TEMPO.CO, Singapura - Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong pada hari Jumat berjanji bahwa pemerintah tidak akan membiarkan warga Singapura kewalahan oleh "banjir" orang asing di negeri itu. Sebelumnya, dalam perdebatan di parlemen, sebagian besar wakil rakyat cemas akan membanjirnya warga asing untuk bermukim di negara itu.
Salah satu suara yang paling santer terdengar adalah populasi warga "inti" Singapura hanya tinggal 55 persen, dan sisanya warga asing. Mereka, yang diduga jumlahnya 45 persen dari 6,9 juta populasi ini, berdatangan seiring kebijakan "White Paper" yang membuka Singapura dari warga asing.
Lee mengatakan bahwa beberapa segmen kelompok pekerja asing tidak akan berdampak pada kelompok inti Singapura. "Seperti pekerja konstruksi, mereka hanya sementara di sini sampai proyek selesai," katanya.
Dalam momen yang sangat emosional--Lee berkata dengan mata memerah--dia menekankan bahwa konsep inti Singapura bukan hanya tentang angka, tapi tentang semangat. Inti Singapura, katanya, adalah mereka yang berbagi nilai-nilai, cita-cita, kenangan, dan pengalaman. "Mereka yang bersedia untuk membela bangsa dan cara hidup kita karena kita merasa bersama-sama sebagai sebuah bangsa," katanya.
Semangat Singapura, kata dia, juga harus mencakup penerimaan pendatang baru sebagai "salah satu bagian dari kita sendiri" jika mereka bersedia berkomitmen untuk negara. Ia mengakui bahwa lebih sulit untuk menyerap pendatang baru sekarang daripada ketika generasi pendiri bangsa masih hidup. "Sebagai sebuah negara kita telah mengembangkan identitas khas Singapura, namun kebutuhan untuk imigran tetap ada," katanya.
Imigran, katanya, membantu memperkuat inti Singapura, melengkapi bibit-bibit berbakat, dan membuat hidup lebih baik bagi semua warga negara. Pemerintah, kata dia, akan selalu memperlakukan warga Singapura lebih baik daripada non-Singapura.
STRAITS TIMES | TRIP B
Berita terkait
Singapura Batasi Penggunaan Mobil Pribadi di Jalan Raya
24 Oktober 2017
Singapura terus membatasi jumlah mobil pribadi dan sepeda motor yang melintas di jalan raya.
Baca SelengkapnyaPengamanan Ketat Apartemen Pribadi Presiden Halimah Yacob Dimulai
15 September 2017
Tetangga Halimah Yacob mengaku senang memiliki tetangga seorang Presiden Singapura.
Baca SelengkapnyaHalimah Yacob Dapat Ucapan Selamat dari PM Singapura Lee
13 September 2017
Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, melalui akun Facebooknya mengucapkan selamat kepada Halimah Yacob, presiden terpilih.
Baca SelengkapnyaSingapura Deportasi Khatib Jumat Penyebar Kebencian
5 April 2017
Pemerintah Singapura mendeportasi seorang khatib salat Jumat asal India yang menyebarkan kebencian terhadap umat Kristen dan Yahudi saat khotbah.
Baca SelengkapnyaKhatib Jumat Suarakan Permusuhan Didenda dan Minta Maaf
3 April 2017
Khatib Jumat di satu masjid di Singapura, Nalla Mohamed Abdul Jameel bayar denda Rp 38,1 juta dan minta maaf atas kotbahnya menyuarakan permusuhan.
Baca SelengkapnyaSingapura Salip Silicon Valley untuk Kembangkan Bakat Startup
21 Maret 2017
Singapura menyalip Silicon Valley untuk iklim terbaik bagi pengembangan bakat startup. Ini hasil survei Startup Genome terbaru.
Baca SelengkapnyaSingapura Akan Bangun Pusat Latihan Militer Modern
3 Maret 2017
Angkatan Bersenjata Singapura (SAF) akan segera membangun pusat latihan militer modern di dalam negeri guna menunjang kemampuan pertahanan negara itu.
Baca SelengkapnyaRibuan Ayah di Singapura Ikut Cuti Rawat Anak dan Dibayar
3 Maret 2017
Sudah 11.300 ayah di Singapura mengajukan diri mengikuti program cuti merawat anak dengan mendapat tunjangan pemerintah.
Baca SelengkapnyaDua Warga Bangladesh Ditangkap Saat Berenang Masuk Singapura
2 Februari 2017
Dua pria warga Bangladesh ditangkap setelah berenang memasuki wilayah Singapura.
Baca SelengkapnyaWow, Bos Hadiahi Semua Karyawannya Liburan ke Maladewa
9 Desember 2016
Presiden perusahaan Martial Art Evolve menghadiahi semua karyawannya liburan mewah ke Maladewa sebagai ucapan terima kasihnya di akhir tahun ini.
Baca Selengkapnya