Sekelompok anak-anak Suriah bermain bersama di luar tendanya di kamp pengungsi di Arsal, Libanon (29/11). Di Libanon ratusan anak-anak yang sebagian besarnya perempuan berumur 7-12 tahun harus bekerja setiap hari dengan dijemput truk di pagi hari. (AP Photo/Hussein Malla)
TEMPO.CO, Beirut - Ribuan pengungsi Suriah yang tinggal di tenda-tenda penampungan di Lebanon diterjang badai musim dingin yang membawa salju, hujan, dan temperatur beku ke negeri tersebut. Badan PBB yang mengurusi pengungsian, UNHCR, memasok tikar, selimut, dan kasur.
Di kawasan sebelah utara Arsal, beberapa kilometer dari perbatasan Suriah, misalnya, gundukan salju tampak bertengger di atas puluhan ribu rumah. UNHCR bekerja sepanjang waktu bersama anggota militer Lebanon, mendistribusikan berbagai kebutuhan dan juga uang untuk membeli pemanas.
Juru bicara UNHCR, Lisa Abou Khaled, mengatakan masih ada ribuan orang yang tinggal di 200-an tenda penampungan liar di tengah dan sebelah utara Lebanon, selain yang ada di Arsal. "Kami sangat mengkhawatirkan kondisi pengungsi yang tinggal di tempat-tempat penampungan sementara," ujar Abou khaled.
Abou Khaled menerangkan, UNHCR telah menyiapkan berbagai stok kebutuhan, termasuk terpal plastik, tikar, selimut, dan kasur, guna membantu pengungsi yang tempat penampungannya dapat dilanda banjir atau rusak akibat badai. "Pemerintah setempat juga memberi bantuan. Mereka cepat menanggapi kebutuhan darurat pengungsi," ujarnya.