Dana AS Diduga Mengalir ke Teroris Afganistan

Reporter

Editor

Natalia Santi

Jumat, 12 April 2013 20:48 WIB

AP Photo/Rahmat Gul

TEMPO.CO, WASHINGTON DC – Kelompok militan Afganistan diduga mendapatkan kontrak dan dana dari Pemerintah Amerika Serikat akibat kelalaian administratif dan kesalahpahaman soal hukum pemberantasan korupsi.


Hasil audit dari inspektur jenderal rekonstruksi Afganistan, John F. Sopko mengatakan kelemahan merusak prosedur pengetatan Departemen Pertahanan 2012 untuk mematuhi hukum federal baru yang bertujuan mencegah militant mendapatkan pembayran kontrak AS. Sopko mengatakan kontrak pemerintah senilai hampir US$ 2 miliar diberikan pada tahun 2012, namun dia tidak tahu berapa banyak uang yang berada dalam bahaya.


Militer AS memperkirakan lebih dari US4 360 juta berakhir di tangan Taliban dan elemen kriminal di Afganistan selama satu dekade terakhir, menurut data Associated Press 2012.


Sopko mengatakan audit terbaru mendeteksi kelemahan dalam ketentuan bahwa Kongres menambahkan tahun lalu dalam otoritasi undang-undang pertahanan. Ketentuan tersebut memberikan otoritas kepada Departemen Pertahanan, untuk membatasi, menghentikan atau membatalkan setiap kontrak dengan individu atau organisasi yang menentang AS atau pasukan koalisi di Afganistan.


Sopko menyatakan hasil auditnya menemukan bahasa di beberapa kontrak tidak berisi ketentuan baru, yang secara hukum penting untuk mencegah kontrak diberikan kepada militan. Dalam beberapa kasus, militer mengontrak otoritas yang tidak memiliki data terbaru militan dan para pendukungnya.


Advertising
Advertising

Dalam kesaksian di hadapan Komite Dewan Perwakilan Rakyat AS, Sopko mengungkapkan sebuah contoh, pejabat militer mengabaikan informasi rahasia yang memungkinkan mereka membatalkan kontrak yang diperoleh militan Afganistan dan pendukungnya. Sopko mengatakan pejabat militer gagal menghalangi kontraktor yang terkait dengan jaringan Haqqani, Taliban dan atau Al Qaeda karena mereka mengabaikan dokumen-dokumen yang tersedia di ruangan khusus berisi material rahasia.


“Mereka tampaknya tidak membaca, tidak memberi waktu untuk berjalan ke ruangan dan membaca lampiran rahasia,” kata Sopko. Ketika dia mendesak pejabat militer untuk membatalkan kontrak itu, mereka menolak. “Mungkin lebih mudah menggunakan serangan pesawat tak berawak untuk menghentikan seseorang agar tidak menandatangani kontrak dengan pemerintah AS,” kata Sopko. Dia mengatakan daftar para tersangka kontraktor telah diserahkan kepada dewan.


AP | NATALIA SANTI

Berita terkait

Serangan Sadis ISIS di Masjid Syiah Afganistan, 28 OrangTewas

26 Agustus 2017

Serangan Sadis ISIS di Masjid Syiah Afganistan, 28 OrangTewas

Empat orang milisi ISIS melakukan serangan beruntun berupa ledakan bom bunuh diri dan rentetan tembakan di masjid Syiah di Kabul. Sebanyak 28 orang tewas.

Baca Selengkapnya

Ubah Pendirian, Donald Trump Akan Tambah Pasukan ke Afganistan

22 Agustus 2017

Ubah Pendirian, Donald Trump Akan Tambah Pasukan ke Afganistan

Donald Trump memastikan akan menambah jumlah tentara Amerika Serikat ke Afganistan dalam pidato pada Senin malam

Baca Selengkapnya

Rusia Diduga Pasok Senjata ke Taliban di Afganistan, Ini Buktinya

26 Juli 2017

Rusia Diduga Pasok Senjata ke Taliban di Afganistan, Ini Buktinya

Rusia diduga kuat menjadi pemasok senjata canggih bagi gerilyawan Taliban di Afghanistan

Baca Selengkapnya

Ledakan Bom Bunuh Diri di Afganistan, 13 Orang Tewas

28 Mei 2017

Ledakan Bom Bunuh Diri di Afganistan, 13 Orang Tewas

Semua korban akibat bom bunuh diri di Afganistan dilarikan ke rumah sakit terdekat.

Baca Selengkapnya

Pemimpin ISIS di Afganistan Tewas Dibunuh Koalisi AS

8 Mei 2017

Pemimpin ISIS di Afganistan Tewas Dibunuh Koalisi AS

Pemimpin ISIS Afganistan Abdul Hasib, tewas dalam sebuah operasi pasukan koalisi AS dan Afganistan

Baca Selengkapnya

ISIS Mengaku Bertanggung Jawab atas Ledakan Hebat di Kabul

3 Mei 2017

ISIS Mengaku Bertanggung Jawab atas Ledakan Hebat di Kabul

Setidaknya delapan warga sipil Afganistan tewas dan 22 korban lainnya luka-luka, termasuk tiga anggota militer Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Ledakan Hebat Menghantam Kabul, Konvoi NATO Jadi Sasaran

3 Mei 2017

Ledakan Hebat Menghantam Kabul, Konvoi NATO Jadi Sasaran

Ledakan hebat menghantam Kabul, ibu kota Afganistan dan menewaskan beberapa

Baca Selengkapnya

Taliban Membunuh 8 Polisi Afganistan  

25 April 2017

Taliban Membunuh 8 Polisi Afganistan  

Serangan Taliban yang menewaskan delapan polisi Afganistan bersamaan dengan kunjungan Menteri Pertahanan Amerika Serikat James Mattis ke Afganistan.

Baca Selengkapnya

Kronologi Teror Taliban Tewaskan 140 Prajurit Afganistan  

23 April 2017

Kronologi Teror Taliban Tewaskan 140 Prajurit Afganistan  

Serangan Taliban ke markas militer Afghanistan mengagetkan para prajurit. Mereka bingung dan sempat dilarang menembak. Berikut kronologis.

Baca Selengkapnya

Taliban Serang Markas Militer Afganistan, 140 Prajurit Tewas  

22 April 2017

Taliban Serang Markas Militer Afganistan, 140 Prajurit Tewas  

Milisi Taliban menyerang markas tentara Afganistan di provinsi Balkh saat sembahyang Jumat, 140 prajurit Afganistan tewas dan 160 orang terluka.

Baca Selengkapnya