Perjuangan Malala Yousafzai Melawan Luka Tembak  

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Rabu, 17 Oktober 2012 15:21 WIB

Staf rumah sakit mengawal Malala Yousufzai, seorang pelajar berusia 14 tahun yang terluka karena tembakan, di Rumah Sakit Saidu Sharif di Lembah Swat, Pakistan, Selasa (9/10). REUTERS/Mohammad Muzamil

TEMPO.CO, Islamabad - Malala Yousafzai, seorang aktivis muda berumur 14 tahun yang memperjuangkan hak wanita dalam bidang berpendidikan, pada 9 Oktober 2012 lalu diserang oleg grup militan Pakistan, Taliban.

Gadis yang berasal dari Kota Mingora, Kabupaten Swat, Provinsi Khyber Pakhtunkhwa, Pakistan ini ditembak ketika ia sedang dalam perjalanan pulang dengan sebuah bus setelah ujian di Pakistan’s Swat Valley.

Seorang pria, yang merupakan penembak Taliban, membawa senjata serta memakai topeng, menaiki bus yang sedang digunakan oleh Malala.

Ia berteriak, “Mana dari kalian yang bernama Malala? Bicaralah atau kalian semua akan saya tembak!” Penembak tersebut berhasil mengidentifikasi Malala dan tanpa ragu ia langsung menembaknya dua kali. Satu kali di kepalanya dan satu kali lagi di lehernya. Kainat Riaz dan Shazia Ramzan merupakan dua perempuan yang ikut mengalami luka-luka akibat penembakan tersebut.

Setelah penembakan, Malala langsung dilarikan ke sebuah rumah sakit militer di Peshawar yang lokasinya tetap di Provinsi Khyber Pakhtunkhwa, Pakistan. Gadis ini sempat tidak sadarkan diri dan berada dalam kondisi kritis beberapa hari setelah penembakan itu terjadi.

Peluru dari senjata yang digunakan penembak Taliban itu masuk ke kepalanya dan merusak bagian kiri otaknya. Setelah proses operasi yang berlangsung selama tiga jam, peluru yang tersangkut di bagian bahu dekat tulang sumsumnya berhasil dikeluarkan.

Berdasarkan laporan dari BBC News pada 16 Oktober 2012, seminggu setelah penembakan oleh pria dari Taliban itu, Malala dibawa ke Inggris dari Pakistan dengan ambulans udara United Arab Emirates. Malala saat ini sedang dirawat di Rumah Sakit Queen Elizabeth yang terletak di Birmingham, Inggris.

“Saya sangat berharap Malala dapat pulih sepenuhnya, kemudian kembali menginspirasi para generasi baru untuk para perempuan muslim demi persamaan, baik di Inggris atau Pakistan,” ujar direktur dan co-founder Inspire, Sara Khan.

KHAIRENA ZAHFRAN DARY

Berita terpopuler lainnya:
Omongan Biden, #Malarkey, Jadi Trending Topic

Penggusuran di Cina Undang Keprihatinan

Gempa Arafura Terasa Hingga Darwin

Debat Cawapres AS, Ryan Sindir Diamnya Biden

Turki Akhirnya Lepaskan Pesawat Sipil Suriah

Berita terkait

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

16 jam lalu

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

1 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

2 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Harga Emas Turun, Analis: Kekhawatiran terhadap Konflik Timur Tengah Mereda

4 hari lalu

Harga Emas Turun, Analis: Kekhawatiran terhadap Konflik Timur Tengah Mereda

Analisis Deu Calion Futures (DCFX) menyebut harga emas turun karena kekhawatiran terhadap konflik di Timur Tengah mereda.

Baca Selengkapnya

Ekonom: Rupiah Hadapi Tekanan, BI Sebaiknya Tak Naikkan Suku Bunga Acuan

5 hari lalu

Ekonom: Rupiah Hadapi Tekanan, BI Sebaiknya Tak Naikkan Suku Bunga Acuan

Rupiah saat ini sedang menghadapi tekanan mata uang yang sangat besar dan lonjakan arus keluar modal.

Baca Selengkapnya

Konflik Israel-Iran, Pertamina Klaim Tidak Ada Gangguan Stok BBM

5 hari lalu

Konflik Israel-Iran, Pertamina Klaim Tidak Ada Gangguan Stok BBM

PT Pertamina Patra Niaga memastikan stok bahan bakar minyak (BBM) Indonesia tidak terganggu meski ada konflik di Israel dan Iran.

Baca Selengkapnya

Ekonom BCA: Pelemahan Kurs Rupiah Dipengaruhi Konflik Geopolitik Timur Tengah, Bukan Sidang MK

6 hari lalu

Ekonom BCA: Pelemahan Kurs Rupiah Dipengaruhi Konflik Geopolitik Timur Tengah, Bukan Sidang MK

Kepala Ekonom BCA David Sumual merespons pelemahan rupiah. Ia menilai depresiasi rupiah karena ketegangan konflik geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Paus Fransiskus Khawatirkan Timur Tengah, Serukan Dialog dan Diplomasi

6 hari lalu

Paus Fransiskus Khawatirkan Timur Tengah, Serukan Dialog dan Diplomasi

Paus Fransiskus pada Ahad mengemukakan kekhawatiran mengenai situasi di Timur Tengah serta menyerukan untuk terus dilakukan dialog dan diplomasi.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

6 hari lalu

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya

11 Fakta Unik Isfahan Iran, Kota Terbaik di Timur Tengah yang Dijuluki "Separuh Dunia"

6 hari lalu

11 Fakta Unik Isfahan Iran, Kota Terbaik di Timur Tengah yang Dijuluki "Separuh Dunia"

Isfahan merupakan salah satu tujuan wisata utama dan salah satu kota bersejarah terbesar di Iran.

Baca Selengkapnya