Pejuang Islam Suriah Tolak Blok Oposisi  

Reporter

Selasa, 20 November 2012 17:59 WIB

Tentara Pembebas Suriah melintas di kawasan Salaheddine, Aleppo, Suriah, 30-10, 2012. Sebagian besar kawasan ini rusak akibat pertempuran dan hampir tidak ada penduduk sipil tinggal di daerah ini. Tempo/PRAMONO

TEMPO.CO, Damaskus - Kelompok pejuang Islam di Aleppo, kota perdagangan di Suriah, menolak blok oposisi dukungan Barat.

Dalam sebuah siaran video yang diunggah di internet, mereka menegaskan penolakannya terhadap apa yang mereka sebut dengan "proyek konspirasi" dan dikatakan bahwa para pejuang ingin mendirikan "negara Islam" di Suriah.

Sebelumnya, beredar kabar, Senin, 19 November 2012, yang menyebutkan Uni Eropa mempertimbangkan blok koalisi baru sebagai "perwakilan sah" rakyat Suriah. Tetapi, mereka tidak memberikan jaminan penuh atas pertimbangan itu.

Salah satu negara Barat yang jelas memberikan dukungan terhadap blok oposisi adalah Prancis. Negeri ini menyatakan blok oposisi baru merupakan "wakil sah" rakyat Suriah.

Seperti diketahui, Koalisi Nasional untuk Revolusioner Suriah dan Kekuatan Oposisi, serta beberapa kelompok penentang lainnya, telah membentuk blok oposisi di Qatar, 11 November 2012. Pembentukan kelompok baru tersebut mendapatkan sokongan dari Turki dan enam negara Teluk.

Selain Prancis, Turki, dan enam negara Teluk, Inggris juga menyatakan sikap yang sama. Menurut koresponden BBC, Jonathan Marcus, sikap Inggris tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri Inggris, William Hague, di depan sidang parlemen.

Hague bertemu dengan tiga pemimpin utama koalisi baru di London, Jumat, 16 November 2012, pekan lalu. Dia mengatakan kepada wartawan yang menemuinya di Brussel, Senin, 19 November 2012, bahwa dia: "Terkesan dengan tujuan dan tekad mereka (oposisi baru) untuk terbuka bagi komunitas dan kelompok di Suriah."

Dari kota kedua terbesar di Suriah, Aleppo, diperoleh kabar, para pemberontak Islam tidak terkesan dengan adanya pengelompokan baru.

Dalam siaran video yang diunggah, seseorang yang tak diketahui identitasnya berbicara di atas kursi di depan meja panjang bersama sedikitnya 20 orang, disertai bendera Islam hitam. Dia menjelaskan, sedikitnya 13 kelompok bersenjata Islam menolak koalisi oposisi yang bertemu di Qatar, pekan lalu.

"Kami mewakili formasi peperangan di Aleppo dan kami menyatakan penolakan terhadap proyek konspirasi yang menyebut dirinya sebagai koalisi nasional," katanya. "Kami telah besepakat mendirikan negara Islam."

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat, Victoria Nuland, mengatakan, "Pernyataan tersebut tidak mengejutkan kami atas rencana mendirikan sebuah negara ekstremis atau negara Islam di Suriah."

Pekan lalu, Presiden Amerika Serikat Barack Obama menyambut baik keberadaan kelompok oposisi. Namun, ia ingin menyakinkan bahwa Suriah harus berkomitmen untuk sebuah negara yang menjunjung tinggi demokrasi sebelum memberikan dukungan penuh.

BBC | CHOIRUL

Berita terkait

CIIA: Bahrun Naim Tewas di Suriah, Juga Anaknya yang Kurang Gizi

12 Januari 2018

CIIA: Bahrun Naim Tewas di Suriah, Juga Anaknya yang Kurang Gizi

Direktur Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA) Harits Abu Ulya sudah melakukan konfirmasi soal kematian Bahrun Naim.

Baca Selengkapnya

Gadis Cilik Suriah yang Berkicau di Twitter Kunjungi Markas PBB

18 Oktober 2017

Gadis Cilik Suriah yang Berkicau di Twitter Kunjungi Markas PBB

Bana Al Abed, gadis cilik yang mencuit pengalamannya sebagai penduduk Aleppo, Suriah saat dikepung pemberontak diundang ke markas PBB di New York.

Baca Selengkapnya

Tujuh Relawan White Helmets Tewas Ditembak di Suriah

13 Agustus 2017

Tujuh Relawan White Helmets Tewas Ditembak di Suriah

Belum jelas apakah serangan terhadap 7 relawan White Helmets dilakukan atas motif politik atau kriminal

Baca Selengkapnya

Beredar, Video Aparat Turki Siksa Pengungsi Suriah  

31 Juli 2017

Beredar, Video Aparat Turki Siksa Pengungsi Suriah  

Beredar video penjaga perbatasan Turki menyiksa pengungsi Suriah.

Baca Selengkapnya

Indonesia Menyerahkan Ambulans Bantuan untuk Suriah

28 Juli 2017

Indonesia Menyerahkan Ambulans Bantuan untuk Suriah

KBRI Suriah menyerahkan dua ambulans bantuan kemanusiaan dari Dompet Dhuafa dan MER-C kepada Palang Merah Suriah

Baca Selengkapnya

Rumah Sakit Bawah Tanah, Perlindungan Terakhir Paramedis Suriah

23 Juli 2017

Rumah Sakit Bawah Tanah, Perlindungan Terakhir Paramedis Suriah

Guna menghindari terjangan peluru dan bom dari dua pihak yang berperang di wilayah tersebut, petugas medis Suriah membangun rumah sakit bawah tanah

Baca Selengkapnya

Kedutaan Rusia di Suriah Ditembaki dengan Artileri

17 Juli 2017

Kedutaan Rusia di Suriah Ditembaki dengan Artileri

Media pemerintah Suriah meleporkan kedutaan Rusia di Damaskus mengalami penembakan dengan artileri yang menyebakan kerusakan materi.

Baca Selengkapnya

Heboh, Pro Assad dan Oposisi Berkelahi Saat Siaran Langsung

15 Juli 2017

Heboh, Pro Assad dan Oposisi Berkelahi Saat Siaran Langsung

Perdebatan sengit terjadi antara Bilal Daqmaq, kritikus Assad, dan Ahmad Shlash, mantan anggota parlemen Suriah

Baca Selengkapnya

Dokter di Suriah Keluhkan Bantuan Kemanusiaan Turun Drastis

14 Juni 2017

Dokter di Suriah Keluhkan Bantuan Kemanusiaan Turun Drastis

Sejumlah dokter warga Suriah mengungkapkan bantuan kemanusiaan ke Suriah turun drastis dalam dua bulan.

Baca Selengkapnya

Hina Oposisi, Jurnalis Pendukung Assad Diusir dari Gedung PBB

18 Mei 2017

Hina Oposisi, Jurnalis Pendukung Assad Diusir dari Gedung PBB

Delegasi oposisi di PBB mengajukan komplain atas sikap jurnalis Hajli termasuk perilakunya yang dianggap melanggar kode etik jurnalistik.

Baca Selengkapnya