TEMPO.CO, Amman - Perserikatan Bangsa Bangsa menyambut gembira pembebasan 21 pasukan penjaga perdamaian asal Filipina, Sabtu, 9 Maret 2013. Pasukan perdamaian ini ditahan oleh pemberontak Suriah sejak Rabu lalu di Jamla, yang berada di dekat perbatasan Israel-Suriah di dataran tinggi Golan.
Seorang pejabat militer Yordania mengatakan, 21 tentara itu disambut penjaga perbatasan ketika mereka menyeberang dari Suriah, Sabtu sore. Mereka lantas dibawa naik bus tentara ke markas Angkatan Bersenjata Yordania. "Mereka diserahkan kepada perwakilan PBB di Yordania, Costanza Farina, di hadapan duta besar Filipina," kata seorang pejabat militer Yordania.
Pasukan perdamaian itu juga disambut oleh Menteri Luar Negeri Yordania Nasser Judeh, juru bicara pemerintah Samih Maaytah dan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Yordania Mashaal al-Zebn.
Pasukan penjaga perdamaian yang ditahan pemberontak Suriah itu bagian dari anggota United Nations Disengagement Observer Force (UNDOF). Tugas pasukan ini adalah memantau garis gencatan senjata antara Suriah dan Israel paska perang Arab-Israel tahun 1973.
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon menyampaikan terima kasih atas pembebasan pasukannya itu. "(Sekjen) menghargai upaya semua pihak untuk menjamin pembebasan mereka," kata ban Ki-moon dalam siaran pers yang dikeluarkan dari kantornya di New York, setelah pasukan dari Filipina itu menyeberang dari Suriah.
Juru bicara militer Filipina mengatakan, hingga saat ini belum ada keputusan yang diambil tentang di kemana pasukan penjaga perdamaian itu akan dibawa pergi. Namun ia menambahkan, utusan dari Manila saat ini sedang ke Amman "dan langsung berkoordinasi dengan pemerintah Yordania untuk penyerahan mereka kepada kami."
Pasukan penjaga perdamaian itu ditangkap pemberontak dari Brigade Martir Yarmuk di desa Jamla, yang jaraknya hanya satu mil di garis perbatasan gencatan senjata di sisi Suriah. Sebelumnya mereka menyatakan akan membebaskan pasukan PBB itu jika pasukan pemerintah Suriah mundur dari desa itu.
Upaya pembebasan pasukan PBB itu sempat dilakukan pada Jumat, 8 Maret 2013 lalu, namun akhirnya dibatalkan karena tentara Suriah menembaki daerah tersebut. Sekjen PBB lantas meminta dua pihak yang bertikai untuk melakukan gencatan senjata meski hanya beberapa jam untuk memuluskan pembebasan pasukan penjaga perdamaian itu.
Channel News Asia | Abdul Manan