Merayakan Obama di Yekaterinburg  

Reporter

Kamis, 8 November 2012 08:13 WIB

Replika Presiden Amerika Serikat, Barack Hussein Obama dan Mitt Romney dalam acara pengumuman pemilihan umum Amerika Serikat di Hotel Kempinski, Jakarta, Rabu (7/11). TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Yekaterinburg - Udara dingin dan hujan salju ringan menemani aktivitas warga Yekaterinburg, Rusia, Rabu pagi, 7 November 2012. Namun suasana hangat terpancar dari sebuah kafe yang sudah dipenuhi pengunjung di pusat kota. Tak seperti biasanya, berbagai atribut Amerika Serikat menghiasi kafe. Bendera-bendera Amerika Serikat berukuran kecil menghiasi meja makan.

Kipas kertas, pamflet, stiker, pin, dan map bertuliskan "Election 2012" bertebaran di meja. Hidangan sandwich, brownies, kentang goreng lengkap dengan sausnya, teh, kopi, dan tentu saja minuman bersoda dalam gelas-gelas kertas berwarna merah dan putih disajikan tanpa henti. Alunan lagu-lagu instrumental dari grup musik Angkatan Laut Amerika Serikat menemani para pengunjung. Inilah cara warga Amerika merayakan pemilu mereka.

Tak hanya suasana kafe yang diubah ala Amerika. Para pengunjung pun diberi kesempatan merasakan suasana pemilu dengan memilih kandidat presiden melalui kertas suara yang dibagikan. Pengunjung bisa mencontreng nama pasangan calon presiden dan wakil presiden Barrack Obama-Joe Biden dari Partai Demokrat atau Mitt Romney-Paul Ryan yang jadi jagoan Partai Republik.

Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Yekaterinburg, yang menjadi penyelenggara acara, juga memasang kotak setinggi satu meter berlapis kertas merah-biru. Kotak ini dijadikan tempat pengumpulan suara di dekat pintu masuk. Tak perlu khawatir, acara mencontreng ini hanya permainan dan tidak akan masuk dalam penghitungan resmi.

Meski mengadakan acara khusus menyambut pemilu, kafe itu bukanlah tempat pemilihan suara. “Tentu saja ini bukan tempat pemilihan resmi. Kami hanya menyelenggarakan perayaan kecil-kecilan menyambut pemilu di negara kami. Lagi pula warga Amerika Serikat yang ada di kota ini sudah memberikan hak pilihnya,” kata Konsul Jenderal Amerika Serikat Michael Reinert kepada Tempo.

Reinert mengatakan, ada sekitar 30 warga negara Amerika Serikat yang tinggal di Yekaterinburg. Mereka sudah memilih dengan menggunakan kertas suara yang dikirim melalui pos. “Kami tidak menggunakan fasilitas Internet atau e-mail karena dengan jalur pos ini memperkecil peluang terjadinya penipuan.”

Pemilu Amerika Serikat memang selalu mampu menarik perhatian warga dunia, termasuk ratusan orang yang datang memenuhi kafe yang sudah disulap bak kantor tim sukses kandidat presiden itu. Seminggu sebelumnya, Konsulat Jenderal menerbitkan undangan khusus bagi para pelajar dari beberapa universitas di Yekaterinburg untuk ikut meramaikan perayaan pemilu itu. Ratusan pelajar dan pengajar Rusia bercampur baur dengan warga negara Amerika Serikat di kafe itu dan membuat suasana lebih meriah.

Suasana kafe yang semarak jadi semakin riuh saat pengunjung kafe ikut bertepuk tangan menyambut siaran langsung di layar lebar yang menayangkan kemenangan Obama. “Untuk sementara, kita bisa lihat siapa yang menang. Obama bisa dikatakan akan kembali memimpin. Tapi, bagaimanapun, tetap harus menunggu pengumuman resmi dari hasil akhir penghitungan suara,” kata Reinert.

Kunci keberhasilan Obama adalah keberhasilan meraih kemenangan di negara bagian Ohio. Ohio adalah satu battleground utama bagi Republik dan Demokrat selain Virginia, Wisconsin, New Hampshire, Iowa, dan Colorado. Mendapatkan kemenangan di wilayah ini berarti memperbesar peluang untuk menang pemilu.

Posisi Obama sebelumnya sudah kuat setelah ia meraih kemenangan dengan mudah di kantong-kantong suara Demokrat, seperti California, New York, bahkan Michigan, yang merupakan tempat kelahiran Romney.

Kemeriahan di kafe siang itu seperti pesta kemenangan bagi pendukung Obama. Warga Amerika Serikat bersama warga negara lainnya larut dalam euforia kemenangan Obama. Prediksi kemenangan Obama dalam pemilu kali ini sebelumnya juga sudah menjadi percakapan umum, termasuk di antara para pelajar.

“Di sini situasi bisa makin sulit jika Romney yang menang. Dia pernah menyatakan Rusia adalah musuh nomor satu bagi Amerika. Itu sama saja membuka permusuhan dan itu buruk bagi perdamaian dunia. Tak perlu memberikan dukungan baginya,” ujar Muhammad Reza, mahasiswa Indonesia yang sudah dua tahun tinggal di Yekaterinburg.

