TEMPO.CO, Ramallah - Mayoritas warga Palestina tak terlalu antusias menyambut kedatangan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, ke wilayah tersebut. Kunjungan Obama, mulai Rabu, ditujukan terutama menjembatani kebuntuan pembicaraan Israel-Palestina.
Namun para analis menyatakan, bagi Obama yang dianggap tidak adil dan lebih mendukung Israel, pembicaraan kali ini akan jauh lebih sulit.
Setelah mengalami kekecewaan selama periode pertama pemerintahan Obama, warga Palestina melihat sedikit alasan untuk optimis dengan rencana pembicaraan terbaru. Pengumuman Gedung Putih bahwa Obama tidak akan hadir dalam setiap inisiatif perdamaian baru Iasrael-Palestina memperkuat keyakinan mereka bahwa pemimpin AS tidak siap untuk menempatkan tekanan pada Israel dan mengakhiri empat tahun kebuntuan dalam negosiasi.
"Obama akan datang untuk Israel, bukan untuk kami," kata Mohammed Albouz, seorang petani Palestina. "Obama akan datang dan pergi seperti yang dilakukan pendahulunya, tanpa melakukan apa-apa."
Sebaliknya, Israel menggelar karpet merah bagi Obama. Poster besar Obama dipasang di Ramallah, meski sempat dirusak sekelompok massa yang menamakan dirinya aktivis "Kampanye untuk Martabat". Mereka berencana melepaskan balon hitam ke udara sebagai tanda berkabung ketika Obama tiba.
Obama sendiri memainkan peran dalam kebuntuan saat ini, yang sebagian besar disebabkan oleh perselisihan atas pembangunan pemukiman Israel di Tepi Barat dan Jerusalem Timur. Palestina mengklaim kedua daerah, diambil alih Israel dalam perang Timur Tengah 1967, sebagai bagian dari wilayahnya.
Ketika Obama pertama kali menjabat, ia secara terbuka mengkritik permukiman Israel, mengatakan pembangunan merusak harapan bagi perdamaian. "Ini adalah waktu bagi pembangunan pemukiman dihentikan," kata Obama dalam pidato di Kairo, hanya beberapa bulan setelah menjabat.
Ketika Benjamin Netanyahu terpilih sebagai perdana menteri Israel pada awal 2009, warga Palestina mengatakan mereka tidak akan bernegosiasi kecuali pembangunan pemukiman dibekukan. Mereka lebih berani karena sikap keras Obama.
Namun ketika moratorium Israel berakhir beberapa minggu kemudian, Netanyahu menolak imbauan Amerika dan pembicaraan Israel-Palestina pun terhenti sejak saat itu.
AP | TRIP B
Berita terkait
Joe Biden Dukung Solusi Dua Negara untuk Perdamaian Palestina-Israel
27 Januari 2021
Pemerintahan Joe Biden juga akan membuka dua kantor perwakilan diplomatik Palestina di Washington dan Yerusalem setelah ditutup Donald Trump.
Baca SelengkapnyaGara-gara Yerusalem, Palestina Tarik Dubesnya dari Amerika
1 Januari 2018
Palestina menarik Husam Zomlot, dubes untuk Amerika Serikat menyusul keputusan kontroversial Washington soal Yerusalem sebagai ibu kota Israel
Baca SelengkapnyaMesir Sambut Rekonsiliasi Hamas-Fatah di Palestina
18 September 2017
Mesir sambut rekonsiliasi Hamas dan Fatah untuk membangun persatuan Palestina.
Baca SelengkapnyaHamas - Fatah Berdamai, Palestina Menuju Satu Pemerintahan
18 September 2017
Hamas menerima persyaratan damai yang ditawarkan kepala gerakan Fatah sekaligus Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, untuk mengakhiri dua pemerintahan di Palestina.
Baca SelengkapnyaIsrael Tembak Mati Pemuda Palestina di Tepi Barat
4 September 2017
Warga lainnya di kamp pengungsi, Aziz Arafeh, juga mengalami luka tembak di bagian lengan.
Baca SelengkapnyaIsrael Bangun Pemukiman di Palestina, PBB: Hambat Solusi 2 Negara
30 Agustus 2017
PBB mengatakan Israel bangun pemukiman di Palestina menjadi hambatan utama mencapai solusi dua negara dan proses perdamaian dengan Palestina.
Baca SelengkapnyaForum OKI, Menlu: Umat Islam Harus Bersatu Bantu Palestina
2 Agustus 2017
mengusulan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) memberikan perlindungan internasional terhadap Masjid Al-Aqsa sebagai kompleks suci tiga agama.
Baca SelengkapnyaMasjid Al Aqsa, PKB Gelar Halaqoh Cari Solusi Konflik Palestina
29 Juli 2017
DPP PKB menggelar halaqoh ulama rakyat di Ponpes Al-Mizan Majalengka Jawa Barat mencari solusi konflik di Masjid Al Aqsa antara Palestina-Israel.
Baca SelengkapnyaDin Berharap RI Dorong Sidang Darurat untuk Palestina
28 Juli 2017
Din menilai pemerintah mampu mengerahkan negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam dengan mengusulkan sidang darurat.
Baca SelengkapnyaPresiden Palestina Mahmoud Abbas Bekukan Hubungan dengan Israel
22 Juli 2017
Presiden Palestina Mahmoud Abbas membekukan sementara hubungan dengan Israel sebagai protes atas peraturan keamanan Masjid Al-Aqsa yang baru.
Baca Selengkapnya