Uni Eropa Perketat Pengiriman Senjata ke Mesir  

Reporter

Kamis, 22 Agustus 2013 12:28 WIB

Catherine Ashton. AP/Seth Wenig

TEMPO.CO, Brussel - Uni Eropa sepakat memperketat pengiriman perlengkapan keamanan dan persenjataan ke Mesir sebagai bagian dari reaksi Uni Eropa atas kekerasan mematikan yang dilakukan militer di sana. Namun, perkumpulam negara-negara Eropa itu tetap memberikan bantuan ekonomi untuk Mesir.

Dalam sebuah pertemuan darurat selama beberapa jam pada Rabu, 21 Agustus 2013, di Brussel, sejumlah negara anggota Uni Eropa mengutuk pertumpahan darah yang menyebabkan hampir 1.000 orang tewas akibat kekerasan pekan lalu, Rabu, 14 Agustus 2013.

Kepala Kebijaksanaan Luar Neger Uni Eropa, Catherine Asthon, mengatakan UE akan meninjau kembali bantuannya ke Mesir, namun kebutuhan untuk sejumlah kelompok dan masyarakat sipil tetap dilanjutkan. "Sejumlah anggota (UE) sepakat menunda pengiriman senjata ke Mesir lantaran digunakan untuk represi," ujar Asthon.

Inggris, Jerman, Italia, serta Belanda setuju dengan kebijaksanaan pengetatan pengiriman senjata ke Mesir. Menteri Luar Negeri Belanda, Frans Timmermans, menerangkan, "Pengiriman senjata pada pekan ini, minggu depan, dan dalam waktu dekat merupakan langkah tidak tepat."

Namun demikian, UE sedikit mengurangi paket bantuan ekonomi dan sanksi perdagangannya dengan Mesir. Menteri Luar Negeri Italia, Emma Bonino, mengatakan bahwa pengurangan bantuan ekonomi adalah sikap kontra-produktif.

"Kita harus tetap percaya dengan mayoritas rakyat Mesir yang menginginkan stabilitas, demokrasi, dan kemakmuran negara untuk diri mereka sendiri. Itu berarti kita tidak harus melakukan sesuatu yang menyakiti mereka atau memotong dukungan kepada mereka," Menteri ujar Luar Negeri Inggris William Hague. "Prinsip-prinsip kebijaksanaan kami adalah mendukung lembaga demokrasi, bukan sebaliknya," ungkap Hague.

UE nampak lebih netral dibandingkan dengan Amerika Serikat dalam hal bantuan militer ke Mesir, yang memainkan peranan kunci dalam penggulingan Presiden Muhamad Mursi pada 3 Juli 2013. Pemeritahan baru Mesir mengizinkan Kepala Kebijaksanaan Luar Negeri UE, Catherine Asthon, menjadi pejabat asing pertama yang diperkenankan bertemu Mursi dalam tahanan.

AL JAZEERA | CHOIRUL

Terpopuler

Soal Tes Keperawanan, Ini Jawaban HM Rasyid

Rachmawati: SBY Tak Punya Etika Politik

KPK: Djoko Susilo Cuma Bisa Jadi Ketua RT

Jenderal Moeldoko: Saya Bukan Ahli Surga

Jokowi dan Sjafrie Bahas Strategi Pertahanan Jakart
a

Berita terkait

Mesir Blokir Situs Human Right Watch karena Rilis Penyiksaan Bui

8 September 2017

Mesir Blokir Situs Human Right Watch karena Rilis Penyiksaan Bui

Mesir memblokir situs Human Rights Watch sehari setelah organisasi tersebut merilis laporan tentang penyiksaan sistematis di penjara negara itu

Baca Selengkapnya

Mesir Pulangkan 2 Mahasiswa Indonesia Setelah Ditahan Satu Bulan

31 Agustus 2017

Mesir Pulangkan 2 Mahasiswa Indonesia Setelah Ditahan Satu Bulan

Pada 30 Agustus 2017, Kedutaan Besar RI di Kairo menerima informasi dari kantor pusat Imigrasi Mesir bahwa pemerintah Mesir menyetujui pemulangan.

Baca Selengkapnya

PPMI: Mesir Tahan 2 Mahasiswa Asal Sumatera Barat

10 Agustus 2017

PPMI: Mesir Tahan 2 Mahasiswa Asal Sumatera Barat

Presiden Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) Mesir Pangeran Arsyad Ihsanul Haq mengatakan 2 mahasiswa Sumatera Barat ditahan polisi Mesir

Baca Selengkapnya

Mesir Punya Pangkalan Militer Terbesar di Timur Tengah dan Afrika  

24 Juli 2017

Mesir Punya Pangkalan Militer Terbesar di Timur Tengah dan Afrika  

Pangkalan militer Mesir terbesar di Timur Tengah dan Afrika berlokasi di kota El Hammam, di sebelah barat Alexandria.

Baca Selengkapnya

Beri Anak Nama Asing, Orang Tua di Mesir Terancam Dibui

15 Juni 2017

Beri Anak Nama Asing, Orang Tua di Mesir Terancam Dibui

Para orang tua di Mesir terancam dipenjara hingga enam bulan lamanya jika memberi nama asing atau Barat kepada bayi mereka.

Baca Selengkapnya

Gerombolan Bertopeng Tembaki Bus Umat Kristen Koptik, 28 Tewas  

27 Mei 2017

Gerombolan Bertopeng Tembaki Bus Umat Kristen Koptik, 28 Tewas  

Gerombolan pria bersenjata, bertopeng, dan berseragam militer menyerang bus yang mengangkut umat Kristen Koptik Mesir, 23 orang tewas.

Baca Selengkapnya

Tuduh Seorang Pendakwah Murtad, Rektor Al Azhar Dipecat

8 Mei 2017

Tuduh Seorang Pendakwah Murtad, Rektor Al Azhar Dipecat

Rektor Universitas Al-Azhar Ahmed Hosni Taha dipecat karena melabeli seorang pendakwah dengan istilah murtad

Baca Selengkapnya

Mesir Membebaskan Pemimpin Ikhwanul Muslimin Hassan Malek

6 Mei 2017

Mesir Membebaskan Pemimpin Ikhwanul Muslimin Hassan Malek

Malek yang menjalani tahanan rumah sekjak Oktober 2015.

Baca Selengkapnya

Mesir Menyambut Baik Zona Aman di Suriah Usulan Rusia

5 Mei 2017

Mesir Menyambut Baik Zona Aman di Suriah Usulan Rusia

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mendukung zona damai sebagaimana disampaikan Putin kepada Trump.

Baca Selengkapnya

Seniman Mesir Menulis Quran Terbesar di Dunia

4 Mei 2017

Seniman Mesir Menulis Quran Terbesar di Dunia

Saad Mohammed asal Mesir membutuhkan waktu tiga tahun untuk menulis Al Quran terbesar di dunia.

Baca Selengkapnya