Pyongyang Sebut Media Sebagai Provokator Perang

Reporter

Jumat, 12 April 2013 18:57 WIB

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un pengawasi perbatasan Korea Utara dan Korea Selatan, pada saat mengunjungi detasemen pertahanan di pulau Wolnae pada 11 Maret 2013. AP/KCNA via KNS

TEMPO.CO, Pyongyang - Komite Sekretariat Reunifikasi dan Perdamaian Korea Utara menghimbau agar Amerika Serikat dan Korea Selatan berhati-hati mengeluarkan pernyataan politik di tengah suasana diplomatik yang memanas. Mereka menuduh peran Amerika Serikat dan beberapa media konservatif milik Amerika Serikat memprovokasi perang secara besar - besaran.

Korea Utara juga mempermasalahkan istilah Amerika dan Korea Selatan yang menganggap bahwa ancaman perang yang telah dilontarkan Korea Utara sebagai perang psikologis yang ekstrim atau propaganda. "Cara seperti itu merupakan sebuah taktik yang berbahaya," ujar Komite Sekretariat Reunifikasi dan Perdamaian Korea Utara, seperti yang dikutip dari kantor berita Korean News Central Agency (KCNA) milik Korea Utara, Jumat 12 April 2013.

Dalam pernyataannya, Komite Sekretariat Reunifikasi dan Perdamaian Korea Utara juga mempersilahkan Amerika dan Korea Selatan berpikir bebas tentang perang psikologi dan propaganda yang mereka tuduhkan. Mereka juga menanggapi, bahwa Korea Utara sebenarnya memiliki itikad baik untuk melakukan perundingan perdamaian.

"Adapun pembicaraan mengenai perdamaian di Korea Utara adalah kehendak tetap dari tentara dan rakyat yang tidak pernah diubah hingga saat ini," ujar Komite Sekretariat Reunifikasi dan Perdamaian Korea Utara. "Meskipun di tengah produksi dan penguatan konstruksi di negeri ini, kami masih mengajarkan soal perdamaian kepada anak-anak di sekolah, meskipun perang akan pecah besok," tambah mereka.

Sebelumnya, Juru bicara Pentagon, George Little menyatakan bahwa Korea Utara dipastikan telah menyiapkan nuklir mereka untuk diuji coba. “Laporan intelijen menyebutkan rezim Korea Utara telah menyiapkan uji coba, mengembangkan, atau mendemonstrasikan berbagai jenis senjata nuklir.”

Little membuat pernyataan itu usai seorang anggota badan legislatif Amerika Serikat memperoleh laporan Badan Intelijen Pertahanan (DIA) di acara dengar pendapat, sebelum Kamis. Dalam laporan, Washington diminta memperhatikan perkembangan program nuklir Korea Utara.

Menanggapi laporan DIA, sejumlah pengamat Amerika Serikat mengatakan Korea Utara diyakini telah mengembangkan senjata nuklir dan sanggup menembakkan misil balistik. Namun, kemampuan senjata itu masih rendah.

Akibat pernyataan perang yang dilontarkan Korea Utara, beberapa media konservatif Amerika dan Korea Selatan memberitakan secara masif bahwa perang seolah akan benar-benar terjadi. Selain memancing reaksi negara-negara yang tergabung dalam G8, pemberitaan media konservatif ini memojokkan posisi dinilai Komite Sekretariat Reunifikasi dan Perdamaian Korea Utara, memojokkan negara yang memiliki paham sosialis - komunis "Juche" itu.

KCNA | AL JAZEERA | CHETA NILAWATY


Berita Terpopuler:
Pejabat DKI Mundur, Meninggalkan Jokowi

Cara Pargono Memeras Asep Hendro

DPRD Jakarta Tuding Jokowi Sebabkan Pejabat Mundur

Pilihan 2014 Cuma Mega, Prabowo, dan Ical

Di Hugo's Cafe, Deki Akrab dengan Anggota Kopassus

Berita terkait

Keamanan Google Chrome Kembali Diperbarui Cegah Bug Zero-day

6 Februari 2021

Keamanan Google Chrome Kembali Diperbarui Cegah Bug Zero-day

Google mengeluarkan pembaruan keamanan untuk Chrome berupa patch untuk mengatasi kerentanan di peramban tersebut.

Baca Selengkapnya

Eks Dubes Korea Utara yang Membelot Blak-blakan Soal Senjata Nuklir

3 Februari 2021

Eks Dubes Korea Utara yang Membelot Blak-blakan Soal Senjata Nuklir

Ia yakin Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un tidak akan menyerahkan persenjataan nuklirnya.

Baca Selengkapnya

Eks Dubes Korea Utara Untuk Kuwait Kabur ke Korea Selatan

25 Januari 2021

Eks Dubes Korea Utara Untuk Kuwait Kabur ke Korea Selatan

Mantan duta besar Korea Utara untuk Kuwait Ryu Hyun Woo memutuskan kabur ke Korea Selatan bersama keluarganya.

Baca Selengkapnya

Kim Jong Un Hukum Berat Warga Korea Utara yang Nikmati Hiburan Korea Selatan

20 Januari 2021

Kim Jong Un Hukum Berat Warga Korea Utara yang Nikmati Hiburan Korea Selatan

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memberlakukan denda atau penjara bagi siapa pun yang ketahuan menikmati hiburan Korea Selatan atau meniru aksennya.

Baca Selengkapnya

Tahun Baru 2021, Kim Jong Un Pilih Tulis Surat Untuk Rakyatnya

2 Januari 2021

Tahun Baru 2021, Kim Jong Un Pilih Tulis Surat Untuk Rakyatnya

Dalam surat itu, Kim Jong Un mengucapkan terima kasih kepada rakyatnya karena telah mempercayai dan mendukungnya di masa-masa sulit.

Baca Selengkapnya

Tujuh Negara Tuding Korea Utara Manfaatkan Pandemi Untuk Langgar HAM Warganya

12 Desember 2020

Tujuh Negara Tuding Korea Utara Manfaatkan Pandemi Untuk Langgar HAM Warganya

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pun menggelar rapat membahas pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di Korea Utara ini

Baca Selengkapnya

Cina Dikabarkan Beri Vaksin COVID-19 Eksperimental ke Kim Jong Un

2 Desember 2020

Cina Dikabarkan Beri Vaksin COVID-19 Eksperimental ke Kim Jong Un

Korea Utara dikabarkan telah menerima vaksin COVID-19 eksperimental dari Cina. Bahkan, Kim Jong Un dikabarkan sudah memakainya.

Baca Selengkapnya

Peretas Korea Utara Targetkan Pembuat Vaksin Covid-19 AstraZeneca

30 November 2020

Peretas Korea Utara Targetkan Pembuat Vaksin Covid-19 AstraZeneca

Para peretas menyamar sebagai perekrut di situs jejaring LinkedIn dan WhatsApp untuk mendekati staf AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Cegah Covid-19, Korea Utara Tambah Pos Jaga di Perbatasan

29 November 2020

Cegah Covid-19, Korea Utara Tambah Pos Jaga di Perbatasan

Pemerintah Korea Utara menambah jumlah pos penjagaannya dan membangun tembok pertahanan di perbatasannya guna mencegah masuknya virus corona.

Baca Selengkapnya

Militer Korea Utara Diduga Latih Lumba-lumba Kamikaze

23 November 2020

Militer Korea Utara Diduga Latih Lumba-lumba Kamikaze

'Karamba' khusus untuk program pelatihan militer mamalia laut seperti lumba-lumba terekam dalam citra satelit Sungai Taedong.

Baca Selengkapnya