TEMPO.CO, Jakarta - Alih-alih berjenggot panjang dan berjubah, mereka memakai celana jeans dan T-shirt. Di tangannya tergenggam smartphone, lengannya mengempit tablet. Mereka adalah anak-anak muda berselera masa kini. Satu-satunya yang membuat beda dari yang lain: mereka tengah dididik menjadi nabi di masa depan.
Dengan hanya 200 shekel, atau sekitar Rp 500 ribu, dan hanya 40 kali perjumpaan, Cain and Abel School for Prophets mendidik anak-anak muda Yahudi menjadi utusan Tuhan, atau tepatnya cenayang Yahudi zaman modern.
Pendiri sekolah dan satu-satunya guru, Shmuel Hapartzy, adalah seorang pengikut Chabad, sebuah cabang Yahudi Ortodoks. Gerakan Chabad di Israel memerintahkan untuk menjauhkan anak-anak dari sekolah formal.
Ia menyiapkan sendiri kurikulum ajarnya. Misalnya "Membelah Laut 101" dan "Cara Memprediksi Masa Depan". Siswa juga diajari tentang arti mimpi, klasifikasi malaikat, dan misteri roh kudus. Mereka belajar bagaimana untuk membedakan perasaan batin seseorang dari perilaku eksternal dan penampilannya.
Hapartzy tidak dapat menjamin studinya akan memberikan murid-muridnya akses langsung pada Tuhan. Tapi, katanya, silabus menyediakan alat-alat penting untuk proses kenabian.
"Di masa lalu ada nabi tapi sekarang, di zaman kita, keilahian tertutup. Kita hanya perlu membuka mata kita untuk hal ini," kata Hapartzy pada pembukaan sekolahnya, di sebuah pusat keagamaan di Tel Aviv. Alumninya akan mendapat ijazah.
Sekolah, yang diluncurkan bulan ini, banyak menuai kontroversi. Tak sedikit yang menghujatnya sebagai bentuk penipuan.
Pada tingkat agama, tradisi Yahudi mengakui puluhan nabi dari era Alkitab - dari tokoh yang monumental seperti Abraham, Musa dan Elia, hingga yang kurang terkenal seperti Micah yang Morashtite dan Habakuk. Tradisi mengatakan tidak ada yang bisa menjadi nabi sejak Roma menghancurkan Jerusalem pada tahun 70 dan era kenabian hanya dapat dihidupkan kembali dengan kedatangan Mesias dan membangun kembali kuil.
"Tidak ada cara untuk mengajarkan nubuatan," kata Rachel Elior, seorang profesor filsafat Yahudi di Hebrew University di Jerusalem. "Ini seperti membuka sekolah untuk menjadi Einstein atau Mozart."
AP | TRIP B
Berita terkait
UEA Cegat Rudal Houthi, Ditembakkan saat Kunjungan Presiden Israel
31 Januari 2022
Uni Emirat Arab berhasil mencegat sebuah rudal balistik yang ditembakkan oleh Houthi dari Yaman ketika negara Teluk itu menjamu Presiden Israel
Baca SelengkapnyaBiro Travel Khawatirkan Larangan Turis Berpaspor Indonesia Masuk Israel
31 Mei 2018
Aturan pelarangan masuk Israel bagi turis berpaspor Indonesia membuat banyak tamu mempertanyakan hal tersebut.
Baca SelengkapnyaKedutaan Besar Amerika di Israel Akan Pindah ke Yerusalem
29 Agustus 2017
Netanyahu menunjukkan ekspresi penghargaannya kepada Trump dan pemerintahannya yang selama ini memberikan dukungan kuat bagi Israel.
Baca SelengkapnyaKesepian, Monyet Rawat dan Bermain dengan Anak Ayam
26 Agustus 2017
Niv, monyet dari spesies Macaque telah menghabiskan waktunya dengan menjaga, membelai, membersihkan, dan bermain dengan seekor anak ayam.
Baca SelengkapnyaGereja Ortodoks Yunani Protes Israel Propertinya Dijual ke Yahudi
15 Agustus 2017
Pemimpin Gereja Ortodoks Yunani di Yerusalem tolak keputusan pengadilan Israel yang menyetujui penjualan properti gereja ke ke perusahaan Yahudi.
Baca SelengkapnyaIsrael akan Tutup Kantor Berita Al Jazeera
7 Agustus 2017
Israel menganggap siaran berita Al Jazeera bersifat menghasut.
Baca SelengkapnyaSensitivitas Al-Aqsa dan Kebijakan Israel
26 Juli 2017
Setelah lama tenggelam oleh berita Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan sengkarut Timur Tengah, kisruh Palestina-Israel kini kembali menjadi pusat perhatian dunia. Setiap hari sejak 14 Juli, warga Palestina di Yerusalem Timur dan Tepi Barat berdemonstrasi menentang pemasangan detektor logam di pintu-pintu masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsa (Al-Haram Al-Syarif). Palestina memandangnya sebagai upaya Israel untuk mengontrol tempat suci tersebut.
Ditembaki Rudal, Israel Balas Serang Pos Hamas di Gaza
24 Juli 2017
Tank milik Israel menyerang pos pemantau milik Hamas di Gaza, Senin, 24 Juli 2017, sebagai balasan atas tembakan rudal dari arah perbatasan Palestina.
Baca SelengkapnyaIsrael Akan Membangun Pulau Buatan di Gaza
14 Mei 2017
Trump akan tiba di Yerusalem pada 22 Mei 2017 untuk membicarakan masalah perdamaian antara Israel dan Palestina.
Baca SelengkapnyaBahasa Arab Akan Dihapus dari Bahasa Resmi Israel
9 Mei 2017
Sejumlah menteri dalam kabinet Israel menyetujui RUU kontroversial yang akan menghapus status bahasa Arab sebagai bahasa resmi Israel.
Baca Selengkapnya