TEMPO.CO, Colorado - Untuk pertama kalinya industri ganja rekreasi di Amerika Serikat dibuka Rabu lalu di Colorado. Hingga hari ketiga setelah pembukaan, toko-toko penjual ganja masih dipadati pembeli.
Legalisasi dianggap merupakan alternatif yang lebih baik daripada perang mahal yang dipimpin AS terhadap narkoba. "Jujur, saya pikir saya tidak akan pernah melihat hari," kata Errin Reaume, yang berbagi ganja dengan rekannya dalam pesta bertema "Larangan Telah Berakhir" dengan mengambil gaya era 1920-an.
Sejak dilegalkan pekan lalu, toko ganja di kota ini tak pernah sepi pembeli. Antrean panjang terlihat di sebuat toko yang menjual ganja di Pueblo West.
Banyak pihak khawatir, legalisasi ganja akan membuat banyak remaja menjadi pecandu. Meskipun, kata mereka, batas usia minimum bagi konsumen dipatok pada usia 21 tahun.
Colorado menyetujui legalisasi ganja pada pengujung 2012. Negara bagian Washington segera menyusul, yang dijadwalkan akan dibuka pada pertengahan 2014. Uruguay mengeluarkan peraturan pada Desember untuk menjadi negara pertama yang melegalkan ganja.
Pendukung legalisasi ganja berpendapat, ganja akan menghasilkan pendapatan bagi negara dan menghemat uang dengan tidak harus memenjarakan begitu banyak pelanggarnya. Setidaknya kini ada 24 toko ganja di delapan kota di Colorado.
"Aku akan membingkai setruk pembelian ketika sampai di rumah, untuk dikenang," kata James Aaron Ramsey, yang menjalani hukuman penjara singkat karena memiliki ganja kurang dari satu tahun yang lalu dan pendukung utama legalisasi ganja.
Colorado menyiapkan segala sistemnya sebelum toko ganja pertama beroperasi. Mereka mendirikan sistem pelacakan untuk menjaga agar ganja tak lari ke pasar gelap. Selain itu, dibuat regulasi untuk mengatur pengemasan, pelabelan, dan persyaratan pengujian, bersama dengan batas maksimal konsumsi.
Ganja masih dianggap ilegal menurut hukum federal, tapi Departemen Kehakiman AS membuka delapan poin prioritas untuk regulasi ganja. Di antaranya, mewajibkan negara bagian untuk menjaga ganja jauh dari anak di bawah umur, kartel kriminal, dan properti federal.
AP | TRIP B
Berita terkait
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia
7 Februari 2021
Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.
Baca SelengkapnyaOrient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua
6 Februari 2021
Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020
Baca SelengkapnyaTidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat
4 Februari 2021
Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.
Baca SelengkapnyaKeluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge
3 Februari 2021
Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.
Baca SelengkapnyaKrisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan
3 Februari 2021
Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah
30 Januari 2021
Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.
Baca SelengkapnyaTutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol
30 Januari 2021
Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaJenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran
27 Januari 2021
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran
Baca Selengkapnya