Seorang pria duduk dekat rumahnya yang hancur akibat diterjang topan Haiyan di Tabogon, propinsi Cebu, Filipina, (11/11). Sekitar 10 ribu penduduk memerlukan bantuan makanan, air, dan obat-obatan. REUTERS/Charlie Saceda
TEMPO.CO, Jakarta – Indonesia dan Malaysia mengirimkan bantuan bagi korban topan Haiyandi Filipina. Pengiriman dimulai pada Kamis, 13 November 2013. “Indonesia mengirimkan 75 ton bantuan berupa selimut, alas lantai, dan makanan dengan menggunakan enam pesawat C-130,” kata Asri Wijayanti, juru bicara Pusat Penanganan Bencana ASEAN (ASEAN Coordinating Centre for Humanitarian Assistance on Disaster Managemen/AHA Center).
Sedangkan Malaysia memastikan bantuan dalam dua kali pengiriman. Pada Kamis, 13 November 2013, mereka akan mengirim makanan, air, dan terpal dengan menggunakan satu pesawat C-130. Selanjutnya, pada Jumat, 15 November 2013, mereka akan mengirim 35 tim medis ke Kota Tacloban.
Sementara itu Brunei Darussalam akan memberikan bantuan berupa air dalam kemasan dan makanan dengan difasilitasi AHA Center dan bekerja sama Kementerian Pertahanan Sipil di Manila. Menurut laporan tim AHA Center yang berada di lapangan, meski sejumlah negara mulai mengirimkan bantuan, beberapa daerah belum dijangkau. Antara lain Samar dan Guian. Guian adalah pulau pertama yang dihantam Topan Haiyan.
Topan Haiyan menghantam Filipina pada Jumat pekan lalu. Diperkirakan korban mencapai lebih dari 10 ribu jiwa. Beberapa orang menggambarkan kerusakan mirip dengan tsunami yang melanda Aceh sembilan tahun lalu.
Koalisi Desak Pemimpin ASEAN Sukseskan Perjanjian Plastik Global untuk Akhiri Pencemaran
9 hari lalu
Koalisi Desak Pemimpin ASEAN Sukseskan Perjanjian Plastik Global untuk Akhiri Pencemaran
TEMPO, Jakarta- Koalisi Organisasi Masyarakat Sipil mendesak pemimpin ASEAN untuk mengambil sikap tegas dalam negosiasi yang sedang berlangsung untuk mengembangkan instrumen hukum internasional yang mengikat demi mengatasi pencemaran plastik, termasuk di lingkungan laut.