Banjir dukungan termasuk dari para pengunjung kafe yang mayoritas warga Rusia terhadap Obama bisa jadi karena hubungan antara Amerika Serikat dan Rusia selama ini terbilang cukup baik, meski sempat diwarnai ketegangan diplomatik terkait konflik di Suriah.

“Khusus untuk hubungan Amerika dan Rusia, masih terlalu awal untuk memberikan gambaran saat ini,” ujar Reinert. “Tapi, pada dasarnya, kami punya hubungan cukup baik dan berharap itu bisa dikembangkan.”

GABRIEL TITIYOGA (YEKATERINBURG)

Berita lain:
Pidato Kemenangan Obama Menggetarkan

Akui Kekalahan, Romney Ucapkan Selamat pada Obama

Obama Diminta Tidak Panaskan Konflik di Asia Timur

Kicau Kemenangan Obama Terpopuler Sepanjang Masa

Menang di Pilpres AS, Obama: "Four More Years"

Berita terkait

Elon Musk Siapkan Format Baru untuk Konten Artikel X Menjelang Pemilu Amerika

12 Februari 2024

Elon Musk Siapkan Format Baru untuk Konten Artikel X Menjelang Pemilu Amerika

Konten Artikel X dari Elon Musk sangat mirip dengan 'Instant Article' di Facebook yang telah dipensiunkan pada 2022 lalu.

Baca Selengkapnya

Capres AS Ron DeSantis Didukung Elon Musk yang Kecewa pada Joe Biden

26 Mei 2023

Capres AS Ron DeSantis Didukung Elon Musk yang Kecewa pada Joe Biden

Elon Musk sempat akui mendukung Ron DeSantis dalam Pilpres AS 2024 karena kecewa dengan Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Kanserlir Jerman Dukung Joe Biden di Pemilu Amerika

23 Mei 2023

Kanserlir Jerman Dukung Joe Biden di Pemilu Amerika

Kanserlir Jerman Olaf Scholz mengutarakan dukungan pada Presiden Amerika Serikat Joe Biden yang akan kembali mencalonkan diri dalam pemilu Amerika

Baca Selengkapnya

Tuduh Pemilu Curang, Fox News Bayar Kompensasi Rp12 Triliun untuk Perusahaan Mesin Penghitung Suara

19 April 2023

Tuduh Pemilu Curang, Fox News Bayar Kompensasi Rp12 Triliun untuk Perusahaan Mesin Penghitung Suara

Fox Corp dan Fox News menyelesaikan gugatan pencemaran nama baik oleh Dominion Voting Systems sebesar $787,5 juta atau setara hampir Rp12 triliun

Baca Selengkapnya

Yevgeny Prigozhin Mengakui Mahasiswa Zambia Berperang untuk Grup Wagner di Ukraina

30 November 2022

Yevgeny Prigozhin Mengakui Mahasiswa Zambia Berperang untuk Grup Wagner di Ukraina

Yevgeny Prigozhin dan perwakilan Wagner telah mengunjungi penjara Rusia menawarkan amnesti sebagai imbalan berperang untuk Rusia di Ukraina.

Baca Selengkapnya

Kecewa pada Biden, Elon Musk Dukung Ron DeSantis di Pemilu Amerika 2024

27 November 2022

Kecewa pada Biden, Elon Musk Dukung Ron DeSantis di Pemilu Amerika 2024

Elon Musk mengakui akan mendukung Ron DeSantis pada pemilu Amerika Serikat 2024 karena kecewa pada pemerintahan Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Elon Musk Anjurkan Warga AS Pilih Partai Republik, Ini Alasannya

8 November 2022

Elon Musk Anjurkan Warga AS Pilih Partai Republik, Ini Alasannya

Pemilik baru Twitter, Elon Musk, mendesak warga AS memilih calon anggota Kongres dari Partai Republik untuk mengimbangi pemerintahan Joe Biden

Baca Selengkapnya

Bos Tentara Bayaran Rusia, Yevgeny Prigozhin, Mengaku Mencampuri Pemilu Amerika

7 November 2022

Bos Tentara Bayaran Rusia, Yevgeny Prigozhin, Mengaku Mencampuri Pemilu Amerika

Pengusaha Rusia Yevgeny Prigozhin menyatakan akan terus ikut campur dalam Pemilu Amerika.

Baca Selengkapnya

Ini Bagian di Twitter yang Terdampak Kebijakan Pemangkasan Elon Musk

5 November 2022

Ini Bagian di Twitter yang Terdampak Kebijakan Pemangkasan Elon Musk

Beberapa eksekutif menyusul CEO Parag Agrawal yang sudah langsung dipecat Elon Musk saat dirinya memastikan menjadi pemilik Twitter pekan lalu.

Baca Selengkapnya

Apa Dampak Pemilu Amerika ke Indonesia

3 November 2020

Apa Dampak Pemilu Amerika ke Indonesia

Apakah itu Joe Biden atau Donald Trump yang akan memenangkan pemilu Amerika, sama-sama menguntungkan Indonesia selama situasi domestik mendukung.

Baca Selengkapnya