Seorang pejuang tentara pembebasan Suriah mengecat peluru mortar bewarna emas sehingga berbeda dengan peluru mortir biasanya disebuah pabrik di Aleppo, Suriah (4/9). REUTERS/Hamid Khatib
Lembaga berbasis di New York, Amerika Serikat, Selasa, 10 September 2013, itu mengatakan mereka telah menguji sejumlah dokumen atas serangan senjata kimia ke Ghouta timur, kawasan luas di pinggiran ibu kota Suriah, Damaskus.
Dalam laporannya, HRW mengatakan lembaganya menganalisis laporan saksi, sisa-sisa senjata yang digunakan, serta gejala yang ditunjukkan oleh para korban sebagaimana video dan foto-foto yang diperlihatkan oleh para aktivis oposisi Suriah.
"Sisa-sisa roket dan gejala yang diperlihatkan oleh para korban dari serangan 21 Agustus 2013 di Ghouta menunjukkan bukti mengenai sistem persenjataan yang digunakan," kata Peter Bouckaert, penulis laporan HRW, dalam sebuah pernyataan.
"Ini bukti sangat kuat yang menyebutkan bahwa pasukan pemerintahan Suriah menembakkan roket berkepala kimia ke pinggiran Damaskus." Menurut Bouckaert, "Telah ada penggunaan gas saraf mirip sarin."
HRW tidak melansir angka korban akibat serangan tersebut. Amerika Serikat melalui intelijennya pekan lalu menyebutkan korban tewas mencapai 1.429 orang, termasuk 426 anak-anak. Inggris juga melansir temuan intelijennya meski korban hanya di angka 300-an orang.