TEMPO.CO, Seoul — Korea Utara menghadapi pembelotan paling serius selama 15 tahun terakhir. Media Korea Selatan, stasiun televisi YTN dan harian Kyunghyang Shinmun, melansir pada Jumat 6, Desember 2013, bahwa pembantu dekat paman Kim Jong-un berhasil membelot dan meminta suaka kepada pemerintah Korea Selatan.
Menurut sumber pemerintah kepada kedua media itu, pejabat asal Pyongyang yang tidak disebutkan namanya itu kini berada dalam perlindungan pejabat Korea Selatan di sebuah lokasi rahasia di Cina sejak dua bulan lalu. Namun, Badan Intelijen Korea Selatan (NIS) maupun Kementerian unifikasi Korea Selatan mengaku belum mengetahui berita ini.
Stasiun televisi YTN melaporkan, pria tersebut merupakan manajer investasi bagi Jang Song Thaek, yang menikahi bibi Jong-un. Jang, yang membantu transisi pemerintahan Jong-un, akhir bulan lalu didepak dari jabatan-jabatan strategis di Pyongyang atas tuduhan korupsi. Dua pembantu dekat Jang dilaporkan telah dieksekusi atas tuduhan serupa. YTN menduga pembelotan sang manajer merupakan buntut pemecatan Jang.
Yang menarik, YTN mensinyalir sang manajer mengetahui aset milik Jong-un dan mendiang ayahnya, Kim Jong-il. Bila benar, pembelotan kali ini merupakan yang paling penting. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Hong Lei, dalam konferensi pers di Beijing mengatakan telah mendengar kabar tersebut, ”Tapi kami belum memahami masalah ini.”
YTN mengatakan bahwa sang manajer telah berusaha melarikan diri ke Laos, rute favorit pembelot lainnya. Namun otoritas Cina berhasil menghalanginya.
Sekitar 25 ribu warga Korea Utara berhasil membelot ke Selatan, tapi hanya segelintir yang berasal dari dalam pusat kekuasaan di Pyongyang. Salah satu pembelot penting adalah Hwang Jang Yop, pejabat Partai Pekerja Korea Utara. Pria yang membuat ideologi juche atau kemandirian ini meminta suaka pada 1997. Tokoh penting lain yang membelot adalah bibi Kim Jong-un, saudara perempuan ibunya. Ia membelot ke Amerika Serikat pada 1998.
