Pervez Musharraf Kembali ke Pakistan  

Reporter

Editor

Natalia Santi

Minggu, 24 Maret 2013 19:23 WIB

Pervez Musharraf. AP/Lefteris Pitarakis

TEMPO.CO, Dubai - Ancaman pembunuhan tak menyurutkan langkah mantan Presiden Pakistan, Pervez Musharraf, kembali ke kampung halaman, Minggu. Setelah mengasingkan diri selama empat tahun, jenderal berusia 69 tahun itu mengaku siap menghadapi segala risiko untuk bertarung dalam pemilihan umum pada 11 Mei mendatang.



“Duduk di kursi pesawat, mengawali perjalanan pulang. Pakistan First!” demikian cuitan di akun Twitter, @P_Musharraf, lengkap dengan fotonya mengenakan pakaian tradisional shalwa kameez warna putih kekuningan.



Musharraf berkuasa setelah melancarkan kudeta tak berdarah saat menjadi Panglima Angkatan Bersenjata tahun 1999. Ia menjadi presiden ke-10 Pakistan pada Juni 2001-Agustus 2008. Ia meninggalkan Pakistan, saat Presiden Asif Ali Zardari terpilih menjadi presiden setelah pembunuhan istrinya, mantan Perdana Menteri Pakistan, Benazir Bhutto.


Advertising
Advertising


Menumpang pesawat Emirates Arab, Musharraf mendarat di Karachi, Minggu siang. Ia disambut ratusan mendukungnya. Kepada wartawan, dia mengaku tidak gentar walaupun menyimpan beberapa kekhawatiran atas ancaman pembunuhan dari kelompok Taliban.



“Saya merasa khawatir atas hal-hal yang tidak saya ketahui, faktor terorisme dan ekstremisme, masalah hukum, atau seberapa besar performa saya dalam pemilu,” ucapnya.



Hanya beberapa jam sebelum kepulangan Musharraf, sebuah bom yang ditaruh di mobil tangki air menyeruduk pos pemeriksaan di Distrik Waziristan Utara menewaskan 17 tentara. Belum ada yang mengaku bertanggung jawab, tapi Waziristan Utara adalah benteng Taliban dan pusat operasi Al-Qaidah.



Ketika menjadi presiden, Musharraf lolos dari tiga upaya pembunuhan oleh Al-Qaidah. Ia dituding bekerja sama dengan Amerika Serikat setelah serangan 11 September di New York.



Selain itu, Musharraf dianggap bertanggung jawab atas banyak kekerasan selama ia menjadi presiden. Pada Juli 2007, dia memerintahkan pasukan menyerbu masjid radikal di Islamabad. Operasi tersebut menewaskan lebih dari 100 orang.



Bilawal Bhutto Zardari, yang kini menjadi Ketua Partai Rakyat Pakistan, menuduh Musharraf membunuh ibunya Benazir. Laporan PBB pada 2010 menyebutkan, kematian Bhutto seharusnya bisa dicegah dan menuduh pemerintah Musharraf gagal memberikan perlindungan. Sedangkan pemerintah menyalahkan Taliban Pakistan.



Selain soal kasus kematian Bhutto, Musharraf diincar pengadilan atas kasus kematian Akbar Bugti, pemimpin pemberontak Balukistan tahun 2006, serta pemecatan dan penahanan hakim-hakim secara ilegal pada 2007.



HINDUSTAN TIMES | BBC | NATALIA SANTI

Berita terkait

Taliban Luncurkan Majalah untuk Rekrut Wanita di Pakistan  

8 Agustus 2017

Taliban Luncurkan Majalah untuk Rekrut Wanita di Pakistan  

Taliban di Pakistan meluncurkan majalah propaganda untuk merekrut wanita bergabung dengannya.

Baca Selengkapnya

Perdana Menteri Pakistan, Nawaz Sharif, Mundur dari Jabatannya

29 Juli 2017

Perdana Menteri Pakistan, Nawaz Sharif, Mundur dari Jabatannya

Perdana Menteri Pakistan, Nawaz Sharif, mengundurkan diri dari jabatannya pada, Sabtu, 29 Juli 2017.

Baca Selengkapnya

Fontgate, Skandal Dokumen Palsu yang Seret Putri PM Pakistan

13 Juli 2017

Fontgate, Skandal Dokumen Palsu yang Seret Putri PM Pakistan

Diduga membuat dokumen palsu untuk menutupi keterlibatan dalam Panama Papers, Maryam Nawaz, putri Perdana Menteri Pakistan dirisak di Twitter

Baca Selengkapnya

Truk Pengangkut BBM Meledak, Korban Tewas Jadi 153 Orang

26 Juni 2017

Truk Pengangkut BBM Meledak, Korban Tewas Jadi 153 Orang

Korban tewas akibat ledakan truk pengangkut BBM di jalan raya Pakistan bertambah menjadi 153 orang, termasuk wanita dan anak-anak.

Baca Selengkapnya

Bom Mirip Mainan Meledak, 6 Anak Pakistan Tewas  

26 Juni 2017

Bom Mirip Mainan Meledak, 6 Anak Pakistan Tewas  

Sebuah bom yang menyerupai mainan meledak di barat laut Pakistan. Akibatnya, enam anak tewas.

Baca Selengkapnya

Truk Pengangkut BBM Meledak, 123 Orang Tewas di Pakistan

25 Juni 2017

Truk Pengangkut BBM Meledak, 123 Orang Tewas di Pakistan

Sekitar 123 orang tewas dalam sebuah ledakan truk pengangkut bahan bakar di jalan raya di Pakistan.

Baca Selengkapnya

Lukai Bocah, Anjing di Pakistan Dihukum Mati  

19 Mei 2017

Lukai Bocah, Anjing di Pakistan Dihukum Mati  

Seekor anjing di Pakistan dihukum mati setelah dinyatakan bersalah menggigit seorang anak.

Baca Selengkapnya

Diketahui Lewat Surat, Putra Osama Bin Laden Siap Pimpin al-Qaeda

13 Mei 2017

Diketahui Lewat Surat, Putra Osama Bin Laden Siap Pimpin al-Qaeda

Ibu Hamza meminta putranya mengikuti jejak ayahnya.

Baca Selengkapnya

India Larang Saluran TV Zakir Naik karena Dianggap Ilegal

8 Mei 2017

India Larang Saluran TV Zakir Naik karena Dianggap Ilegal

Salah satu yang diblokir oleh pemerintah India adalah saluran televisi milik pendakwah Islam kontroversial kelahiran India, Zakir Naik.

Baca Selengkapnya

Pakistan Hukum Gantung Empat Milisi Taliban

3 Mei 2017

Pakistan Hukum Gantung Empat Milisi Taliban

Keempat milisi Taliban diadili di pengadilan militer Pakistan karena terlibat terorisme.

Baca Selengkapnya