TEMPO.CO, Washington - Presiden Amerika Serikat Barack Obama sangat yakin bahwa Pemerintah Suriah telah menggunakan senjata kimia untuk menumpas rakyat sipil. "Diperlukan serangan militer terbatas," ucap Obama, Rabu, 28 Agustus 2013.

Kesimpulan Obama itu mengacu pada sebuah dugaan serangan dengan senjata kimia di pinggiran Damaskus, Ghouta, pekan lalu, Rabu, 21 Agustus 2013. Menurut lembaga bantuan kemanusiaan, akibat serangan tersebut sedikitnya 355 orang tewas, sedangkan yang menderita luka-luka mencapai 3.000 orang.

Dalam sebuah wawancara dengan Televisi Layanan Publik (PBS), Rabu, 28 Agustus 2013, Obama mengatakan, dia tidak mengambil keputusan secara spesifik mengenai tindakan militer, namun dirinya juga tidak mengesampingkan pilihan tersebut.

"Kami telah menyimpulkan bahwa Pemerintahan Suriah pada kenyataannya di luar batas," ujar Obama dalam sebuah wawacara dengan televisi. "Selanjutnya, hal tersebut akan menimbulkan konsekuensi agar Pemerintahan (Suriah) tidak mengulangi perbuatannya (serangan)."

Seperti dilansir oleh Al Arabiya, Kamis, 29 Agustus 2013, Obama mengatakan kepada PBS bahwa dia telah menerima opsi militer melawan Suriah, namun dia tidak mengambil keputusan untuk menyerang (Suriah). "Para pejabat Amerika Serikat yakin Pemerintahan Suriah bertanggung jawab atas serangan pada pekan lalu, Rabu, 21 Agustus 2013, di pinggiran Damaskus yang menewaskan ratusan orang. Mereka (para pejabat) tidak percaya kelompok oposisi Suriah menggunakan senjata kimia," ucap Obama, seperti dilaporkan Reuters.

AL JAZEERA | AL ARABIYA | CHOIRUL

Topik Hangat:
Lurah Lenteng Agung | Suap SKK Migas | Konvensi Partai Demokrat | Pilkada Jatim

Berita Lainnya:
Lurah Susan: No Comment!
Warga Demo Lurah Susan, Takut Dikira Non-Muslim
Pendemo Mulai Datangi Kantor Lurah Susan
Jokowi Bagian Strategi Politik PDIP di Pemilu 2014
Roy Suryo Salah Nyanyikan Indonesia Raya
Megawati Diprediksi Restui Pencapresan Jokowi