TEMPO.CO , New York: Penjaringan data di internet oleh badan intelijen Amerika Serikat, National Security Agency (NSA) menimbulkan ancaman langsung terhadap jurnalisme di era digital. Aksi seperti itu bisa menghancurkan hubungan saling percaya antara reporter dan sumber, yang itu sangat diperlukan dalam jurnalisme investigasi
Peringatan soal ini disampaikan oleh Committee to Protect Journalists (CPJ), organisasi berbasis di New York, yang mempromosikan perlindungan kebebasan pers global. Dua bab dalam laporan tahunan lembaga itu diabdikan untuk menguji dampak nyata dari penjaringan data di internet oleh NSA.
Aksi penjaringan data di internet ini sebelumnya diungkapkan oleh eks analis NSA, Edward Snowden, yang kini masih mendekam di Rusia setelah mendapatkan suaka sementara selama setahun di sana sejak Agustus tahun lalu.
Koordinator Advokasi Internet CPJ Geoffrey King memperingatkan bahwa penjaringan data NSA berisiko menempatkan jurnalis di bawah bayang-bayang kecurigaan dari narasumbernya. Identitas sumber juka bisa dibuka oleh aksi spionase yang rutin dilakukan lembaga pemerintah seperti NSA.
Menurut King, dengan menyimpan data secara massa untuk waktu yang lama, NSA bisa mengembangkan kemampuan untuk merekontruksi ulang penyelidikan yang dilakukan wartawan, menelusuri kembali gerakan narasumbernya dan mendengarkan komunikasinya di masa lalu. Dengan cara itu pula, nara sumber jurnalis sangat mudah bisa diungkap.
Laporan tahunan CPJ, yang berjudul "Attack to the Press", dirilis di gedung PBB di New York, Rabu 12 Februari 2014. Laporan itu berisi kronik tahun-yahun bermasalah untuk jurnalisme di mana terdapat 211 jurnalis dipenjara dan 70 tewas secara global. Selain menyebut soal sensor, penculikan, penahanan, dan pembunuhan terhadap jurnalis, CPJ juga memperingatkan tentang bahaya pengawasan massal oleh badan intelijen, yang itu terdengar seperti alarm baru bagi jurnalis di era digital.
GUARDIAN | ABDUL MANAN
BERITA LAINNYA
Status Gunung Kelud Menjadi Awas
Erupsi Gunung Kelud Mereda
Letusan Gunung Kelud Mencekam
Berita Merapi Erupsi Dipastikan Hoax
Gunung Kelud Pernah Sapu 10.000 Jiwa
Berita terkait
Dewan Pers Tak Masukkan Perusahaan Pers dalam Komite Publisher Rights, Ini Alasannya
54 hari lalu
Komite Publisher Rights bertugas menyelesaikan sengketa antara perusahaan pers dan perusahaan platform digital.
Baca SelengkapnyaDewan Pers Bentuk Tim Seleksi Komite Publisher Rights
55 hari lalu
Ninik mengatakan, Komite Publisher Rights penting untuk menjaga dan meningkatkan kualitas jurnalistik.
Baca SelengkapnyaEkonom Sebut Penerapan Perpres Publisher Rights Harus dengan Prinsip Keadilan
23 Februari 2024
Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda mengatakan Perpres Publisher Rights mesti diterapkan dengan prinsip keadilan.
Baca SelengkapnyaJokowi Teken Perpres Publisher Rights, Atur Kerja Sama Lisensi hingga Bagi Hasil Platform Digital dengan Perusahaan Pers
23 Februari 2024
Pemerintah bakal mengatur hubungan kerja sama platform digital dengan perusahaan pers setelah Presiden Jokowi meneken Perpres Publisher Rights.
Baca SelengkapnyaPerpres Publisher Rights Disahkan, Meta Yakin Tak Wajib Bayar Konten Berita ke Perusahaan Media
22 Februari 2024
Meta menanggapi Perpres Nomor 32 Tahun 2024 tentang Tanggung Jawab Perusahaan Platform Digital untuk Mendukung Jurnalisme Berkualitas.
Baca SelengkapnyaJokowi Sahkan Perpres Publisher Rights, Bisa Pengaruhi Kebebasan Pers?
22 Februari 2024
Jokowi teken Perpres No. 32 tahun 2024 mengatur Platform Digital dalam mendukung industri jurnalisme berkualitas. Apakah mempengaruhi kebebasan pers?
Baca SelengkapnyaAMSI Optimistis Perpres Publisher Rights Dorong Ekosistem Bisnis Media Jadi Lebih Baik
21 Februari 2024
Perpres Publisher Rights dinilai membuka ruang bagi model bisnis baru di luar model bisnis yang mengandalkan impresi atau pencapaian traffic.
Baca SelengkapnyaJokowi Teken Perpres Publisher Rights, Apa Artinya bagi Perusahaan Pers Indonesia?
21 Februari 2024
AMSI optimistis Perpres Publisher Rights akan membuka jalan bagi negosiasi bisnis yang setara antara platform digital dan penerbit media digital.
Baca SelengkapnyaMedia Asing Soroti Perpres Publisher Rights yang Diteken Jokowi
21 Februari 2024
Jokowi mengatakan semangat awal dari Peraturan Presiden tentang Publisher Rights adalah ingin membentuk jurnalisme berkualitas.
Baca SelengkapnyaJokowi Teken Perpres Publisher Rights, Begini Respons Google
21 Februari 2024
Google buka suara soal pengesahan Perpres Publisher Rights oleh Presiden Jokowi.
Baca Selengkapnya