TEMPO.CO, Den Haag - Pemerintah Belanda mengatakan Jumat (30/08/2013) lalu bahwa ia akan membuat permintaan maaf publik untuk serangkaian eksekusi yang dilakukan oleh tentara Belanda di bekas negara jajahannya di Indonesia, antara tahun 1945 dan 1949.
Perdana Menteri Belanda Mark Rutte juga mengumumkan bahwa Belanda akan memberi kompensasi sebesar € 20.000 (sekitar US$ 26.000) kepada para janda korban yang tewas.
Duta besar Belanda di Indonesia akan hadir secara resmi menyampaikan permintaan maaf dalam upacara di Jakarta pada 12 September, kata pernyataan pemerintah Belanda.
Belanda telah meminta maaf dan membayar kompensasi kepada keluarga orang-orang dalam kasus-kasus tertentu, tetapi tidak pernah menyampaikan permintaan maaf dan menawarkan kompensasi bagi para korban eksekusi secara umum.
"Kita berbicara tentang peristiwa mengerikan dalam kasus-kasus tertentu akibat eksekusi," kata Rutte. Tapi dia menambahkan bahwa ia tidak akan menawarkan permintaan maaf atas tindakan militer Belanda secara keseluruhan di Indonesia.
Mengenai peran Belanda selama konflik yang menyebabkan kemerdekaan Indonesia, Rutte mengutip kata-kata mantan Menteri Luar Begeri Ben Bot yang menyatakan bahwa "Belanda menemukan dirinya di sisi sejarah yang salah" selama konflik. Menurut Rutte, tetap seperti itulah pandangan pemerintah Belanda soal peristiwa puluhan tahun lalu itu.
Dua proses hukum sebelumnya telah memaksa Belanda memberikan kompensasi sebesar € 20.000 kepada keluarga beberapa korban dan meminta maaf kepada publik atas pembunuhan yang terjadi di Sulawesi Selatan dan Rawagede, Karawang, Jawa Barat.
Belanda mengatakan, tindakan hukum baru yang memenuhi kriteria yang sama dengan peristiwa di Rawagede dan Sulawesi Selatan juga bisa mengakibatkan adanya kompnesasi dalam jumlah yang sama dari Belanda.
Ribuan orang Indonesia tewas dalam perang kemerdekaan, yang berakhir pada tahun 1949. Lebih dari 60 tahun kemudian, soal peran Belanda selama perang itu menjadi isu rawan dalam hubungan dua negara.
Channel News Asia | Manan
Berita terkait
Kilas Balik Perjanjian Roem-Roijen 74 Tahun Pasca Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
7 Mei 2023
Usai proklamasi, Indonesia juga berusaha mempertahankan kemerdekaan melalui jalur diplomatik tanpa kekerasan, salah satunya perjanjian Roem-Roijen.
Baca SelengkapnyaRepresentative Office BNI Ada di Belanda
18 Mei 2022
Populasi Diaspora di luar negeri merupakan ceruk bisnis yang sangat potensial dalam ekosistem bisnis Internasional BNI
Baca SelengkapnyaKomunitas Muslim Indonesia di Belanda Bangun Masjid
29 Maret 2017
Muslim Youth Union atau PPME Al-Ikhlas membeli bangunan di Amsterdam, Belanda, yang salah satu ruangannya diubah menjadi masjid.
Baca SelengkapnyaPM Belanda: Saya Akan Lawan Kecenderungan Anti-Islam
26 November 2016
PM Mark Rutte menegaskan, sentimen anti-Islam di Eropa tidak akan mempengaruhi hubungan dengan negara-negara berpenduduk mayoritas muslim.
Baca SelengkapnyaBertemu PM Belanda, Jokowi Terkenang Saat Jadi Gubernur DKI
23 November 2016
Presiden Joko Widodo pernah bertemu Mark Rutte saat masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaMemperkenalkan Indonesia Kontemporer Lewat Karya Riri Riza
21 November 2016
Indonesia Film Festival 2016 digelar di Utrecht, Belanda, 17-20 November 2016.
Baca SelengkapnyaEKSKLUSIF, PM Belanda Mark Rutte Tolak Referendum Ala Brexit
4 November 2016
Perdana Menteri Kerajaan Belanda Mark Rutte mengatakan ia menentang referendum seperti Brexit di Inggris.
Baca SelengkapnyaTingkatkan Perdagangan-Investasi, PM Belanda Kunjungi RI
16 Oktober 2016
Persiapan lawatan PM Mark Rutte dibahas dalam pertemuan kedua Menlu di Bangkok, Thailand.
Baca SelengkapnyaJazz Indonesia Pukau Publik Belanda
16 Oktober 2016
Dwiki Dharmawan dan kawan-kawan meriahkan Indonesia Jazz Night 2016 di Den Haag, Belanda.
Baca Selengkapnya90 Pengusaha Belanda Hadiri Seminar Rediscover Indonesia
24 September 2016
PM Belanda akan berkunjung ke Indonesia pada November 2016.
Baca Selengkapnya