Terpidana Mati Diarak, Tayangan Eksekusi Dikecam

Reporter

Editor

Natalia Santi

Jumat, 1 Maret 2013 23:12 WIB

TEMPO.CO, Beijing - Tayangan eksekusi empat terpidana pembunuhan terhadap 13 pelaut Cina dua tahun lalu, dikecam warga. Meski acara berdurasi dua jam itu berakhir tepat sebelum hukuman mati dengan cara disuntik itu, dilaksanakan.



Ada yang menyatakan program itu mengekspos rasa haus darah, ada juga yang beranggapan itu wujud katarsis kemarahan masyarakat atas pembunuhan dua tahun lalu. Beberapa kritik menyatakan tayangan tersebut mengingatkan kejadian di masa lalu tentang para pesakitan yang diarak di jalan-jalan sebelum ditembak mati.



“Bukan menunjukkan penegakkan hukum, program itu malah mempertontonkan kendali negara atas hidup manusia,” kata Han Youyi, professor hukum kriminal dalam akun mikroblog-nya. “Kekerasan yang dilakukan negara tidak lebih mulia dari kekerasan kriminal.” Salah seorang aktivis hak asasi manusia menyatakan tayangan dalam stasiun televisi nasional CCTV itu melanggar hukum pidana.


Advertising
Advertising


Tayangan itu memperlihatkan Naw Kham, pemimpin penyelundup obat-obatan terlarang asal Myanmar yang dituduh melakukan eksekusi brutal terhadap para pelaut Cina Oktober 2011. April lalu, enam tersangka, termasuk Naw Kham diserahkan ke Laos oleh tim penyelidik yang terdiri atas pejabat Cina, Thailand, Laos dan Myanmar.



Naw Kham dan teman-temannya disidangkan November lalu di Yunnan, Cina Barat Daya. Kham, seorang warga Laos, Thailand dan orang ketiga yang tidak diketahui kewarganegaraannya dilaporkan mengaku bersalah. Dua orang lain dibui, namun selamat dari hukuman mati.



Namun ada banyak yang menyukai acara menjelang eksekusi suntik itu. Mereka serius mengikuti wawancara dengan polisi yang menangkap para terpidana, dengan tulisan di televisi bertuliskan “Bunuh Sang Gembong”. Seorang blogger malah menyatakan hukuman mati dengan disuntik, terlalu ringan.



Ketika para terpidana digiring dari sel mereka ke dalam van yang membawa mereka ke ruang eksekusi, seorang reporter bertanya kepada Naw Kham soal keluarga sembari memperlihatkan foto keluarga korban yang berduka. “Saya ingin membesarkan anak-anak saya dan memberikan pendidikan bagi mereka,” kata Naw Kham dengan senyum yang samar. “Saya tidak ingin mati.”



THE NEW YORK TIMES | NATALIA SANTI




Berita terkait

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

11 jam lalu

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.

Baca Selengkapnya

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

1 hari lalu

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.

Baca Selengkapnya

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

1 hari lalu

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

Seorang perempuan Cina merebut hati Pangeran Charles dan Belgia. Kisah percintaan mereka seperti dalam dongeng.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

1 hari lalu

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 27 April 2024 diawali oleh berita soal lima sumber kekayaan negara Iran, yang sedang menghadapi ketegangan dengan Israel

Baca Selengkapnya

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

1 hari lalu

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

Sebuah pabrik baja Cina, PT Hwa Hok Steel, terungkap memproduksi baja tulangan beton tidak sesuai SNI sehingga produk mereka dinyatakan ilegal.

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

2 hari lalu

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

Pemerintah Cina turun tangan mempertemukan dua kelompok berseteru di Palestina yaitu Fatah dan Hamas

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

2 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

2 hari lalu

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

Rencana pembukaan lahan 1 juta hektar untuk padi Cina di Kalimantan menuai pro dan kontra. Cara mendaftar menjadi penerima subsidi LPG 3 kilogram.

Baca Selengkapnya

Menlu Retno Setuju Upaya Bersama Berantas Judi Online: Ini Kejahatan Transnasional

3 hari lalu

Menlu Retno Setuju Upaya Bersama Berantas Judi Online: Ini Kejahatan Transnasional

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menilai penting penanganan judi online dapat diselesaikan secara bekerja sama.

Baca Selengkapnya