Tentara Suriah memerangi milisi di Maaloula, dekat Damaskus, Suriah, (7/9). AP/SANA
TEMPO.CO, Washington - Perang saudara di Suriah dapat membangunkan kembali cabang-cabang al-Qaeda. Demikian laporan lembaga pertahanan di Amerika Serikat, Senin, 9 September 2013.
Sebuah laporan berjudul Jihadist Terrorism: A Threat Assessment dibuat oleh Bipartisan Policy Center's Homeland Security Project, menyebutkan, ketidakstabilan di Timur Tengah dapat membangkitkan kembali jaringan (terorisme).
"Dalam waktu panjang akan muncul ancaman dari al-Qaeda dan kelompok-kelompok aliansinya," tulis laporan lembaga ini sebagaimana dikutip kantor berita Reuters.
The al-Nusra Front, cabang al-Qaeda, salah satu kelompok oposisi terkuat Suriah yang bertempur melawan Presiden Bashar al-Assad.
"Naik turunnya masa depan al-Qaeda berada di Suriah," kata Peter Bergen, seorang ahli al-Qaeda.
"Kami dapat menyaksikan di sekitar dunia. Sebenarnya banyak tempat yang mereka lakukan, namun kurang baik. Namun di Suriah, mereka bisa melakukannya dengan baik."
Menurut Reuters, al-Nusra telah memulai operasi dengan skala menyiapkan layanan sosial di Suriah sehingga banyak meraih dukungan dari masyarakat sekitar yang mereka kuasai. "Ini merupakan sesuatu yang pertama bagi organisasi afilasi al-Qaeda."
Laporan itu menambahkan, kelompok-kelompok bersenjata Suriah tutup mata senjata-senjata berat jatuh ke tangan kelompok jihad, termasuk mendapatkan akses ke gudang senjata kimia Suriah yang dapat digunakan di Suriah dan juga diseludupkan ke negara lain, serta dapat digunakan dalam serangan di masa datang.