduro, membuat keputusan mengejutkan. Dia memutuskan untuk mengakhiri hubungan diplomatik dengan negara tetangganya, Panama. Selain hubungan diplomatik, kerja sama ekonomi di antara kedua negara juga tidak akan dilanjutkan. Keputusan itu muncul setelah Panama meminta Organisasi Negara-Negara Amerika (OAS) membahas krisis yang terjadi di Venezuela.
Keputusan itu disampaikan Maduro saat memperingati satu tahun meninggalnya mantan pemimpin Venezuela, Hugo Chavez. Presiden Kuba Fidel Castro, Presiden Uruguay Jose Mujica, dan Presiden Bolivia Evo Morales menghadiri peringatan kematian sang Kolonel. “Saya memutuskan untuk hubungan politik dan diplomatik dengan pemerintahan Panama saat ini,” ujar dia kepada para koleganya.
Venezuela geram karena Panama mengajukan permintaan kepada OAS untuk membahas krisis di negara mereka. Rencananya pertemuan itu akan digelar dalam waktu dekat dan diikuti oleh pejabat setingkat menteri luar negeri anggota OAS. Maduro menganggap permintaan yang disampaikan pekan lalu sebagai bentuk intervensi asing terhadap masalah dalam negeri Venezuela.
Usulan itu, kata Maduro, merupakan sebuah konspirasi untuk menjatuhkan pemerintahannya. Dia pun mengatakan bahwa usulan itu tak lepas dari pengaruh Amerika Serikat yang ingin Venezuela dipimpin oleh politikus beraliran kanan. “Jangan ikut campur dengan masalah dalam negeri kami,” ujar dia.
Adapun Presiden Panama, Ricardo Martinelli, terkejut dengan keputusan yang diambil tetangganya tersebut. Menurut dia, permintaan yang diajukan kepada OAS hanya untuk menciptakan perdamaian di negara yang mereka sebut sebagai saudara itu. “Keputusan Presiden Maduro jangan sampai seperti asap untuk menyembunyikan masalah sebenarnya,” katanya.
Venezuela sendiri sudah sejak tiga pekan terakhir diguncang aksi unjuk rasa besar-besaran terhadap pemerintah. Hal itu dilakukan setelah kondisi perekonomian negara itu terus memburuk sehingga mengakibatkan harga-harga kian tinggi. Demonstrasi yang kian memanas itu pun sudah mengakibatkan 18 orang dilaporkan tewas.