TEMPO.CO, Boston - Mereka berdiri di dekat garis finis lomba Boston Marathon demi menyambut para pelari pujaannya.
Hari itu, Ahad siang waktu setempat, 14 April 2013, suhu udara terasa dingin ketika tiba-tiba dua bom meledak sehingga menyebabkan tiga orang tewas, 144 lainnya cedera, dan menimbulkan kekacauan. Siapa tiga orang yang tercabut nyawanya itu.
Krystle Campbell, 29 tahun, Arlington, Massachusetts
"Dia anak terbaik," kata ibunya, Patty, kepada wartawan, Selasa, 16 April 2013. "Anda tak bisa meminta seorang putri terbaik," ujarnya.
Keluarga Patty Campbel terlihat terpukul dan masih syok saat membacakan pernyataan di teras rumah keluarga. Dia mangatakan bahwa semua orang mencintai Krustle.
"Dia memiliki hati emas, selalu tersenyum," ujar Patty Campbell didampingi putranya, Billy, yang memegangi ibunya dengan tangan kanan.
Krystle Campbell pernah bekerja di Summer Shack, sebuah restoran makanan laut di kawasan Boston. Menurut Boston Globe, saat ini Campbell bekerja di Jimmy's Steer House, Arlington.
Globe melaporkan, Campbell kerap menyaksikan lomba lari maraton. "Dia melakukannya sejak masih kecil," kata Lillian Campbell, nenek Campbell, kepada wartawan. "Dia tak pernah melewatkan maraton, menyaksikannya hingga finis."
Martin Richard, 8 tahun, Dorchester, Massachusetts
Layaknya anak-anak muda di New England, Martin Richard sangat menyukai Boston Red Sox dan Bruins. "Dia mengenakan kaos Dustin Pedroria (Red Sox) ke sekolah pekan lalu," kata tetangganya, Bill Forry, kepada wartawan CNN, Anderson Cooper.
Menurut Forry, Martin seorang atlet hebat sekaligus seorang murid hebat yang suka menolong orang lain mengerjakan pekerjaan rumah. "Seorang anak pendiam, tetapi pengasih," kata Forry.
Martin bersekolah di Neighborhood House Charter School. Pihak sekolah mengatakan, "Dia anak cemerlang, enerjik yang memiliki mimpi besar, dan harapan tinggi untuk masa depannya. Kami terpukul atas kematiannya."
Ayahnya, William Richard, dalam sebuah pernyataan meminta masyarakat untuk "terus berdoa bagi keluarganya guna mengingat Martin."
Seorang tetangga, Jane Sherman, mengatakan bahwa keluarga Richard adalah tipikal keluarga bangsa Amerika pada umumnya. Martin serta saudara-saudaranya selalu bermain di lapangan, tak peduli pada cuaca.
Korban lain, mahasiswa Universitas Boston
Nama korban tewas ketiga hingga Selasa, 16 April 2013, secara resmi belum dikeluarkan. Universitas Boston mengatakan salah satu korban tewas adalah alumnusnya.
"Salah satu dari tiga rekan mahasiswa yang tewas menyaksikan perlombaan di dekat garis finis," demikian pernyataan Universitas Boston melalui website. "Tiga mahasiswa tersebut cedera dan dalam keadaan stabil di Boston Medical Center."
Beberapa saat kemudian, kantor konsulat Cina di New York mengumumkan bahwa korban yang meninggal tersebut adalah warga negara Cina. Keluarga korban meminta agar konsulat tidak menyebutkan namanya.
Menurut profil di Linkedln, perempuan yang tewas tersebut seorang mahasiswa jurusan matematika dan statistik di Universitas Boston program pascasarjana. Dia lulusan Universitas Cina dari fakultas ekonomi internasional. Sebelumnya, dia menempuh pendidikan satu semester di Universitas California di Riverside.
CNN | CHOIRUL
Topik Terhangat:
Lion Air Jatuh | Serangan Penjara Sleman| Harta Djoko Susilo | Nasib Anas
Baca juga:
EDISI KHUSUS Tipu-Tipu Jagad Maya
Bom Boston, Ini Kesaksian Jurnalis Boston.com
Bom Boston Sebenarnya Ada 7, Meledak 2
Wawancara dengan Ustad Berpengaruh di New York
Berita terkait
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia
7 Februari 2021
Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.
Baca SelengkapnyaOrient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua
6 Februari 2021
Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020
Baca SelengkapnyaTidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat
4 Februari 2021
Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.
Baca SelengkapnyaKeluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge
3 Februari 2021
Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.
Baca SelengkapnyaKrisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan
3 Februari 2021
Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah
30 Januari 2021
Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.
Baca SelengkapnyaTutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol
30 Januari 2021
Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaJenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran
27 Januari 2021
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran
Baca Selengkapnya