Bangladesh Siaga Satu

Reporter

Minggu, 3 Maret 2013 19:21 WIB

Perdana Menteri Bangladesh, Sheikh Hasina. AP/Frank Franklin II



TEMPO.CO, DHAKA—Pemerintah Bangladesh Ahad 3 Maret 2013 menurunkan pasukan ke wilayah utara setelah 20 orang tewas dalam kerusuhan pasca-putusan mahkamah perang. Ricuh terbaru terjadi setelah ribuan massa pendukung Partai Jamaah Islami berunjuk rasa di Kota Bogra, 220 kilometer utara Dhaka.

Unjuk rasa ini menandai hari pertama aksi mogok besar-besaran pendukung partai oposisi tersebut atas vonis mati yang dijatuhkan mahkamah kejahatan perang Bangladesh terhadap ketiga petinggi partai.

Saksi mata dan polisi mengungkapkan 10 ribu pengunjuk rasa menyerang sedikitnya empat kantor polisi dengan bom molotov, tongkat dan pedang. Selain itu, para pengunjuk rasa juga menyerang dan membakar stasiun kereta serta sejumlah rumah, termasuk kediaman para petinggi partai Liga Awami yang kini tengah berkuasa.

“Kami terpaksa menembakkan peluru karet setelah gas air mata gagal membubarkan mereka,” kata Atiur Rahman, kepala kepolisian Bogra. Sebanyak 13 orang tewas tertembak dan seorang polisi tewas dalam bentrok di kota Jhenidah. Sedangkan 7 orang lainnya tewas di wilayah dekat Bogra.

Kota Bogra merupakan kampung halaman Begum Khaleda Zia, ketua Partai Nasionalis Bangladesh (BNP). Baik BNP maupuan Jamaah Islami menuding pemerintah menggunakan mahkamah perang untuk kepentingan politik semata.

Adapun pengamanan di ibu kota Dhaka terlihat sangat ketat setelah 10 ribu polisi dikerahkan berpatroli. Sekolah dan sejumlah toko di ibu kota terpaksa diliburkan. Jalan raya antara Dhaka dan kota pelabuhan Chittagong pun nampak lengang.

Bangladesh telah diguncang unjuk rasa sejak 21 Januari lalu. Sedikitnya 72 orang dilaporkan tewas dalam bentrokan antara pendukung mahkamah pengadilan perang dengan pendukung partai oposisi yang menjadi pesakitan di pengadilan. Sebanyak 56 korban tewas dalam insiden selama empat ahri terakhir.

Kamis lalu, Delwar Hossain Sayedee, Wakil Presiden Partai Jamaah Islami, dinyatakan bersalah atas kejahatan kemanusiaan seperti pembunuhan dan pemerkosaan dalam perang kemerdekaan Bangladesh pada 1971 silam.

Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon dan pemerintah Amerika Serikat mendesak seluruh pihak di Bangladesh menahan diri dan menghentikan pendekatan kekerasan. Akhir pekan lalu, sejumlah kelompok minoritas meminta perlindungan dari pemerintah. Pasalnya, massa Jamaah Islami menyerang sejumlah kuil Hindu dan menewaskan seorang pria.

Mahkamah kejahatan perang didirikan pemerintahan Perdana Menteri Sheikh Hasina pada 2010. Pengadilan ini bertugas menghukum penjahat perang yang menewaskan sedikitnya tiga juta warga Bangladesh. Sebanyak 11 orang petinggi partai oposisi Jamaah Islami dan Partai Nasionalis Bangladesh menjadi terdakwa. Mereka dituding bekerja sama dengan Pakistan untuk menghentikan berdirinya negara Bangladesh.

L REUTERS | THE DAILY STAR | BANGLADESH NEWS 24 | CHANNEL NEWS ASIA | SITA PLANASARI AQUADINI



Berita terkait

Menyelundupkan Pekerja, Diplomat Bangladesh Bakal Dibui 15 Tahun

13 Juni 2017

Menyelundupkan Pekerja, Diplomat Bangladesh Bakal Dibui 15 Tahun

Diplomat Bangladesh diancam penjara 15 tahun karena didakwa menyelundupkan pekerja ke AS dan menyiksa pekerjanya secara tidak manusiawi.

Baca Selengkapnya

Detik-detik Topan Mora Hantam Kamp Rohingnya di Bangladesh

30 Mei 2017

Detik-detik Topan Mora Hantam Kamp Rohingnya di Bangladesh

Sekitar 10 ribu gubuk jerami di kamp pengungsi Rohingya Balukhali dan Kutupalong di Cox's Bazar, Bangladesh hancur akibat dihantam Topan Mora.

Baca Selengkapnya

Topan Mora di Bangladesh, 350 Ribu Orang Dievakuasi

30 Mei 2017

Topan Mora di Bangladesh, 350 Ribu Orang Dievakuasi

Topan Mora yang melanda Bangladesh mengakibatkan sebanyak 35o ribu orang mengungsi ke sekitar 400 tempat penampungan

Baca Selengkapnya

Di Bangladesh, Dokter Harus Menulis Jelas

12 Januari 2017

Di Bangladesh, Dokter Harus Menulis Jelas

Pengadilan di Bangladesh melarang gaya menulis semacam itu agar para pasien bisa membaca resep lebih jelas dan tidak mengambil obat yang salah.

Baca Selengkapnya

Bangladesh Pertimbangkan Hapus Islam Sebagai Agama Resmi

17 November 2016

Bangladesh Pertimbangkan Hapus Islam Sebagai Agama Resmi

Pemimpin partai berkuasa, Liga Awami, Abdul Razzak mengusulkan penghapusan Islam dari Konstitusi Bangladesh.

Baca Selengkapnya

Serang Minoritas Hindu, 44 Warga Bangladesh Ditangkap

6 November 2016

Serang Minoritas Hindu, 44 Warga Bangladesh Ditangkap

Kerusuhan berawal dari unggahan di Facebook yang dianggap menghina Masjidil Haram di Mekkah, Arab Saudi.

Baca Selengkapnya

Misteri Terjawab, Alasan Sungai Berwarna Merah di Kota Ini  

15 September 2016

Misteri Terjawab, Alasan Sungai Berwarna Merah di Kota Ini  

Sungai-sungai di Dhaka, Bangladesh, berubah warna menjadi merah bersamaan dengan banjir yang datang. Warga Dhaka sedang merayakan Idul Adha.

Baca Selengkapnya

Bangladesh Gantung Pemimpin Partai Jamaat-el-Islami

4 September 2016

Bangladesh Gantung Pemimpin Partai Jamaat-el-Islami

Ali adalah komandan kunci milisi pro-Pakistan di sebelah selatan kota pelabuhan Chittagong selama perang 1971.

Baca Selengkapnya

Duh, Bocah 4 Tahun Tampak Seperti Seorang Kakek

30 Juli 2016

Duh, Bocah 4 Tahun Tampak Seperti Seorang Kakek

Usia Bayezid Hossain baru 4 tahun namun tampak seperti pria uzur usia 80-an tahun. Ia menderita penyakit langka.

Baca Selengkapnya

Narapidana Tertua di Bangladesh Dibebaskan

20 Juli 2016

Narapidana Tertua di Bangladesh Dibebaskan

Ohidunessa bercerita tentang pengalamannya yang tidak mampu mencari keadilan.

Baca Selengkapnya