Pasukan Prancis dan Mali Masuk ke Diabaly

Reporter

Selasa, 22 Januari 2013 12:26 WIB

Seorang pria memotret sisa truk tentara islam radikal yang hancur, di Diabaly, Mali, Senin (21/1). AP/Jerome Delay

TEMPO.CO, Bamako - Pasukan Prancis dan Mali berhasil memasuki dua kota penting, Diabaly dan Doutenza. Kedua kota ini sebelumnya dikuasai oleh kelompok garis keras yang berafiliasi ke al-Qaeda selama dua pekan.

Tampak konvoi 30 kendaraan lapis baja membawa sekitar 200 personel militer Prancis dan Mali bergerak masuk ke dalam kota pada Senin, 21Januari 2013, sekitar pukul 09.00 GMT, tanpa perlawanan.

Kota Diabaly, terletak di 350 kilometer utara Ibu Kota Bamako, "Telah menjadi pangkalan utama para pemberontak di selatan untuk menyerang garis depan Kota Mopti dan Sevare hingga pasukan udara Prancis menggempurnya," kata warga setempat. Seorang kolonel di angkatan bersenjata Mali, mengatakan, warga pinggiran Diabaly besimpati dengan kelompok Jihadis sehingga kami harus hati-hati.

Televisi Prancis dalam siarannya dari Diabaly menampilkan gambar sejumlah truk terbuka ditinggalkan oleh para pemberontak di tengah rumah terbuat dari batu bata. Salah seorang warga mengatakan, para pemberontak meninggalkan kota yang ditinggalkan warga karena kekurangan makanan dan kebutuhan lainnya.

"Kami betul-betul perlu mengucapkan banyak terima kasih kepada Prancis yang datang tepat pada waktunya," kata Gaoussou, pemimpin organisasi pemuda lokal. "Tanpa Prancis, tak hanya Diabaly yang lenyap, bahkan seluruh Mali," kata pria berusia 34 tahun ini.

Pejabat Mali lainnya mengatakan, para pejuang mundur dari Doutenza setelah pasukan Pasukan Prancis dan Mali tiba di sana, Senin, pagi waktu setempat, 21 Januari 2013. Dari Paris diperoleh informasi, negeri ini menjelaskan bahwa tujuan ofensif militer yang telah berlangsung 11 hari adalah kemenangan total.

"Tujuan (penyerbuan) adalah menaklukan Mali secara total (dari pemberontak)," ujar Jean-Yves Le Drian, Menteri Pertahanan Prancis, dalam siaran televisi. "Kami tidak akan meninggalkan sedikit pun kantong-kantong pemberontak."

Prancis mulai melakukan penyerangan militer pada 11 Januari 2013, sembari menyatakan, intervensi akan dilakukan selama beberapa pekan. Selanjutnya, negara-negara Afrika harus segera mengambil alih sebelum mereka siap melaksanakannya. Menanggapi serbuan Prancis ke Mali, Inggris, salah satu sekutu terdekat, Senin, mengatakan negaranya tetap akan mempertimbangkan memberikan bantuan, namun tidak akan turut serta berperang di ajang konflik tersebut.

AL JAZEERA | CHOIRUL

Berita terkait

Prancis Membunuh 20 Milisi Mali

1 Mei 2017

Prancis Membunuh 20 Milisi Mali

Seorang tentara Prancis tewas setelah mendapatkan serangan dari kelompok perlawanan terhadap pemerintah di Ibu Kota Bamako.

Baca Selengkapnya

Pertama Kali, ICC Tuntut Milisi ISIS sebagai Penjahat Perang  

23 Agustus 2016

Pertama Kali, ICC Tuntut Milisi ISIS sebagai Penjahat Perang  

Jaksa ICC di Den Haag, Belanda menjerat milisi ISIS yang merusak situs warisan dunia di Timbuktu, Mali sebagai penjahat perang.

Baca Selengkapnya

Penyerbuan Hotel, Mali Berkabung Tiga Hari  

23 November 2015

Penyerbuan Hotel, Mali Berkabung Tiga Hari  

Senegal siap membantu Mali.

Baca Selengkapnya

Penyanderaan di Mali, Al-Qaeda Mengaku Bertanggung Jawab

23 November 2015

Penyanderaan di Mali, Al-Qaeda Mengaku Bertanggung Jawab

Prancis menempatkan 3.500 pasukan di Mali.

Baca Selengkapnya

Sayap Al-Qaeda Klaim Bertanggung Jawab Atas Serangan di Hotel Mali

21 November 2015

Sayap Al-Qaeda Klaim Bertanggung Jawab Atas Serangan di Hotel Mali

Kelompok-kelompok bersenjata terus melakukan serangan di Mali meskipun telah terjadi kesepakatan perdamaian antara mantan pemberontak Tuareg di bagian utara dan kelompok bersenjata pro-pemerintah, Juni lalu.

Baca Selengkapnya

Serangan di Hotel Mali, 27 Orang Tewas

21 November 2015

Serangan di Hotel Mali, 27 Orang Tewas


Serangan hotel di Mali itu yang diklaim oleh kelompok Al-Murabitoun dari militan bermata satu Aljazair Mokhtar Belmokhtar.

Baca Selengkapnya

Hotel Radisson Mali Diserbu Teroris, Biasa Jadi Transit WNI  

20 November 2015

Hotel Radisson Mali Diserbu Teroris, Biasa Jadi Transit WNI  

Aksi teror melanda Hotel Radisson Blue, Mali, terjadi sejak Jumat pagi

Baca Selengkapnya

Teror Bersenjata, Presiden Mali Buru-buru Kembali  

20 November 2015

Teror Bersenjata, Presiden Mali Buru-buru Kembali  

Aksi ini membuat Presiden Mali Ibrahim Boubacar Keita mempercepat kunjungan kenegaraannya ke Chad.

Baca Selengkapnya

Detik-detik Dramatis Pasukan Khusus Mali Bebaskan 80 Sandera  

20 November 2015

Detik-detik Dramatis Pasukan Khusus Mali Bebaskan 80 Sandera  

Pasukan khusus Mali dibantu pasukan perdamaian PBB menyerbu Hotel Radisson Blu untuk membebaskan sandera.

Baca Selengkapnya

Tak Ada Sandera WNI di Hotel Radisson Mali  

20 November 2015

Tak Ada Sandera WNI di Hotel Radisson Mali  

Saat kejadian, seluruh WNI berada di lokasi yang cukup jauh dari hotel.

Baca Selengkapnya