Venezuela Bebaskan Kapal Teknik Perdana

Reporter

Editor

Natalia Santi

Selasa, 15 Oktober 2013 23:04 WIB

Helikopter Angkatan Laut Venezuela mendarat di kapal perang Rusia dalam latihan bersama di Laut Karibia, Venezuela dekat dengan perairan Amerika Serikat (3/12). Foto: AFP/ ABN - Maiquel Torcatt

TEMPO.CO, Kuala Lumpur – Kapal Malaysia, Teknik Perdana, beserta ke-36 awak kapalnya yang ditahan Pemerintah Venezuela karena tuduhan melanggar wilayah telah dibebaskan.


Kapal milik SapuraKencana Petroleum Berhad ditahan di Pulau Margarita sejak Kamis, 10 Oktober 2013 lalu. Dari 36 ABK, 14 di antaranya berkewarganegaraan Indonesia.


Pembebasan terjadi tak lama setelah pertemuan antara Presiden dan CEO Tan Sri Shahril Shamsuddin dan Duta Besar Venezuela untuk Malaysia, Manuel Antonio Guzman, Senin, 14 Oktober 2013.


“Dalam pertemuan, Dubes Venezuela menjamin para awak aman dan diperlakukan dengan baik oleh otoritas di sana,” kata Shahril dalam pernyataannya.


Kepada Shahril, Guzman menjelaskan bahwa RV Teknik Perdana dibawa ke Pulau Margarita dengan alasan keamanan nasional. Di sana, otoritas memeriksa dokumentasi dan peralatan untuk menyakinkan bahwa kapal tersebut benar-benar sedang melakukan riset.


Advertising
Advertising

Kedutaan Besar Indonesia di Caracas juga menyatakan akan membantu para ABK Indonesia.


“ABK Indonesia dalam keadaan baik. Besok staf KBRI Caracas akan ke Isla Margarita untuk membantu pihak Venezuela jadi penerjemah untuk para ABK kita,” kata Duta Besar Indonesia untuk Venezuela, Prianti Gagarin Djatmiko-Singgih, dalam pernyataan yang dilansir Kemlu kemarin.


Ia menjelaskan, kapal eksplorasi minyak milik Malaysia tersebut disewa oleh TDI-Brooks International, sebuah perusahaan riset yang berkedudukan di Texas, Amerika Serikat. Perusahaan riset itu bekerja untuk perusahaan minyak Anadarko Petroleum.

Perusahaan tersebut memperoleh izin dari pemerintah Guyana untuk mengeksplorasi minyak di blok Roraima, sebuah perairan laut, pada Juni lalu. Namun Venezuela menahan kapal tersebut karena dianggap melanggar zona reklamasi dan beroperasi di wilayah mereka, bukan wilayah Guyana.

Dari 36 awak kapalnya, 14 di antaranya adalah warga negara Indonesia, 5 warga Amerika Serikat, 2 warga Inggris, 2 warga Rusia, 2 warga Prancis, 5 warga Ukraina, 2 warga Brasil, dan 5 warga Malaysia.

Venezuela dan Guyana telah lama memperebutkan wilayah Essequibo, yang berada di wilayah perbatasan kedua negara. Venezuela menyebut daerah itu sebagai zona reklamasi, tapi pada prakteknya wilayah tersebut berfungsi sebagai wilayah Guyana.


THE SUN DAILY | REUTERS | NBC | NATALIA SANTI


Berita Terpopuler:
Tanah Abang Macet Lagi, Jokowi Kecewa
Iklan Sepatu 'Anti-Islam' Dikalahkan Pengadilan
Gereja Tolak Upacara Pemakaman Mantan Kapten Nazi
Kampung Rambutan Masuk Wilayah Mana Pak Jokowi?
Ini Dua Buron Pembunuhan Holly Angela


Berita terkait

Amerika Serikat Mengutuk Serangan Berdarah ke Parlemen Venezuela

6 Juli 2017

Amerika Serikat Mengutuk Serangan Berdarah ke Parlemen Venezuela

Pemerintah Venezuela harus secepatnya melindungi anggota parlemen dan memberikan pengobatan terhadap korban serangan yang mengalami luka-luka

Baca Selengkapnya

Buronan, Penyerang Mahkamah Agung Venezuela Muncul di Youtube

5 Juli 2017

Buronan, Penyerang Mahkamah Agung Venezuela Muncul di Youtube

Polisi Venezuela yang buron setelah mencuri helikopter untuk melemparkan granat ke Mahkamah Agung mendadak muncul di YouTube.

Baca Selengkapnya

Pilot Helikopter Penyerang Mahkamah Agung Venezuela Diburu

29 Juni 2017

Pilot Helikopter Penyerang Mahkamah Agung Venezuela Diburu

Pasukan khusus Venezuela memburu pilot helikopter Oscar Perez, 36 tahun, yang menyerang gedung Mahkamah Agung dengan granat.

Baca Selengkapnya

Siapa Pilot Penyerang Mahkamah Agung Venezuela?  

28 Juni 2017

Siapa Pilot Penyerang Mahkamah Agung Venezuela?  

Polisi muda Venezuela muncul dalam rekaman video di Instagram menjelaskan alasan granat dilempar ke gedung Mahkmah Agung.

Baca Selengkapnya

Krisis Venezuela, Helikopter Lempar 4 Granat ke Mahkamah Agung  

28 Juni 2017

Krisis Venezuela, Helikopter Lempar 4 Granat ke Mahkamah Agung  

Helikopter milik polisi Venezuela dipakai untuk melemparkan 4 granat ke gedung Mahkamah Agung dan menembaki gedung Kementerian Dalam Negeri.

Baca Selengkapnya

Dilanda Krisis, Venezuela Naikkan Gaji PNS dan Tentara

2 Mei 2017

Dilanda Krisis, Venezuela Naikkan Gaji PNS dan Tentara

Ini adalah kenaikan gaji ketiga di Venezuela sepanjang 2017 dan ke-15 kalinya sejak Maduro berkuasa pada 2013.

Baca Selengkapnya

Presiden Maduro Disebut Diktator, Venezuela Pilih Keluar dari OAS  

28 April 2017

Presiden Maduro Disebut Diktator, Venezuela Pilih Keluar dari OAS  

Venezuela segera keluar dari organisasi negara-negara Amerika atau OAS setelah Presiden Nicolas Maduro dijuluki diktator.

Baca Selengkapnya

Menakjubkan, Bayi Keluar Sendiri Saat Ibu Jalani Operasi Caesar  

25 April 2017

Menakjubkan, Bayi Keluar Sendiri Saat Ibu Jalani Operasi Caesar  

Rekaman memperlihatkan cara bayi keluar dari perut si ibu tanpa bantuan tim medis saat operasi caesar berlangsung.

Baca Selengkapnya

Tiga Tewas dalam Unjuk Rasa Terbesar di Venezuela  

20 April 2017

Tiga Tewas dalam Unjuk Rasa Terbesar di Venezuela  

Sedikitnya tiga orang tewas dalam unjuk rasa di Venezuela yang menuntut Presiden Nicolas Maduro mundur dari jabatannya.

Baca Selengkapnya

Kekurangan Obat, Presiden Venezuela Minta Bantuan PBB

25 Maret 2017

Kekurangan Obat, Presiden Venezuela Minta Bantuan PBB

Federasi Farmasi Venezuela memperkirakan sekitar 85 persen obat tidak tersedia bagi warga Venezuela.

Baca Selengkapnya