TEMPO.CO, Brussels - NATO menyetujui untuk mengirim rudal pertahanan udara ke Turki. Keputusan aliansi militer Barat ini menyetujui rudal yang dimiliki Amerika Serikat, Jerman, dan Belanda ini untuk membantu mempertahankan perbatasan Turki. Inilah kali pertama pasukan Eropa dan ASberada di perbatasan Suriah selama perang sipil 20 bulan.
Aliansi militer ini mengatakan rudal Patriot itu murni untuk tujuan defensif. Namun Suriah dan sekutunya, Rusia dan Iran, mengecam keputusan itu, dengan mengatakan hal itu meningkatkan ketidakstabilan regional.
Turki, anggota NATO, mengatakan mereka membutuhkan pertahanan udara untuk menembak jatuh rudal-rudal yang mungkin ditembakkan melintasi perbatasan.
Keputusan pengiriman rudal itu diambil dalam pertemuan menteri luar negeri anggota NATO di Brussels. Dalam pertemuan itu, dengan suara bulat mereka menyatakan "keprihatinan yang mendalam" tentang laporan intelijen AS yang menyatakan Suriah mungkin menggunakan senjata kimia sebagai pilihan terakhir untuk melindungi Assad.
Sekretaris Jenderal NATO, Anders Fogh Rasmussen, mengatakan setiap penggunaan senjata kimia oleh Suriah akan mendorong respons internasional. Suriah mengatakan tidak akan menggunakan senjata kimia pada rakyatnya sendiri.
Dari Suriah dilaporkan pertempuran berat meletus sekitar Damaskus seminggu yang lalu, membawa perang yang sebelumnya terkonsentrasi di pinggiran ke jantung kekuasaan Bashar al-Assad. Pasukan pemberontak mengatakan Rabu, mereka telah mengepung pangkalan udara Aqraba, sekitar 4 km di luar ibukota.
"Kami berharap dalam beberapa jam mendatang menguasai wilayah ini sepenuhnya," kata Abu Nidal, juru bicara brigade pemberontak Habib al-Mustafa. Dia mengatakan pemberontak menangkap satu unit tentara pertahanan udara di dekatnya, membunuh, dan memenjarakan puluhan sementara yang lain melarikan diri.
REUTERS | TRIP B
Berita terkait
CIIA: Bahrun Naim Tewas di Suriah, Juga Anaknya yang Kurang Gizi
12 Januari 2018
Direktur Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA) Harits Abu Ulya sudah melakukan konfirmasi soal kematian Bahrun Naim.
Baca SelengkapnyaGadis Cilik Suriah yang Berkicau di Twitter Kunjungi Markas PBB
18 Oktober 2017
Bana Al Abed, gadis cilik yang mencuit pengalamannya sebagai penduduk Aleppo, Suriah saat dikepung pemberontak diundang ke markas PBB di New York.
Baca SelengkapnyaTujuh Relawan White Helmets Tewas Ditembak di Suriah
13 Agustus 2017
Belum jelas apakah serangan terhadap 7 relawan White Helmets dilakukan atas motif politik atau kriminal
Baca SelengkapnyaBeredar, Video Aparat Turki Siksa Pengungsi Suriah
31 Juli 2017
Beredar video penjaga perbatasan Turki menyiksa pengungsi Suriah.
Baca SelengkapnyaIndonesia Menyerahkan Ambulans Bantuan untuk Suriah
28 Juli 2017
KBRI Suriah menyerahkan dua ambulans bantuan kemanusiaan dari Dompet Dhuafa dan MER-C kepada Palang Merah Suriah
Baca SelengkapnyaRumah Sakit Bawah Tanah, Perlindungan Terakhir Paramedis Suriah
23 Juli 2017
Guna menghindari terjangan peluru dan bom dari dua pihak yang berperang di wilayah tersebut, petugas medis Suriah membangun rumah sakit bawah tanah
Baca SelengkapnyaKedutaan Rusia di Suriah Ditembaki dengan Artileri
17 Juli 2017
Media pemerintah Suriah meleporkan kedutaan Rusia di Damaskus mengalami penembakan dengan artileri yang menyebakan kerusakan materi.
Heboh, Pro Assad dan Oposisi Berkelahi Saat Siaran Langsung
15 Juli 2017
Perdebatan sengit terjadi antara Bilal Daqmaq, kritikus Assad, dan Ahmad Shlash, mantan anggota parlemen Suriah
Baca SelengkapnyaDokter di Suriah Keluhkan Bantuan Kemanusiaan Turun Drastis
14 Juni 2017
Sejumlah dokter warga Suriah mengungkapkan bantuan kemanusiaan ke Suriah turun drastis dalam dua bulan.
Baca SelengkapnyaHina Oposisi, Jurnalis Pendukung Assad Diusir dari Gedung PBB
18 Mei 2017
Delegasi oposisi di PBB mengajukan komplain atas sikap jurnalis Hajli termasuk perilakunya yang dianggap melanggar kode etik jurnalistik.
Baca Selengkapnya