Eks Agen FBI Mengaku Bersalah Bocorkan Rahasia

Reporter

Editor

Abdul Manan

Selasa, 24 September 2013 15:21 WIB

Kantor Associated Press di Manhattan, New York, (14/5). REUTERS/Adrees Latif

TEMPO.CO, New York - Donald Sachtleben, mantan agen Biro Penyelidik Federal (FBI) Amerika Serikat, dalam sidang Senin, 23 September 2013, mengaku bersalah karena membocorkan informasi kepada wartawan tentang rencana pengeboman oleh Al-Qaeda dan tuduhan kasus pornografi anak.

Sachtleben, 55 tahun, terancam 12 tahun penjara karena pelanggaran ini.

Pejabat Amerika Serikat mengatakan dibukanya informasi soal rencana pengeboman itu pada Mei 2012 oleh kantor berita Associated Press (AP) membahayakan operasi intelijen internasional dan mengancam keselamatan warga.

Penyelidik mengidentifikasi Sachtleben setelah mendapatkan catatan telepon kantor berita Associated Press (AP), yang menerbitkan sebuah artikel tentang plot serangan al-Qaeda yang bermarkas di Yaman ke AS.

"Pengungkapan tidak sah dan tidak dapat dibenarkan ini sangat membahayakan keamanan nasional dan mengancam nyawa," kata Wakil Jaksa Agung AS James Cole dalam sebuah pernyataan.

"Untuk menjaga negara aman, departemen harus menegakkan hukum terhadap kebocoran informasi penting dan berbahaya seperti ini, sementara pada saat yang sama menghormati pentingnya peran pers."

Pada Mei 2012, Associated Press menerbitkan sebuah artikel yang menulis usaha badan intelijen AS yang berhasil membatalkan plot oleh militan Al-Qaeda yang berbasis di Yaman untuk mengebom sebuah pesawat dengan tujuan AS.

<!--more-->

Dalam dokumen pengadilan, Sachtleben dari Indiana mengaku memberikan informasi kepada reporter AP soal plot yang cocok dengan gambaran itu.

AP menolak untuk mengomentari hubungannya dengan Sachtleben. Ia bekerja untuk FBI sebagai teknisi bom dari tahun 1983-2008 dan memiliki otoritas untuk mengakses informasi rahasia.

Pada tahun 2008, Sachtleben dipekerjakan kembali oleh FBI sebagai kontraktor dan tetap memiliki security clearence--akses terhadap informasi yang tak boleh diakses orang pada umumnya.

Pada 2 Mei 2012, ia mengungkapkan informasi rahasia kepada wartawan AP, kata dokumen pengadilan. Sembilan hari kemudian ia ditangkap atas tuduhan karena kasus lain, yaitu dugaan perdagangan gambar pornografi anak secara online. Ia terjerat kasus ini setelah FBI menyelidiki pria lain karena kasus pornografi anak.

Saat FBI menggeledah komputer Sachtleben, penyelidik menemukan adanya dokumen-dokumen rahasia yang disimpan secara tidak layak.

Pada hari Senin 23 September 2013, Sachtleben mengaku bersalah atas pembocoran informasi terkait pertahanan nasional, kepemilikan tidak sah dan penyimpanan informasi soal pertahanan nasional, serta dua tuduhan lainnya, yaitu mendistribusikan dan memiliki pornografi anak.

BBC | ABDUL MANAN

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya