Jang Song Thaek diajukan ke Mahkamah Militer pada Kamis (12/12) dengan tuduhan pengkhianatan karena berusaha menggulingkan pemerintahan. Saat itu pula ia langsung dijatuhi hukuman mati. AP/Xinhua, Li Xin
TEMPO.CO, Seoul - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un diduga mengeksekusi pamannya karena perannya sebagai germo dari "brigade" yang beranggotakan prajurit perempuan muda. Jang Song Thaek diduga memiliki tugas merekrut gadis-gadis--sebagian masih berusia 15 tahun--untuk melayani mediang ayah Jong-Un, diktator Kim Jong Il.
Menurut mantan koki sushi keluarga, Kenji Fujimoto, pemimpin 31 tahun ini muak dengan ulah tak bermoral ayahnya itu. "Ini yang mendasari ia menghukum pamannya untuk penyalahgunaan posisinya," katanya.
Jang, yang dihukum mati bulan lalu, menikah dengan bibi Kim Jong Un, Kim Kyong Hui.
"Kim Jong Un sangat membenci hal semacam itu. Kakeknya Kim Il Sung melakukan hal yang sama. Ayahnya juga memiliki sejarah selalu terlibat dengan wanita. Jadi, ia ingin membuktikan bahwa dia berbeda dan bahwa ia akan memberantas praktek-praktek tersebut," kata Fujimoto pada NK News.
Sampai sekarang, misteri masih menyelimuti terkait motif pemimpin Korea Utara itu melakukan eksekusi atas sang paman. Namun, beberapa ahli mempercayai pengakuan koki Jepang ini, yang bekerja untuk keluarga Kim antara tahun 1989 hingga 2001.
Ahli sushi ini juga mengaku Kim Jong Il memiliki cita rasa yang tinggi tentang makanan. Jong Il disebutnya sangat menyukai olahan dari ikan segar mentah, anggur Prancis yang mahal, dan brendi. Pada satu kesempatan, ia mengaku pernah dikirim ke Cina untuk membawa pulang beberapa hamburger McDonald.
Fujimoto melarikan diri Korea Utara pada 2001, tetapi diundang kembali untuk mengunjungi negara itu oleh pemimpin saat ini pada 2012. Hingga kini istri dan putrinya masih tinggal di Pyongyang.