Seorang petugas penyelidik PBB mengambil sampel pasir di sekitar misil yang dicurigai sebagai senjata kimia di Damascus, Suriah (28/8). Sejumlah pakar senjata kimia diterjunkan PBB untuk menyelidiki keberadaan dan asal senjata kimia yang menyerang warga sipil Suriah. (AP Photo/United media office of Arbeen)
TEMPO.CO, Kopenhagen – Kapal perang Denmark dan Norwegia mulai berlayar menuju Suriah pada Jumat pagi, 3 Januari 2014, untuk mengumpulkan senjata kimia yang digunakan untuk perang di Suriah. Pernyataan ini disampaikan oleh Kementerian Pertahanan Denmark, kemarin.
Dilaporkan Xinhua, armada perang terdiri atas kapal perang Denmark, Esbern Snare–yang menjadi pimpinan armada–,kapal perang Norwegia Helge Ingstad, dan masing-masing satu kapal kargo dari Denmark dan Norwegia.
Bersama-sama, mereka akan melakukan operasi gabungan untuk menghapus senjata paling berbahaya di dunia dari Suriah. Operasi tersebut berada di bawah naungan PBB yang telah disepakati pada 31 Desember 2013.
Armada Denmark dan Norwegia mulai meninggalkan stasiun mereka di Siprus. Namun, Angkatan Laut Denmark mengatakan tidak akan ada kapal yangmemasuki perairan Suriah sampai pasukan PBB di Suriah memberikan persetujuannya.
Penghapusan senjata kimia merupakan langkah pertama dalam kesepakatan yang ditengahi oleh Amerika Serikat dan Rusia yang menyerukan Suriah untuk menyerahkan semua senjata kimia pada pertengahan 2014.