Seorang pelajar India menuliskan pesan "NO RAPE (Tolak Pemerkosaan)" di telapak tangannya dalam aksi unjukrasa menuntut hukuman mati kepada para pemerkosa seorang mahasiswi di dalam bus tahun lalu, di Hyderabad, India, Jumat (13/9). AP/Mahesh Kumar A.
TEMPO.CO, Mumbai — Pengadilan Mumbai pada Jumat, 27 Desember 2013, memvonis Muhammad Badshah Ansari, 28 tahun, penjara seumur hidup karena memperkosa seorang pelajar asal Spanyol di flatnya di Mumbai pada November tahun lalu.
“Hukuman ini mempertimbangkan kepentingan masyarakat dan tidak ada hal yang meringankan terdakwa dalam kasus ini,” kata hakim Shalini Phansalkar Joshi.
Perbuatan biadab ini terjadi saat Ansari hendak merampok flat perempuan itu. Ia kemudian memperkosa korban dua kali dengan ancaman pisau. Korban yang sedang belajar musik klasik India langsung pergi ke Jerman. Tapi ia tetap memberikan kesaksian melalui telekonferensi.
Ansari yang memiliki daftar panjang kejahatan telah dinyatakan bersalah pada awal bulan ini atas tuduhan memperkosa, merampok, mengintimidasi, dan melanggar properti orang lain. Sebelumnya, ia meminta ampunan dengan alasan memiliki keluarga yang bergantung kepadanya.
Keputusan ini hanya berselang dua hari menjelang peringatan satu tahun kematian mahasiswi fisioterapi yang diperkosa berama-ramai dan dianiaya di luar batas kemanusiaan di ibu kota, New Delhi. Kebrutalan para pemerkosa dan pembunuh itu memicu protes besar-besaran ihwal kekerasan seksual terhadap perempuan di India.
Pekan lalu, pengadilan India menghukum tiga warga Nepal 20 tahun penjara karena beramai-ramai memperkosa seorang turis asal Amerika Serikat di Negara Bagian Himachal Pradesh pada Juni lalu. Sedangkan pada Juli lalu enam orang dihukum seumur hidup karena memperkosa berama-ramai dan merampok perempuan asal Swiss yang tengah berwisata dengan sepeda di Negara Bagian Madhya Pradesh.