TEMPO.CO, Seoul - Angka proyeksi statistik baru tentang pernikahan di Korea Selatan cukup mengejutkan. Berdasarkan proyeksi itu, satu dari lima pemuda Negeri Ginseng menyatakan enggan menikah. Selain itu, satu dari empat pernikahan di sana berakhir dengan perceraian.
Badan Statistik Korea dalam laporannya memperkirakan bahwa 20,9 persen anak laki-laki dan 15,1 persen anak perempuan yang lahir pada tahun 2010 akan memilih hidup melajang. Perempuan lebih mungkin menikah karena mereka sudah sibuk mencari jodoh di usia 20-an tahun.
Data statistik itu didasarkan pada ekstrapolasi data dari tren masa lalu dan saat ini. Data sebelumnya menunjukkan jumlah pemuda yang memilih hidup melajang terus meningkat. Untuk laki-laki, jumlahnya meningkat dari 15,1 persen menjadi 20,9 persen pada tahun 2010 dan untuk perempuan meningkat dari 9,1 persen menjadi 15,1 persen.
Data statistik itu juga memproyeksikan jumlah janda dan duda di Korea. Kemungkinan pria yang menduda sebanyak 17,3 persen. Di lain pihak, jumlah wanita yang menjanda sebanyak 61,7 persen karena wanita memiliki angka harapan hidup yang lebih tinggi dan pria.
Kemungkinan pasangan yang bercerai juga sangat tinggi. Tingkat perceraian yang diproyeksikan untuk laki-laki yang lahir pada tahun 2010 adalah 25,1 persen dan untuk perempuan 24,7 persen, naik tiga poin masing-masing dibandingkan dengan tahun 2000.
Di antara mereka yang bercerai, 58,1 persen pria dan 56,1 persen wanita, diperkirakan mereka akan menikah lagi. "Karena semakin banyak orang merasa kurang perlu untuk menikah, telah terjadi peningkatan jumlah perceraian," kata pejabat Biro Statistik Korea.
Hanya 3 persen dari duda dan 0,8 persen dari janda diharapkan untuk menikah lagi. Kemungkinan janda untuk menikah lagi lebih rendah karena mereka biasanya menjanda di usia senja mereka.
CHOSUN ILBO | TRIP B
Berita Terpopuler:
Jokowi Pun Dibuat Iri Warga Rusun Marunda
Anas: Saya Tak Pernah Mundur dari Ketua Umum
'Bisnis Mari Bergaul' yang Membuat Anas Tajir
Pelaku Mutilasi di Tol Suami Sendiri
Mapolres OKU Dibakar, Brimob Polda Siaga Penuh
Berita terkait
Warga Korea Selatan Kompak Gelar Boikot Produk Jepang
27 Juli 2019
Gerakan boikot produk Jepang di Korea Selatan semakin intensif dan diwarnai aksi vandalisme dengan merusak mobil-mobil buatan Jepang
Baca SelengkapnyaPemerintah Korea Selatan Kurangi Masa Tugas Wajib Militer
31 Juli 2018
Pemerintah Korea Selatan kurangi masa tugas wajib militer
Baca SelengkapnyaRudal Taurus Korea Selatan Diklaim Ideal Hadapi Korea Utara
12 Oktober 2017
Rudal Taurus milik Angkatan Udara Korea Selatan ini dilengkapi dengan sistem antijam alias tidak bisa dibuat macet,
Baca Selengkapnya5 Kecanggihan F-15K, Andalan Korea Selatan Hadapi Korea Utara
12 Oktober 2017
Korea Selatan ikut mengirimkan pesawat tempur F-15K, andalannya dalam iringan pesawat pengebom kelas berat milik Amerika yaitu B-1B Lancer kemarin.
Baca SelengkapnyaRemaja Korea Selatan Tak Yakin Pecah Perang, Pilih Nikmati K-Pop
10 Oktober 2017
Para remaja Korea Selatan menikmati hidup seperti biasa, berjoget, berkumpul dan menikmati band K-Pop favoritnya karena tidak yakin perang terjadi.
Baca SelengkapnyaKhawatir Perang Pecah, Warga Korea Selatan Borong WarBag
27 September 2017
Warga Korea Selatan memborong ransel untuk bertahan hidup saat perang atau WarBag menyusul meningkatnya ancaman perang nuklir di Semenanjung Korea.
Baca SelengkapnyaIni Cara Warga Korea Selatan Hindari Ketakutan Nuklir Korea Utara
22 September 2017
You Jae Youn mengaku lebih banyak memikirkan pemenuhan kebutuhannya sehari-hari dibandingkan ancaman nuklir Korea Utara.
Baca Selengkapnya58 Persen Warga Korsel Tidak Yakin Korut Akan memulai Perang
9 September 2017
Rakyat Korea Selatan meminta pemerintah meningkatkan kemampuan teknologi pertahanan untuk menghadapi Korea Utara.
Baca SelengkapnyaTerlalu Sering Main Golf, Penis Pria Ini Dipotong Sang Istri
3 September 2017
Seorang istri memotong penis suaminya di Korea Selatan karena sang suami terlalu sering bermain golf.
Baca SelengkapnyaPasukan Khusus Korea Selatan Dilatih Bunuh Kim Jong-un
31 Agustus 2017
Korea Selatan tengah melatih pasukan khusus untuk melacak dan membunuh pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un.
Baca Selengkapnya