Lugovoi: Alexander Litvinenko Bukan Leon Trotsky!

Reporter

Editor

Abdul Manan

Selasa, 12 Maret 2013 22:19 WIB

Andrei Lugovoi. REUTERS/Maxim Shemetov

TEMPO.CO, Moskow - Andrei Lugovoi, tersangka utama kasus pembunuhan mantan agen rahasia Russia, Alexander Litvinenko, tak mau lagi bekerjasama dengan Inggris yang sedang melakukan penyelidikan lagi atas kasus itu. Dalam konferensi pers di Moskow, Senin 11 Maret 2013, Lugovoi mengatakan, tekanan politik dan kerahasiaan dalam pengusutan kasus ini membuatnya merasa tak bisa membersihkan namanya dalam kasus itu.



Litvinenko adalah perwira intelijen KGB --kini Federal Security Service (FSB)-- yang kemudian menjadi pengkritik Kremlin, dan meninggal di London tahun 2006 setelah minum teh yang mengandung zat radioaktif polonium-210 di sebuah hotel di London. Keluarganya meyakini Pemerintah di Kremlin berada di balik pembunuhan itu.


Inggris menyebut Lugovoi, mantan perwira KGB yang kini menjadi anggota Parlemen Russia, dan pengusaha Dmitry Kovtun sebagai tersangka utama. Keduanya beberapa jam sebelumnya bertemu Litvinenko sebelum akhirnya ia jatuh sakit. Lugovoi dan Kovtun menolak tuduhan itu dan tak bersedia menghadiri pemeriksaan di Inggris. Russia juga menolak permintaan London untuk mengekstradisi keduanya.


Lugovoi juga mengejek media Inggris yang menyatakan bahwa pemerintah Rusia yang memerintahkan pembunuhan terhadap Litvinenko. "Litvinenko bukan Trotsky. Ia tidak memiliki nilai yang begitu tinggi yang membuat agen rahasia berusaha memburunya," tambahnya, mengacu pada saingan kuat Joseph Stalin yang dibunuh di Meksiko tahun 1940.


Leon Trotsky lahir tahun 1877, dan berumur empat puluh tahun ketika revolusi Rusia pecah. Bersama Vladimir Ilyich Ulyanov, ia mengorganisir gerakan yang akhirnya berujung pada lahirnya rezim Uni Soviet. Ketika Lenin meninggal, pengaruh Trotsky dirusak. Perselisihannya dengan Partai Komunis lebih terbuka. Dia diusir dari partai pada tahun 1927, dikirim ke Alma Ata, di Siberia, sebelum akhirnya dideportasi dari Uni Soviet.

Advertising
Advertising


Ia tinggal sebagai pengasingan di Meksiko sebelum akhirnya meninggal pada 22 Agustus 1940. Ia diserang secara tiba-tiba oleh Franck Johnson dengan kapak dengan dua ujung runcing saat keduanya minum teh, yang menyebabkan tengkoraknya retak bahu kanan dan lutut kanannya terluka.


Pengawalnya mengingat kata-kata terakhir Trotsky sebelum pingsan: "Saya rasa Stalin menyelesaikan pekerjaan yang dimulainya."


Washington Post | Guardian | Abdul Manan

Berita terkait

Rusia Tuntut Amerika Kembalikan Bendera yang Dicuri

13 November 2017

Rusia Tuntut Amerika Kembalikan Bendera yang Dicuri

Bendera Rusia hilang dari konsulatnya di San Francisco, Amerika Serikat. Moskow menyebut benderanya dicuri.

Baca Selengkapnya

Rusia Buka Kembali Jalur Feri ke Korea Utara

17 Oktober 2017

Rusia Buka Kembali Jalur Feri ke Korea Utara

Rusia telah membuka kembali jalur lautnya ke Korea Utara setelah sekitar 2 bulan lamanya ditutup.

Baca Selengkapnya

ROSATOM Rusia Bidik Asia Tenggara untuk Kerja Sama Nuklir

29 September 2017

ROSATOM Rusia Bidik Asia Tenggara untuk Kerja Sama Nuklir

ROSATOM, BUMN Nuklir asal Rusia,??menjajaki peluang kerja sama di bidang energi nuklir di negara-negara kawasan Asia Tenggara..

Baca Selengkapnya

Berkat Ponsel, Pasangan Kanibal yang Bunuh 30 Orang Ditangkap

27 September 2017

Berkat Ponsel, Pasangan Kanibal yang Bunuh 30 Orang Ditangkap

Pasangan kanibal ditangkap polisi setelah ponselnya ditemukan dan mengaku telah membunuh sedikitnya 30 orang.

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Tuntut Amerika Terkait Perampasan Properti Diplomatik

6 September 2017

Rusia Akan Tuntut Amerika Terkait Perampasan Properti Diplomatik

Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan Kementerian Luar Negeri untuk menuntut pemerintah Amerika Serikat atas perampasan properti diplomatik

Baca Selengkapnya

Presiden Trump Minta Rusia Tutup 3 Konsulatnya di Amerika

1 September 2017

Presiden Trump Minta Rusia Tutup 3 Konsulatnya di Amerika

Amerika Serikat telah meminta Rusia untuk menutup 3 kantor konsulatnya di San Francisco, Washington, dan New York.

Baca Selengkapnya

Duta Besar Rusia untuk Sudan Tewas di Kolam Renang

24 Agustus 2017

Duta Besar Rusia untuk Sudan Tewas di Kolam Renang

Duta Besar Rusia untuk Sudan, Mirgayas Shirinsky, ditemukan tewas di kolam renang kediamannya di ibu kota Khartoum

Baca Selengkapnya

Liburan Musim Panas, Putin Berburu dan Berenang di Danau Dingin  

6 Agustus 2017

Liburan Musim Panas, Putin Berburu dan Berenang di Danau Dingin  

Putin menikmati liburan musim panasnya dengan berburu di padang gurun Siberia, berenang di air danau yang sangat dingin, dan memancing.

Baca Selengkapnya

Putin Restui Pasukan Rusia Bertahan di Suriah Selama 49 Tahun  

31 Juli 2017

Putin Restui Pasukan Rusia Bertahan di Suriah Selama 49 Tahun  

Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani undang-undang baru mengenai Angkatan Udara Rusia untuk tetap di Suriah selama 49 tahun.

Baca Selengkapnya

Kucing Ini Jadi Pahlawan Selamatkan Hidup 8 Bayi Landak

27 Juli 2017

Kucing Ini Jadi Pahlawan Selamatkan Hidup 8 Bayi Landak

Seekor kucing di Rusia bernama Muska menjadi pahlawan setelah menyusui dan merawat 8 bayi landak yang tidak memiliki induk.

Baca Selengkapnya