TEMPO.CO, Jerusalem – Seorang narapidana yang membunuh remaja asal Maryland tewas pada Minggu, 23 Februari 2014, setelah menembak tiga penjaga di dalam penjara Rimonim di Kota Jerusalem, Israel.
Dilaporkan CNN, Samuel Sheinbein yang melarikan diri menuju Israel dari Amerika pada 1997 akhirnya ditembak pada Minggu malam oleh pasukan khusus polisi dan penjaga di penjara tersebut.
Juru bicara penjara, Sivan Weizman, menyatakan pria berusia 34 tahun ini menembak ketiga penjaga di dalam toilet penjara. Dua dari mereka mengalami luka parah, sedangkan satu lainnya mengalami luka ringan.
Tidak jelas bagaimana ia bisa mendapatkan senjata untuk menyerang penjaga. Untungnya, penjaga lain datang dan berhasil menembaknya sebelum ia menyerang lebih banyak penjaga lagi. Sheinbein tewas dalam aksi ini.
Pria yang memiliki dua kewarganegaraan, Israel dan AS, ini dinyatakan bersalah atas pembunuhan Alfredo Tello Jr pada 1999. Ia bersama rekannya, Aaron Needle, menculik remaja asal Maryland dan kemudian membunuhnya dengan mencekik menggunakan tali dan memukul kepala Tello pakai benda tumpul. Tidak hanya itu, keduanya juga memutilasi mayat Tello dan membakar tubuhnya.
Sheinbein mengaku tidak bersalah dan malah menuduh Needle sebagai pembunuh tunggal. Sheinbein dipenjara hingga kemarin, sedangkan Needle justru bunuh diri beberapa saat setelah ia mendekam di dalam penjara.
Setelah lama tenggelam oleh berita Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan sengkarut Timur Tengah, kisruh Palestina-Israel kini kembali menjadi pusat perhatian dunia. Setiap hari sejak 14 Juli, warga Palestina di Yerusalem Timur dan Tepi Barat berdemonstrasi menentang pemasangan detektor logam di pintu-pintu masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsa (Al-Haram Al-Syarif). Palestina memandangnya sebagai upaya Israel untuk mengontrol tempat suci tersebut.