Obama Ingatkan Presiden Mesir Lindungi Kedutaan AS  

Reporter

Editor

Grace gandhi

Sabtu, 15 September 2012 15:14 WIB

Presiden Amerika Serikat Barack Obama. REUTERS/Jason Reed

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengingatkan Presiden Mesir Mohammad Morsi agar pemerintahnya lebih tegas terhadap demonstran anti-Amerika dan melindungi para diplomatnya di negara tersebut. Jika tidak, hubungan baik yang baru saja dibangun kembali antara Mesir-Amerika Serikat terancam goyah.

Pembicaraan melalui telepon larut malam, Rabu lalu, itu berlangsung selama 20 menit. Awalnya, Obama memang meminta stafnya mengatur jadwal untuk menghubungi Morsi. Kebetulan Morsi menelepon lebih dulu untuk menyatakan belasungkawa atas meninggalnya Duta Besar Amerika Serikat di Libya, Chris Stevens.

Seruan Obama ini menjadi dilema bagi Morsi. Sebagai presiden baru Mesir, ini menjadi tes awal baginya untuk berusaha menyeimbangkan tekanan politik dalam negeri dan komitmen internasional dengan pihak luar. "Kami mendapat tekanan dari kedua belah pihak," kata juru bicara Partai Ikhwanul Muslimin, Gehad el-Haddad.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Rodham Clinton juga menyerukan hal serupa saat berpidato di acara penerimaan jenazah duta besar Chris Stevens dan tiga staf kedutaan yang tewas akibat serangan roket ke konsulat Amerika Serikat di Kota Benghazi, Jumat, 14 September 2012.

Ia bahkan mengingatkan negara Islam yang berada di Timur Tengah, khususnya Mesir, Libya, Yaman, dan Tunisia, untuk memenuhi kewajibannya melindungi kantor Kedutaan Amerika Serikat.

"Orang yang berakal sehat dan pemimpin yang bertanggung jawab harus melakukan apa pun untuk memulihkan keamanan dan meminta pertanggungjawaban mereka yang melakukan tindak kekerasan," ujar dia.

Sejumlah demonstrasi meluas di berbagai negara Islam, termasuk Mesir, buntut dari munculnya film yang menghina Nabi Muhammad di situs media sosial YouTube. Di Mesir, sejumlah demonstran melakukan demonstrasi di dekat kantor Kedutaan Besar Amerika Serikat dan bentrok pun tak terelakkan antara polisi dan demonstran, yang menyebabkan ratusan orang luka-luka.

NYTIMES | MUNAWWAROH

Terpopuler:

Google Tak Akan Hapus Film Anti-Islam di Youtube

Dilema YouTube Atas Film Anti-Islam

Soekarno Jadi Inspirasi Pemuda Palestina

Duka Mendalam Presiden Obama dan Hillary Clinton

Taliban Serbu Lokasi Pangeran Harry Bertugas

Cerita Bashaer Bisa Jadi Wali Kota Termuda Dunia

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya