Gedung-gedung yang hancur di kota Homs, Suriah, (12/7). Pasukan Suriah membombardir kota tersebut dan berusaha merebutnya dari tangan oposisi. REUTERS/Yazan Homsy
Pengumuman PBB, Rabu, 31 Juli 2013, itu disampaikan menyusul gempuran pasukan keamanan Presiden Bashar al-Assad terhadap Desa Khan al-Asal di Provinsi Aleppo, yang sebelumnya dikuasai oleh pemberontak. Lokasi ini dianggap telah menjadi sasaran serangan bom kimia.
“Misi akan berangkat ke Suriah sesegera mungkin untuk menginvestigasi tiga tempat yang dilaporkan terjadi insiden (serangan bom kimia), termasuk Khan al-Asal,” kata Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon dalam sebuah pernyataan melalui pejabat pers.
Juru bicara PBB, Martin Nesirky, mengatakan lampu hijau untuk menginvestigasi insiden serangan bom kimia di tiga lokasi ini menyusul kunjungan Ketua Pelucutan Senjata PBB Angela Kane dan Kepala Tim Investigasi Senjata Kimia Ake Sellstrom ke Damaskus pekan lalu. “Kunjungan itu menghasilkan sebuah kesepahaman dengan pemerintah Suriah.”
Pemerintah Suriah dan pemberontak selama ini saling tuding menggunakan senjata kimia dalam perang di Desa Khan al-Asal pada 19 Maret 2013, menyebabkan sedikitnya 30 orang tewas.
Nesirky sendiri tidak memberikan keterangan detail mengenai dua tempat yang akan dikunjungi oleh Tim Investigasi PBB.
Pada Rabu, 31 Juli 2013, pasukan rezim Assad menggempur posisi-posisi pemberontak di luar Desa Khan al-Assal. Sementara letupan-letupan perang kecil pecah di pinggiran desa yang dikuasai pemberontak pada 22 Juli 2013, menyebabkan Angkatan Bersenjata Suriah kehilangan bala tentaranya dalam jumlah besar. Angkatan Bersenjata Suriah dilaporkan kehilangan 150 tentara dalam perang dua hari, 50 di antaranya dieksekusi setelah mereka ditangkap. Aksi ini dikutuk oleh para pemimpin oposisi utama.