TEMPO.CO, DAMASKUS—Tim pengawas senjata kimia Perserikatan Bangsa-Bangsa tiba di Suriah untuk memulai penyelidikan mengenai dugaan penggunaan senjata kimia dalam konflik berdarah selama dua tahun terakhir. Seperti dilansir CNN, Senin, 19 Agustus 2013, Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon, menyatakan tim tersebut akan mulai bekerja hari ini.
“Namun selama menjalankan tugas, tim tersebut tidak dapat diwawancarai oleh jurnalis,” demikian pernyataan tertulis PBB. Pekan lalu, PBB menyatakan bahwa pemerintah Suriah telah sepakat untuk bekerja sama dan menjamin keamanan tim penyelidik ini.
Penggunaan senjata kimia dalam konflik Suriah membuat cemas dunia internasional. Sejumlah tuduhan dan fakta di lapangan menunjukkan kedua kubu yang bertikai menggunakan senjata kimia, seperti gas sarin yang dapat merusak syaraf.
Pada Juni lalu, Gedung Putih menyatakan pasukan Presiden Bashar al-Assad telah melanggar aturan dengan menggunakan senjata kimia terhadap pasukan pemberontak. Alasan inilah yang memicu bantuan militer dari Amerika Serikat kepada pemberontak Suriah, meski sebelumnya enggan.
Adapun pemerintah Suriah menuding pasukan pemberontak juga menggunakan senjata berbahaya tersebut. Seperti dilansir media pemerintah, Maret lalu, pemberontak dituding menggunakan senjata kimia dalam pertempuran di Khan al-Asal, Provinsi Aleppo.
Menurut juru bicara PBB akhir Juli lalu, Insiden Khan al-Asal akan menjadi satu dari tiga kasus penggunaan senjata kimia di Suriah yang akan diselidiki oleh inspektur PBB. Namun pihak oposisi membantah tuduhan ini karena mereka tidak memperoleh akses untuk mendapat senjata kimia maupun rudal.
Sekitar 100 ribu warga Suriah dilaporkan tewas dalam perang saudara selama dua tahun terakhir. Jutaan warganya kini terpaksa mengungsi, baik di dalam maupun luar negeri.
L CNN | SITA PLANASARI AQUADINI
Berita terkait
CIIA: Bahrun Naim Tewas di Suriah, Juga Anaknya yang Kurang Gizi
12 Januari 2018
Direktur Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA) Harits Abu Ulya sudah melakukan konfirmasi soal kematian Bahrun Naim.
Baca SelengkapnyaGadis Cilik Suriah yang Berkicau di Twitter Kunjungi Markas PBB
18 Oktober 2017
Bana Al Abed, gadis cilik yang mencuit pengalamannya sebagai penduduk Aleppo, Suriah saat dikepung pemberontak diundang ke markas PBB di New York.
Baca SelengkapnyaTujuh Relawan White Helmets Tewas Ditembak di Suriah
13 Agustus 2017
Belum jelas apakah serangan terhadap 7 relawan White Helmets dilakukan atas motif politik atau kriminal
Baca SelengkapnyaBeredar, Video Aparat Turki Siksa Pengungsi Suriah
31 Juli 2017
Beredar video penjaga perbatasan Turki menyiksa pengungsi Suriah.
Baca SelengkapnyaIndonesia Menyerahkan Ambulans Bantuan untuk Suriah
28 Juli 2017
KBRI Suriah menyerahkan dua ambulans bantuan kemanusiaan dari Dompet Dhuafa dan MER-C kepada Palang Merah Suriah
Baca SelengkapnyaRumah Sakit Bawah Tanah, Perlindungan Terakhir Paramedis Suriah
23 Juli 2017
Guna menghindari terjangan peluru dan bom dari dua pihak yang berperang di wilayah tersebut, petugas medis Suriah membangun rumah sakit bawah tanah
Baca SelengkapnyaKedutaan Rusia di Suriah Ditembaki dengan Artileri
17 Juli 2017
Media pemerintah Suriah meleporkan kedutaan Rusia di Damaskus mengalami penembakan dengan artileri yang menyebakan kerusakan materi.
Heboh, Pro Assad dan Oposisi Berkelahi Saat Siaran Langsung
15 Juli 2017
Perdebatan sengit terjadi antara Bilal Daqmaq, kritikus Assad, dan Ahmad Shlash, mantan anggota parlemen Suriah
Baca SelengkapnyaDokter di Suriah Keluhkan Bantuan Kemanusiaan Turun Drastis
14 Juni 2017
Sejumlah dokter warga Suriah mengungkapkan bantuan kemanusiaan ke Suriah turun drastis dalam dua bulan.
Baca SelengkapnyaHina Oposisi, Jurnalis Pendukung Assad Diusir dari Gedung PBB
18 Mei 2017
Delegasi oposisi di PBB mengajukan komplain atas sikap jurnalis Hajli termasuk perilakunya yang dianggap melanggar kode etik jurnalistik.
Baca Selengkapnya