TEMPO.CO, Bamako - Pemerintah Mali memberikan lagi seekor unta bagi Presiden Prancis Francois Hollande sebagai ucapan terima kasih karena membantu mengusir pemberontak Islam. Unta tersebut merupakan pengganti dari unta sebelumnya yang mati, lalu dimakan oleh keluarga di Timbuktu, tempatnya dititipkan.
Kali ini, unta akan dikirim ke Prancis. “Segera setelah kami mendengar hal itu, kami menggantinya dengan unta yang lebih besar dan lebih baik,” kata pejabat yang tidak mau disebutkan namanya. “Unta yang baru akan dikirim ke Paris. Kami malu atas apa yang terjadi kepada unta sebelumnya. Itu adalah hadiah, dan seharusnya tidak mengalami nasib seperti itu.”
Hadiah itu dipersembahkan kepada Hollande saat berkunjung ke Mali pada bulan Februari lalu, beberapa pekan setelah pasukan Prancis berhasil mengusir pemberontak yang terkait dengan al-Qaeda dari basisnya di utara ke selatan negeri itu.
Saat itu, sang presiden berkelakar akan mengendarai unta tersebut untuk melintasi kemacetan Paris. Namun, akhirnya dia meninggalkan unta itu ke sebuah keluarga di tepi Gurun Pasir Sahara. Menteri Pertahanan Jean-Yves Le Drian ditugasi Hollande untuk mengetahui kabar si unta. Pekan lalu, dia dikabari unta tersebut telah mati.
“Kabar kematian unta itu diperoleh dari tentara di lapangan,” kata pejabat Prancis. Pemimpin Prancis kerap menerima hadiah berupa hewan eksotis atau liar dari Afrika. Pekan lalu, seorang perampok menggergaji gading dari kerangka gajah yang diberikan Raja Portugis kepada Raja Louis XIV tahun 1668. Polisi berhasil menangkap perampok itu, dengan gading dikempit di lengannya.
REUTERS | NATALIA SANTI
Topik terhangat:
Partai Demokrat | Agus Martowardojo | Serangan Penjara Sleman | Harta Djoko Susilo | Nasib Anas
Berita lainnya:
Tengok Cuitan Anas Urbaningrum Soal SMS
Mantan Pangdam IV: Komnas HAM Jangan Didengar
SBY: 1.000 Persen Ibu Ani Tak Terlibat Hambalang
Dirut MRT Irit Bicara, Ahok: Bagus Dong!
'SBY Tak Percaya Orang Lain Selain Dirinya Sendiri'
Berita terkait
Prancis Membunuh 20 Milisi Mali
1 Mei 2017
Seorang tentara Prancis tewas setelah mendapatkan serangan dari kelompok perlawanan terhadap pemerintah di Ibu Kota Bamako.
Baca SelengkapnyaPertama Kali, ICC Tuntut Milisi ISIS sebagai Penjahat Perang
23 Agustus 2016
Jaksa ICC di Den Haag, Belanda menjerat milisi ISIS yang merusak situs warisan dunia di Timbuktu, Mali sebagai penjahat perang.
Baca SelengkapnyaPenyerbuan Hotel, Mali Berkabung Tiga Hari
23 November 2015
Senegal siap membantu Mali.
Penyanderaan di Mali, Al-Qaeda Mengaku Bertanggung Jawab
23 November 2015
Prancis menempatkan 3.500 pasukan di Mali.
Baca SelengkapnyaSayap Al-Qaeda Klaim Bertanggung Jawab Atas Serangan di Hotel Mali
21 November 2015
Kelompok-kelompok bersenjata terus melakukan serangan di Mali meskipun telah terjadi kesepakatan perdamaian antara mantan pemberontak Tuareg di bagian utara dan kelompok bersenjata pro-pemerintah, Juni lalu.
Baca SelengkapnyaSerangan di Hotel Mali, 27 Orang Tewas
21 November 2015
Serangan hotel di Mali itu yang diklaim oleh kelompok Al-Murabitoun dari militan bermata satu Aljazair Mokhtar Belmokhtar.
Hotel Radisson Mali Diserbu Teroris, Biasa Jadi Transit WNI
20 November 2015
Aksi teror melanda Hotel Radisson Blue, Mali, terjadi sejak Jumat pagi
Baca SelengkapnyaTeror Bersenjata, Presiden Mali Buru-buru Kembali
20 November 2015
Aksi ini membuat Presiden Mali Ibrahim Boubacar Keita mempercepat kunjungan kenegaraannya ke Chad.
Baca SelengkapnyaDetik-detik Dramatis Pasukan Khusus Mali Bebaskan 80 Sandera
20 November 2015
Pasukan khusus Mali dibantu pasukan perdamaian PBB menyerbu Hotel Radisson Blu untuk membebaskan sandera.
Baca SelengkapnyaTak Ada Sandera WNI di Hotel Radisson Mali
20 November 2015
Saat kejadian, seluruh WNI berada di lokasi yang cukup jauh dari hotel.
Baca Selengkapnya