Prancis: Intervensi Demi Mempertahankan Mali  

Reporter

Selasa, 15 Januari 2013 14:50 WIB

Presiden Perancis, Francois Hollande melakukan pertemuan untuk membicarakan situasi di Mali, di Istana Elysee, Paris (14/1). REUTERS/Kenzo Tribouillard/Pool

TEMPO.CO, Bamako - Duta Besar Prancis untuk PBB, Gerard Araud, mengatakan intervensi militer ke Mali dilakukan karena Prancis yakin bahwa keberadaan negara sedang dipertaruhkan.

Keterangan tersebut disampaikan Araud dalam sebuah pertemuan tertutup di Dewan Keamanan PBB, Senin, 14 Januari 2013. Menurut dia, Prancis merasa terpanggil membantu menyelamatkan negara bekas jajahannya.

Beberapa jam sebelumnya, pemberontak Mali terlibat baku tembak dengan pasukan udara Prancis dan militer pemerintah. Aksi pejuang berlangsung sengit demi mempertahankan Kota Diabaly. Hal tersebut dibenarkan oleh otoritas Prancis dan Mali.

Araud mengatakan, Prancis tidak punya pilihan. Di lain pihak, Prancis ingin membantu pemerintah Mali. "Kami akan mempertahankan (ibu kota) Bamako. Kami tidak akan membiarkan kawasan selatan negara yang didiami 13 juta penduduk jatuh ke tangan kelompok teroris."

Dalam sebuah acara jumpa pers di Paris, Senin, 14 Januari 2013, Menteri Pertahanan Prancis, Jean-Yves Le Drian, menyampaikan pemberontak yang berfiliasi terhadap al-Qaeda telah menyerbu garnisun Desa Diabaly di Mali Tengah.

"Dalam serangan tersebut, pemberontak berhasil mengambil alih Diabaly setelah terjadi pertempuran sengit dengan militer Mali," ujar Jean-Yves Le Drian, Senin, 14 Januari 2013.

Dia melanjutkan, tentara Mali dalam keadaan berantakan dan membiarkan banyak kota jatuh menyusul pertempuran sengit sejak para pemberontak melakukan perlawanan hampir setahun lalu di negara yang terletak di sebelah utara benua Afrika ini.

Sementara itu, pasukan udara Prancis yang membantu pasukan Mali sejak Jumat, 11 Januari 2013 pekan lalu, dengan jet-jet tempurnya terus membombardir kawasan yang didukung oleh pemberontak di utara Mali.

Koresponden Al Jazeera, Nazanine Moshiri, melaporkan dari ibu kota Bamako, mengatakan, "Ada laporan menyebutkan sekitar 60 pejuang tewas. Sejauh ini, lembaga sosial kemanusiaan Doktor Tanpa Batas memprihatinkan terjadinya korban jiwa di kalangan sipil."

Para pemberontak yang berasal dari beberapa bangsa selain dari Mali telah tertahan di kawasan sempit di Mali tengah. Namun, mereka terus merangsek masuk dari arah barat yang berjarak hanya 400 kilometer dari Bamako di selatan Mali. Sebelum Prancis mengirimkan pasukan pada Jumat pekan lalu, jarak terdekat yang dikuasai pemberontak 680 kilometer menuju ibu kota meskipun mereka kini melakukan penyusupan di jarak yang dekat lagi.

AL JAZEERA | CHOIRUL

Berita terkait

Prancis Membunuh 20 Milisi Mali

1 Mei 2017

Prancis Membunuh 20 Milisi Mali

Seorang tentara Prancis tewas setelah mendapatkan serangan dari kelompok perlawanan terhadap pemerintah di Ibu Kota Bamako.

Baca Selengkapnya

Pertama Kali, ICC Tuntut Milisi ISIS sebagai Penjahat Perang  

23 Agustus 2016

Pertama Kali, ICC Tuntut Milisi ISIS sebagai Penjahat Perang  

Jaksa ICC di Den Haag, Belanda menjerat milisi ISIS yang merusak situs warisan dunia di Timbuktu, Mali sebagai penjahat perang.

Baca Selengkapnya

Penyerbuan Hotel, Mali Berkabung Tiga Hari  

23 November 2015

Penyerbuan Hotel, Mali Berkabung Tiga Hari  

Senegal siap membantu Mali.

Baca Selengkapnya

Penyanderaan di Mali, Al-Qaeda Mengaku Bertanggung Jawab

23 November 2015

Penyanderaan di Mali, Al-Qaeda Mengaku Bertanggung Jawab

Prancis menempatkan 3.500 pasukan di Mali.

Baca Selengkapnya

Sayap Al-Qaeda Klaim Bertanggung Jawab Atas Serangan di Hotel Mali

21 November 2015

Sayap Al-Qaeda Klaim Bertanggung Jawab Atas Serangan di Hotel Mali

Kelompok-kelompok bersenjata terus melakukan serangan di Mali meskipun telah terjadi kesepakatan perdamaian antara mantan pemberontak Tuareg di bagian utara dan kelompok bersenjata pro-pemerintah, Juni lalu.

Baca Selengkapnya

Serangan di Hotel Mali, 27 Orang Tewas

21 November 2015

Serangan di Hotel Mali, 27 Orang Tewas


Serangan hotel di Mali itu yang diklaim oleh kelompok Al-Murabitoun dari militan bermata satu Aljazair Mokhtar Belmokhtar.

Baca Selengkapnya

Hotel Radisson Mali Diserbu Teroris, Biasa Jadi Transit WNI  

20 November 2015

Hotel Radisson Mali Diserbu Teroris, Biasa Jadi Transit WNI  

Aksi teror melanda Hotel Radisson Blue, Mali, terjadi sejak Jumat pagi

Baca Selengkapnya

Teror Bersenjata, Presiden Mali Buru-buru Kembali  

20 November 2015

Teror Bersenjata, Presiden Mali Buru-buru Kembali  

Aksi ini membuat Presiden Mali Ibrahim Boubacar Keita mempercepat kunjungan kenegaraannya ke Chad.

Baca Selengkapnya

Detik-detik Dramatis Pasukan Khusus Mali Bebaskan 80 Sandera  

20 November 2015

Detik-detik Dramatis Pasukan Khusus Mali Bebaskan 80 Sandera  

Pasukan khusus Mali dibantu pasukan perdamaian PBB menyerbu Hotel Radisson Blu untuk membebaskan sandera.

Baca Selengkapnya

Tak Ada Sandera WNI di Hotel Radisson Mali  

20 November 2015

Tak Ada Sandera WNI di Hotel Radisson Mali  

Saat kejadian, seluruh WNI berada di lokasi yang cukup jauh dari hotel.

Baca Selengkapnya