TEMPO.CO, Boston - Hasil penyadapan intelijen Rusia terhadap pembicaraan antara ibu tersangka bom Boston dan seseorang yang diduga sebagai putranya menyebutkan bahwa ibu pelaku mendiskusikan jihad pada 2011. Demikian keterangan seorang petugas Amerika Serikat yang terlibat dalam penyidikan.
"Percakapan mereka berlangsung samar-samar," ujar seorang sumber. Hasil penyadapan tersebut, sumber tadi menjelaskan, selanjutnya disampaikan Rusia kepada FBI beberapa hari terakhir ini.
Sumber ini tak tahu alasan mengapa penyerahan hasil sadapan itu terlambat. Meski demikian, sudah cukup alasan bagi FBI untuk mengejar Tamerlan Tsarnaev, kakak kandung Dzhokhar, karena dua bersaudara ini diyakini sebagai pelaku ledakan bom Boston yang menewaskan tiga orang dan melukai 260 lainnya pada 15 April 2013 di dekat garis finis Boston Marathon.
Menurut sumber, selain menyampaikan beberapa informasi kepada FBI, Rusia juga mengirimkan data tambahan hasil wawancara petugas dengan ibu dari Tamerlan dan Dzhokhar, Zubeidat Tsarnaev, pada 2011.
Seorang anggota intelijen pada Kamis, 25 April 2013, mengatakan, nama ibu pelaku telah dimasukkan ke dalam Data Identitas Teroris (TIDE). Data ini juga mencakup kedua putra Zubeidat, termasuk nama setengah juta orang yang dikategorikan sebagai teroris oleh Pusat Kontraterorisme Nasional.
Sebelumnya, dalam suatu kesempatan, Zubeidat membantah bahwa kedua putranya yang tinggal di Amerika Serikat itu terlibat dalam pengeboman Boston Marathon.
CNN | CHOIRUL
Topik terhangat:
Gaya Sosialita | Susno Duadji | Ustad Jefry | Caleg | Ujian Nasional
Baca juga
Inilah Dinasti Politik Partai Demokrat
Susno Duadji Buron
Jika Susno Ditetapkan Buron, Kedaluwarsa 18 Tahun
Casillas ke Arsenal Jika Mourinho Masih di Madrid
Kejagung Buru Buronan Susno Duadji
Berita terkait
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia
7 Februari 2021
Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.
Baca SelengkapnyaOrient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua
6 Februari 2021
Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020
Baca SelengkapnyaTidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat
4 Februari 2021
Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.
Baca SelengkapnyaKeluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge
3 Februari 2021
Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.
Baca SelengkapnyaKrisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan
3 Februari 2021
Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah
30 Januari 2021
Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.
Baca SelengkapnyaTutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol
30 Januari 2021
Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaJenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran
27 Januari 2021
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran
Baca Selengkapnya