Demonstrasi Thailand Dinilai Sama dengan Kudeta

Reporter

Rabu, 11 Desember 2013 14:10 WIB

Pemimpin masa anti pemerintah, Suthep Thaugsuban (tengah) saat memimpin barisan demonstrasi menuju kantor PM Yingluck Shinawatra di Bangkok, Thailand (9/12). (AP Photo/Wason Wanichakorn)

TEMPO.CO, Bangkok - Majelis untuk Melindungi Demokrasi (AFDD) yang terdiri dari 22 akademisi lintas universitas di Bangkok menyebut tuntutan para pengunjuk rasa anti-pemerintah adalah bagian dari kudeta. Sebelumnya, para demonstran memang mendesak Perdana Menteri Yingluck Shinawatra mundur dan kekuasaan digantikan dewan rakyat bentukan mereka.

AFDD menilai dewan rakyat menjadi caretaker pengganti Perdana Menteri Yingluck Shinawatra adalah inkonstitusional. "Cara itu akan merusak tatanan demokrasi dan bisa mengakibatkan perang sipil," kata anggota AFDD, Worajet Pakeerut, yang juga ahli hukum di Universitas Thammasat, Rabu, 11 Desember 2013.

Konstitusi mengatur bahwa jika perdana menteri mundur, maka bisa digantikan oleh deputi perdana menteri pertama. Apabila tidak ada deputi yang mampu menjalankan tugasnya sebagai perdana menteri, maka anggota senior kabinet harus mengambil alih. "Tidak perlu ada dewan rakyat," katanya.

Dia juga mengkritik rektor dan dekan dari beberapa universitas yang mendukung PDRC. Mereka dinilai sudah tidak bisa melihat kondisi politik secara jernih. "Mereka hanya mencari keuntungan pribadi setelah ditunjuk menjadi bagian dewan rakyat," katanya.

Piyabutr Saengkanokkul, dosen hukum Thammasat lainnya, mengatakan ide sebuah "dewan rakyat" terinspirasi oleh rezim fasis Benito Mussolini dari Italia. "Membentuk dewan rakyat sama saja dengan upaya kudeta," Piyabutr menegaskan.

Kasian Tejapira, ilmuwan politik di Thammasat, menuturkan dewan rakyat ini tidak memiliki kontrol dalam check and balace. "Bagaimana jika Suthep melanggar undang-undang? Bagaimana jika Partai Demokrat dan angkatan bersenjata yang korup? Apa ada mekanisme untuk mengusut mereka [di bawah dewan rakyat]?"

Charnvit Kasetsri, mantan rektor di Thammasat, Thailand. mengatakan gerakan unjuk rasa itu adalah bentuk aksi anarkis. Dia menambahkan bahwa beberapa akademisi telah mengambil sikap anti-demokratis yang mengaku mewakili seluruh civitas academica tanpa ada persetujuan dari pihak-pihak yang diklaim.

THE NATION | EKO ARI

Berita Lainnya:




PM Thailand Menangis Mohon Demonstran Mundur
Pemerintah Saudi Hukum Penggal Pelaku Inses
Obama Akan Berpidato di Pemakaman Mandela
Polisi Mogok Kerja, Penjarahan Meluas di Argentina
Uni Eropa Pangkas Bantuan ke Bosnia
Dalai Lama Tidak Melayat Mandela

Berita terkait

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

18 November 2018

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

Timnas Indonesia sekarang fokus pada pertandingan terakhir Piala AFF 2018 melawan Filipina di Jakarta pada 25 November mendatang.

Baca Selengkapnya

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

26 Oktober 2017

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

Sekitar 110 ribu orang diizinkan memasuki area dekat jenazah Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej yang akan dikremasi hari ini.

Baca Selengkapnya

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

30 Agustus 2017

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

Thaksin Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand meng-tweet ucapan Montesquieu tentang tirani untuk mengkritik junta militer.

Baca Selengkapnya

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

27 Agustus 2017

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

Yingluck Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand, terbang ke Singapura lalu ke Dubai, negara tempat Thaksin, abangnya tinggal sebagai eksil.

Baca Selengkapnya

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

11 Agustus 2017

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

Kimlan Jinakul, nenek asal Thailand meraih gelar sarjana ekologi dari Universitas Terbuka Sukhothai Thammathirat

Baca Selengkapnya

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

20 Juli 2017

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

Raja Thailand kini menguasai penuh warisan kerajaan itu, menyusul pemerintah mengesahkan sebuah undang-undang baru.

Baca Selengkapnya

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

11 Juni 2017

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

Wichai, 34 tahun, asal Thailand, harus menjalani hukuman 35 tahun karena unggahannya di Facebook dianggap menghina keluarga Kerajaan Thailand.

Baca Selengkapnya

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

16 Mei 2017

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

Pemerintah Kerajaan Thailand mengancam akan mengadili Facebook jika tidak menghapus video yang menampilkan tubuh bertato Raja Maha Vajiralongkorn

Baca Selengkapnya

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

11 Mei 2017

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

FB memblokir video yang menunjukkan Raja Thailand, Vajiralongkorn, berseliweran di pusat belanjadengan mengenakan kaus dan tubuh bertato.

Baca Selengkapnya

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

28 April 2017

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

Seorang dukun di wilayah Chieng Mai, Thailand, tewas setelah ia sengaja menikam jantungnya sendiri karena menganggap dirinya kebal.

Baca Selengkapnya