TEMPO.CO, Boston - Komponen mobil mainan dengan remote control diduga digunakan pelaku Bom Boston untuk memuluskan aksinya. Agen FBI menduga mereka memanfaatkan suku cadang mobil mainan DuraTrax untuk membuat rangkaian bom yang menewaskan tiga orang itu. Empat pemilik toko hobi lokal dan manajernya telah diwawancarai oleh FBI.
Pemilik toko di Massachusetts dan di seberang perbatasan di New Hampshire mengatakan kepada ABC News bahwa agen federal menanyai mereka tentang penjualan dari baterai Tenergy berkapasitas 1,2 volt itu. Baterai ini umum digunakan dalam mobil mainan yang dioperasikan dengan remote dan radio control. Baterai ini ditemukan di lokasi kejadian.
Agen FBI juga mendatangi pabrik Tenergy di California, yang membuat kemasan baterai khusus untuk mobil-mobilan DuraTrax itu, kata seorang pejabat perusahaan.
Bom menewaskan tiga orang dan melukai lebih dari 180 lainnya di dekat garis finish lomba lari itu pada Senin sore. Tidak ada kelompok, lokal atau internasional, yang mengaku bertanggung jawab.
Ada petunjuk untuk membuat bom menggunakan bagian mobil mainan yang dipublikasi secara online. Sebuah taktik yang sama dilaporkan digunakan dalam pemboman mobil seorang pengacara Michigan pada tahun 2011.
Greg Faith, pemilik Inside Out Hobbies di New Hampshire, mengatakan bahwa ketika ia melihat gambar-gambar barang bukti di televisi, dia langsung mengenali baterai dan bagian lain yang digunakan adalah komponen mobil mainan yang juga dijualnya.
"Item yang pertama kali digunakan untuk kesenangan sekarang telah digunakan untuk menghancurkan. Ini menyedihkan," katanya. "Dia (pelaku pemboman) mungkin telah datang ke sini. Itu mengerikan," katanya.
Tenergy merilis sebuah pernyataan di mana mereka mengatakan mereka "sangat sedih" oleh tragedi itu dan mencatat produk mereka "sering digunakan oleh penggemar untuk berbagai mainan." Produk ini, kata mereka, "Adalah produk yang tersedia secara luas hingga ke tingkat ritel, yang dapat dibeli dari beberapa toko maupun secara online hanya dengan beberapa dolar."
Sumber yang dekat dengan penyelidikan mengatakan kepada ABC News bahwa investigator juga menganalisis rekaman panggilan ponsel untuk setiap panggilan mencurigakan sekitar waktu serangan atau salah satu dari mereka dibuat tepat pada saat ledakan.
ABC NEWS | TRIP B
Topik Terhangat:
Ujian Nasional | Bom Boston | Lion Air Jatuh | Kasus Cebongan
Baca juga:
EDISI KHUSUS Tipu-Tipu Jagad Maya
FBI Tangkap Pengirim Surat Beracun ke Obama
Kena Gusur, Warga Waduk Pluit Marah pada Jokowi
Penertiban Pasar Minggu Ricuh, 1 Orang Tewas
Berita terkait
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia
7 Februari 2021
Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.
Baca SelengkapnyaOrient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua
6 Februari 2021
Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020
Baca SelengkapnyaTidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat
4 Februari 2021
Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.
Baca SelengkapnyaKeluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge
3 Februari 2021
Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.
Baca SelengkapnyaKrisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan
3 Februari 2021
Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah
30 Januari 2021
Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.
Baca SelengkapnyaTutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol
30 Januari 2021
Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaJenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran
27 Januari 2021
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran
Baca Selengkapnya