TEMPO.CO, Jakarta - Panglima Angkatan Bersenjata Mesir, Jenderal Abdul Fatah al-Sisi, mengumumkan pemberhentian Mursi dan pengangkatan Ketua Mahkamah Konstitusi Mesir Adli Mansour sebagai presiden sementara sampai pemilihan presiden berikutnya berlangsung. Militer juga membekukan konstitusi Mesir. (Baca: Empat Alasan Presiden Mesir Digulingkan)
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan terkejut atas peristiwa ini. Ia mengaku mendapat kabar penggulingan Presiden Mesir dari Duta Besar Mesir Nurfaizi sekitar pukul 02.15, jelang dini hari Kamis 4 Juli 2013.
SBY pun mengunggah kicauannya soal Mesir di jejaring sosial media Twitter. "Kita berharap transisi demokrasi di Mesir bisa berlangsung baik & damai," ujarnya di akun Twitternya.
SBY meminta Dubes Nurfaizi untuk menjaga keamanan kantor kedutaan, warga negara Indonesia dan mahasiswa yang sedang berada di sana. SBY juga mengimbau agar warga Indonesia menghindari tempat-tempat berbahaya. "Jangan libatkan diri dlm urusan domestik Mesir," kicaunya di Twitter.
Lewat Twitter, SBY juga menuturkan pengalamannya saat Presiden Amerika Serikat Obama dan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton meminta pandangannya soal Mesir, pada 2011 di Bali. Ia pun menyampaikan prospek demokratisasi di Mesir. Ada empat twit yang menceritakan soal politik luar negeri Mesir tersebut, seperti berikut ini:
"Saya katakan pd Obama & Hillary, peran militer sangat menentukan dlm transisi demokrasi. Hal ini juga berlaku di Mesir.
Kpd Obama juga saya katakan, dulu militer Indonesia dukung penuh demokratisasi, seraya lakukan reformasi internal.
Saya telah pula sampaikan pendapat serupa pd banyak kepala negara terkait perbandingan transformasi politik di Mesir dg pengalaman RI.
Bangsa yg baru alami perubahan politik yg dramatis, mesti jalankan rekonsiliasi. Tak bijak lakukan pembersihan habis-habisan."
