Cara Obama Hormati Muslim Amerika

Reporter

Minggu, 28 Juli 2013 05:10 WIB

Barack Obama. AP/Carolyn Kaster

TEMPO.CO, Washington--Presiden Amerika Serikat Barack Obama memberikan penghormatan kepada Muslim Amerika pada Kamis lalu atas kontribusi mereka dalam membangun negara tersebut dengan menjadi pengusaha, inovator teknologi dan pioner di bidang kesehatan.

Obama menyatakan hal tersebut saat acara makan malam sebagai bagian dari kegiatan buka puasa bersama di Gedung Putih yang diselenggarakannya untuk menghormati bulan suci umat Islam, Ramadan. Menurut pria dengan nama tengah Hussein ini, Ramadan "merupakan waktu untuk melakukan refleksi, sebuah peluang untuk menunjukkan pengabdian kepada Tuhan melalui doa dan berpuasa, tetapi juga waktu untuk keluarga dan teman-teman untuk berkumpul bersama-sama".

Ayah dua anak ini bergabung dengan staf administrasi, pejabat terpilih, pemuka agama dan anggota korp diplomatik saat menyelenggarakan buka puasa bersama untuk kelima kalinya ini di Sate Dining Room.

Seperti dikutip situs Time edisi 25 Juli 2013, Obama mengatakan bahwa Gedung Putih mempunyai tradisi untuk menghormati berbagai hari penting dari berbagai agama sebagai upaya untuk merayakan keberagaman yang membentuk negeri tersebut dan menguatkan kembali komitmen negara mengenai kebebasan beragama.

Pria kelahiran Honolulu Hawaii 4 Agustus 1961 ini mengatakan bahwa orang Amerika dan masyarakat Timur Tengah mempunyai tujuan bersama atas kesempatan ekonomi dan kewirausahaan.

"Kita bekerja sedikit lebih keras, kita bertujuan untuk mencapai kemajuan lebih tinggi dan kita tetap berjuang untuk menciptakan lebih banyak kesempatan bagi anak-anak dan generasi mendatang," ujar presiden Amerika ke-44 ini. "Tentu saja, ini bukan hanya mimpi orang Amerika, ini juga aspirasi seluruh manusia di dunia. Ini adalah hal mendasar, keinginan manusia untuk maju, untuk menemukan kejayaan yang datang dari kerja bagi anak-anak kita demi sesuatu yang lebih baik."

Lebih lanjut alumni Harvard Law School ini menambahkan bahwa kerinduan pada kebebasan ekonomi dan kesempatan, sama halnya dengan kebebasan berpolitik "merupakan dasar untuk banyak perubahan yang telah kita lihat di seluruh dunia beberapa tahun belakagan ini, termasuk di Afrika Utara dan Timur Tengah."

TIME I ARBA'IYAH SATRIANI

Baca juga:

Obama Usulkan Putri JFK Jadi Dubes Jepang

Adik Obama Berkampanye Perdamaian di Kampus UGM

Obama Jelaskan Noda Lipstik di Kerah Bajunya

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya