Penduduk Amerika Latin Paling Bahagia di Bumi  

Reporter

Kamis, 20 Desember 2012 12:58 WIB

Kolonel Badut, "Sabrocito," atau berarti Lezat (kiri) menyaksikan sejumlah delegasi tampil dalam parade inaugurasi kongres badut Amerika Latin ke-4 di Guatemala City, Guatemala, Selasa (24/7). Sejumlah badut dari Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Karibia berkumpul selama 3 hari di ibukota Guatemala untuk bertukar ide dan menghadiri workshop. AP/Rodrigo Abd

TEMPO.CO, Kota Meksiko - Orang-orang yang paling bahagia di dunia ternyata tidak tinggal di Qatar, negeri terkaya. Mereka juga bukan berasal dari Jepang, negara dengan angka harapan hidup tertinggi, atau tinggal di Kanada yang persentase jumlah sarjananya lebih tinggi dari negara mana pun. Sebuah polling atas sekitar 150 ribu orang di seluruh dunia yang diumumkan Rabu, 19 Desember 2012, mengungkapkan tujuh dari 10 negara yang warganya paling gembira di bumi ini ternyata berasal dari Amerika Latin.

Dalam hal kekayaan, ketujuh negara Amerika Latin ini tentu saja jauh dibandingkan dengan negara-negara maju. Malah mereka tergolong miskin. Guatemala misalnya. Puluhan tahun dirobek perang saudara--belakangan malah dikacaukan oleh kejahatan geng kriminal--negara ini memiliki tingkat pembunuhan dalam rumah tangga tertinggi di dunia. Dalam daftar Human Development Index yang dikeluarkan PBB, harapan hidup, tingkat pendidikan, dan pendapatan penduduk Guatemala hanya berada satu tingkat di atas rakyat Irak. Tapi dalam hal emosi positif yang diteliti oleh Gallup Inc.--lembaga riset Amerika Serikat--negara ini berada di urutan ketujuh.

"Di Guatemala, budaya persahabatan menyebabkan orang selalu tersenyum," kata Luz Castillo, pelatih selancar angin berusia 30-an tahun. "Kami dikelilingi oleh alam yang indah, yang memungkin kami mengabaikan semua masalah yang tengah kami hadapi."

Gallup tahun lalu melalukan polling di 148 negara. Di masing-masing negara sekitar 1.000 orang ditanyai: apakah mereka cukup istirahat, diperlakukan sopan, banyak senyum atau tertawa, belajar atau melakukan hal-hal yang menarik, serta merasa gembira di hari sebelumnya.

Di Panama dan Paraguay, 85 persen responden menjawab "ya" untuk kelima pertanyaan tersebut, menempatkan kedua negara itu pada peringkat paling atas. Mereka diikuti oleh El Savador, Venezuela, Trinidad dan Tobago, Thailand, Guatemala, Filipina, Ekuador, dan Kosta Rika. Adapun Indonesia berada para urutan ke-19, sementara Malaysia 13.

Masyarakat dengan emosi postif paling rendah tinggal di Singapura. Beberapa negara maju lain yang juga berada di urutan bawah adalah Jerman dan Prancis. Lalu Amerika Serikat berada para urutan ke-36. Sedangkan negara-negara terkaya di Amerika Latin, Brasil, dan Meksiko, berada di urutan 50-an.

"Tanggapan pertama saya adalah hasil polling ini dipengaruhi oleh bias kultural," kata Eduardo Lora, mantan ketua tim analis Inter-American Development Bank. Maksud dia, kultur di Amerika Latin untuk selalu memberikan pernyataan positif membuat kebanyakan responden mengabaikan perasaan mereka yang sebenarnya. Lora berasal dari Kolombia yang dalam polling Gallup menempati urutan 12.

Negara-negara lain di urutan paling bawah adalah Irak, Yaman, Afganistan, Haiti, Armenia, Georgia, dan Lithuania. Menanggapi posisi Singapura di urutan buncit, Richard Low (33), seorang pebisnis di negara itu mengatakan, di Singapura mereka bekerja bagai anjing tapi bayarannya tak seberapa. "Di sini hampir tidak ada waktu untuk berlibur atau bahkan untuk sekadar bersantai, karena kamu selalui dihantui oleh: kapan tenggat berikut atau pertemuan berikut. Hidup sama sekali tidak berimbang di sini," ujarnya.

AP | PHILIPUS PARERA

Baca juga
21 Desember Kiamat, Ini Kata Sesepuh Suku Maya
Suhu di Seoul Terdingin dalam 56 Tahun Terakhir

Pramugari Cathay Ancam Mogok Senyum

Ekuador Beri Suaka Jika Assad Memintanya

Mobil Baru Pilihan Paus Benekditus

Berita terkait

Sri Mulyani: Ekonomi Global hingga Akhir Tahun Masih Diliputi Ketidakpastian

15 Desember 2023

Sri Mulyani: Ekonomi Global hingga Akhir Tahun Masih Diliputi Ketidakpastian

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan kondisi perekonomian global masih diliputi ketidakpastian sampai dengan akhir tahun ini.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Perekonomian Dunia Akan Terus Tertekan hingga 2023, Indonesia Resilient

21 Oktober 2022

Sri Mulyani: Perekonomian Dunia Akan Terus Tertekan hingga 2023, Indonesia Resilient

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia terus menurun.

Baca Selengkapnya

Ancaman Resesi Global 2023, Luhut: Kita Harus Kompak Hadapi Keadaan

28 September 2022

Ancaman Resesi Global 2023, Luhut: Kita Harus Kompak Hadapi Keadaan

Luhut Binsar Panjaitan meminta Indonesia harus kompak menghadapi ancaman resesi global 2023.

Baca Selengkapnya

Ekonomi Dunia Makin Tak Pasti, Pasar Saham Dinilai Paling Rentan

17 Februari 2020

Ekonomi Dunia Makin Tak Pasti, Pasar Saham Dinilai Paling Rentan

Pasar saham menjadi yang paling rentan terpengaruh oleh dinamika perekonomian global yang diliputi ketidakpastian sejak awal 2020.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Perekonomian Global Masih Konsisten Melemah

24 September 2019

Sri Mulyani Sebut Perekonomian Global Masih Konsisten Melemah

Sri Mulyani mengatakan data tersebut menyiratkan bahwa sektor pertambangan memang mengalami tekanan yang sangat dalam pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Core: Perekonomian Dunia Hingga Akhir 2019 akan Tumbuh Lambat

30 Juli 2019

Core: Perekonomian Dunia Hingga Akhir 2019 akan Tumbuh Lambat

Core menyatakan kondisi perekonomian dunia hingga akhir 2019 diperkirakan tumbuh lebih lambat dibanding 2018.

Baca Selengkapnya

IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Jadi 3,3 Persen

10 April 2019

IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Jadi 3,3 Persen

IMF memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomiglobal 2019 sebanyak 0,2 persen dari angka dikeluarkan pada Januari lalu.

Baca Selengkapnya

Jokowi Cerita Saat Presiden Bank Dunia Tak Punya Saran untuk RI

27 Agustus 2018

Jokowi Cerita Saat Presiden Bank Dunia Tak Punya Saran untuk RI

Presiden Jokowi mengatakan Indonesia mesti mengandalkan kemampuannya sendiri agar aman dari dampak ketidakstabilan ekonomi dunia"Saya tanya langsung gimana kira-kira prospek pertumbuhan ekonomi maupun keadaan ekonomi global secara umum, apa saranmu kepada Indonesia? Dia ngomong tidak punya saran, semuanya sulit diprediksi. Ya artinya menurut saya internal kita sendiri yang harus diperbaiki," kata Jokowi saat menerima anggota Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia di Istana Merdeka, Jakarta, Senin, 27 Agustus 2018.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Ungkap 3 Tren yang Pengaruhi Perekonomian Dunia

17 Juli 2018

Sri Mulyani Ungkap 3 Tren yang Pengaruhi Perekonomian Dunia

Sri Mulyani menyatakan Indonesia siap menghadapi kondisi perekonomian global tersebut.

Baca Selengkapnya

Ketua IMF Ingatkan Suramnya Perekonomian Dunia 2019

12 Juni 2018

Ketua IMF Ingatkan Suramnya Perekonomian Dunia 2019

IMF memprediksi perekonomian dunia tahun depan hanya tumbuh 3,9 persen.

Baca Selengkapnya