Seorang anggota eluarga dari salah satu pekerja Navy Yard yang dievakuasi dalam tragedi penembakan, tiba untuk mencari informasi di tempat perlindungan sementara di stadion Nationals Park di dekat gedung angkatan laut di Washington, Amerika Serikat, Senin (16/9). REUTERS/Jonathan Ernst
TEMPO.CO, Washington – Tragedi penembakan yang menewaskan 13 orang, termasuk si pelaku, di kantor AL Amerika menimbulkan sebuah tanya. Bagaimana bisa kantor yang seharusnya bebas senjata itu kecolongan. Rupanya, Aaron Alexis membawa senjata dalam beberapa bagian hingga kemudian ia merakitnya di dalam.
Dilaporkan laman USA Today hari ini, Aaron, yang merupakan teknisi komputer dengan sistem pembayaran per jam, masuk ke dalam gedung dengan tanda pengenal kontraktor yang dimilikinya. Aksinya berjalan mulus. Ia bisa masuk ke gedung tanpa dicurigai oleh petugas keamanan.
Menurut seorang pejabat federal, Aaron merakit senjatanya di dalam toilet, kemudian langsung menuju lantai atas. Di sana, ia mulai menembak secara membabi buta. Setelah itu, barulah ia turun ke bagian tengah bangunan. Baku tembak dengan petugas keamanan terjadi di sini hingga akhirnya Aaron meregang nyawa. Sayang, 12 nyawa lainnya yang merupakan warga sipil sudah keburu ditembaki sebelum petugas keamanan muncul.
Dalam melakukan aksi ini, Aaron tidak sendiri. Polisi menduga masih ada seorang pelaku yang berhasil kabur saat baku tembak terjadi. Hingga kini, pelaku masih dalam pengejaran. Polisi berharap, dengan tertangkapnya pelaku, motif penembakan brutal ini bisa terungkap.