Siapakah Malala Yousafzai?  

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Rabu, 17 Oktober 2012 20:13 WIB

Malala Yousufzai, seorang siswi asal Pakistan yang ditembak oleh Taliban pada 9 Oktober 2012 karena berbicara menentang militan dan mengkampanyekan pendidikan bagi anak perempuan, di Lembah Swat, Pakistan, dalam foto tanpa tanggal. REUTERS/Stringer

TEMPO.CO, Islamabad - Kabar tentang tertembaknya seorang gadis berumur 14 tahun asal Pakistan pada 9 Oktober 2012, Malala Yousafzai, telah membuat kehebohan di berbagai penjuru dunia. Namun siapakah sebenarnya gadis ini?

Gadis yang lahir pada 12 Juli 1997 ini adalah seorang siswa yang berasal dari Kota Mingora, Kabupaten Swat, Provinsi Khyber-Pakhtunkhwa, Pakistan. Ia merupakan seorang aktivis muda yang ingin memperjuangkan dan memajukan hak wanita dalam bidang pendidikan.

Malala tinggal dan bersekolah di lingkungan yang dikuasai oleh Taliban, sebuah grup militan yang ingin menerapkan hukum syariah di Pakistan. Taliban, yang dideskripsikan sebagai salah satu grup militan paling berbahaya di Pakistan, melarang perempuan bersekolah. Mereka bahkan memaksa agar sekolah-sekolah perempuan ditutup. Jika tidak, mereka akan menghancurkan sekolah-sekolah tersebut. Hal ini menarik Malala untuk memperjuangkan hak pendidikan para perempuan.

Ziauddin Yousafzai, ayah Malala, memiliki sebuah sekolah privat untuk perempuan berumur 14 tahun. Namun, pada 2009, Taliban membuat sebuah keputusan yang menyatakan bahwa perempuan harus berhenti sekolah. Ziauddin terpaksa membawa dirinya dan keluarganya bermalam di tempat yang berbeda-beda setiap hari agar ia bisa melindungi keluarganya dari serangan Taliban. Ziauddin juga dikenal sebagai aktivis Pakistan.

Pada awal 2009, Abdul Hai Kakkar, seorang wartawan BBC Urdu, bertanya kepada Ziauddin apakah ada muridnya yang ingin menulis tentang kehidupan di bawah perintah Taliban. Aisha, seorang muridnya, dipilih oleh Ziauddin dan sempat menulis beberapa kali.

Sayangnya, tak lama kemudian, orang tua Aisha melarangnya menulis lagi. Ini membuat Malala terpilih untuk menjadi pengganti Aisha, walau saat itu ia baru berumur 11 tahun.

Tulisan-tulisan Malala, yang dimulai pada 3 Januari 2009, menarik perhatian dari seluruh penjuru dunia. Ia menulis dengan tangan sendiri tentang apa yang terjadi di sekitarnya.

Dalam setiap tulisannya, ia menceritakan lingkungan hidupnya yang berada di tengah perang, tapi tetap mengharapkan datangnya kedamaian suatu saat nanti. Malala juga meyakini Taliban tak akan bisa menghentikan setiap perempuan untuk mengenyam pendidikan.

Untuk menjaga keamanan Malala, dalam setiap tulisannya dicantumkan nama “Gul Makai” yang berarti bunga jagung dalam bahasa Urdu. Pada 12 Maret 2009, Malala berhenti menulis dan tak lama kemudian Malala dan ayahnya ditawari Adam B. Ellick, wartawan New York Times, untuk membuat sebuah film dokumenter.

Pada 25 Oktober 2011, Malala diberi nominasi dalam penghargaan “International Children’s Peace Prize” oleh Desmond Tutu, seorang aktivis asal Afrika Selatan. Dua bulan kemudian, pada 19 Desember 2011, gadis ini diberi penghargaan “Pakistan’s National Youth Peace Prize” oleh Perdana Menteri Yousaf Raza Gilani.

Perjuangan Malala Yousafzai telah membuka mata banyak orang akan berharganya hak wanita. Ia merupakan seorang gadis yang membuka jalur untuk harapan yang lebih baik.

KHAIRENA ZHAFRAN DARY | BBC

Berita terpopuler lainnya:
Akui Divasektomi, Limbad Siap Tes DNA

Berbikini, Novi Amilia Suka Lari-lari di Apartemen

Novel Diincar Kepolisian Lewat Yuri?

Novi Amilia Sering Mabuk dan Pulang Pagi

Begini Desain Esemka untuk Mobil Dinas Jokowi


Berita terkait

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

1 hari lalu

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

Retno Marsudi menilai situasi Timur Tengah telah mendesak Indonesia untuk mempersiapkan diri jika situasi semakin memburuk, termasuk pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Hadapi Boikot karena Gaza, McDonald's Gagal Capai Target Laba Kuartal

3 hari lalu

Hadapi Boikot karena Gaza, McDonald's Gagal Capai Target Laba Kuartal

McDonald's Corporation gagal mencapai perkiraan laba kuartalannya untuk pertama kalinya dalam dua tahun karena boikot Gaza

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

5 hari lalu

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

Menteri Keuangan Sri Mulyani menemui Wakil Presiden Maruf Amin untuk melaporkan hasil pertemuan IMF-World Bank Spring Meeting dan G20 yang saya hadiri di Washington DC. pekan lalu. Dalam pertemuan itu, Sri Mulyani pun membahas mitigasi dampak geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

6 hari lalu

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

7 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

8 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Harga Emas Turun, Analis: Kekhawatiran terhadap Konflik Timur Tengah Mereda

10 hari lalu

Harga Emas Turun, Analis: Kekhawatiran terhadap Konflik Timur Tengah Mereda

Analisis Deu Calion Futures (DCFX) menyebut harga emas turun karena kekhawatiran terhadap konflik di Timur Tengah mereda.

Baca Selengkapnya

Ekonom: Rupiah Hadapi Tekanan, BI Sebaiknya Tak Naikkan Suku Bunga Acuan

11 hari lalu

Ekonom: Rupiah Hadapi Tekanan, BI Sebaiknya Tak Naikkan Suku Bunga Acuan

Rupiah saat ini sedang menghadapi tekanan mata uang yang sangat besar dan lonjakan arus keluar modal.

Baca Selengkapnya

Konflik Israel-Iran, Pertamina Klaim Tidak Ada Gangguan Stok BBM

11 hari lalu

Konflik Israel-Iran, Pertamina Klaim Tidak Ada Gangguan Stok BBM

PT Pertamina Patra Niaga memastikan stok bahan bakar minyak (BBM) Indonesia tidak terganggu meski ada konflik di Israel dan Iran.

Baca Selengkapnya

Ekonom BCA: Pelemahan Kurs Rupiah Dipengaruhi Konflik Geopolitik Timur Tengah, Bukan Sidang MK

12 hari lalu

Ekonom BCA: Pelemahan Kurs Rupiah Dipengaruhi Konflik Geopolitik Timur Tengah, Bukan Sidang MK

Kepala Ekonom BCA David Sumual merespons pelemahan rupiah. Ia menilai depresiasi rupiah karena ketegangan konflik geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya