TEMPO.CO, Jakarta - Gadis 15 tahun, Hadiya Pendleton, hadir dalam acara pelantikan Barack Obama sebagai presiden Amerika Serikat pada 21 Januari 2013 lalu. Namun ia harus tewas tragis. Gadis muda itu ditembak mati di dekat sekolahnya di Chicago kemarin.
Kematiannya menjadi bagian dari perdebatan di Washington mengenai kekerasan bersenjata di Amerika Serikat. Penembakan gadis 15 tahun itu terungkap dalam dengar pendapat Senat Amerika Serikat dan media briefing Gedung Putih kemarin.
“Dia seorang siswi kehormatan dan mayoret,” kata Senator D-Illinois, Dick Durbin. Tampil dalam pelantikan pekan lalu merupakan gambaran mengenai kehidupan pemudi 15 tahun itu. Durbin mengungkapkan kisah kematian Pendleton sebagai upaya meyakinkan perlunya langkah menghentikan kekerasan bersenjata.
"Kemarin, dalam hujan badai sepulang sekolah, dia bergegas mencari tempat berteduh. Pria bersenjata datang dan menembaknya," kata Durbin. "Hanya beberapa hari setelah hari terbahagia dalam hidupnya, dia sudah pergi." Taman berteduh tempat dia ditembak hanya beberapa mil dari rumah Obama di Chicago.
Juru bicara Gedung Putih, Jay Carney, menyebut kematian Pendleton sebagai tragedi mengenaskan. “Presiden tidak hanya sekali, ketika bicara mengenai kekerasan bersenjata di Amerika, mengacu tidak hanya pada kasus mengerikan di Newtown atau Aurora atau Virginia Tech atau Oak Creek, tapi penembakan di pojok Kota Chicago atau wilayah lain negeri ini,” kata Carney. "Dan ini hanya sedikit contoh dari masalah yang harus kita hadapi."
Pada 2013, kematian Pendleton di Chicago merupakan pembunuhan ke-42. Belum ada penahanan dari kasus yang tengah ditangani polisi ini. Tahun lalu, sebanyak 506 orang menjadi korban pembunuhan di kota ini.
Seorang mayor di Chicago, Rahm Emanuel, mengatakan, Pendleton hendak menjalani ujian akhir menjelang kelulusannya. Namun Pendleton sudah tewas ditembak hanya beberapa blok dari sekolahnya.
